Perundingan RCEP Terganjal India, Begini Sikap Presiden Jokowi

Hanya India yang belum sepakat

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo berharap perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat ditandatangani pada 2020. Jokowi menyambut baik Joint Leaders Statement on RCEP yang dihasilkan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 RCEP di Bangkok, 4 November 2019.

"Kami sudah bekerja, bernegosiasi guna mencapai titik temu selama 7 tahun,” kata Jokowi dikutip dari laman setneg.go.id, Selasa (5/11).

1. India belum mencapai kata sepakat

Perundingan RCEP Terganjal India, Begini Sikap Presiden JokowiBiro Pers Kepresidenan

Dalam beberapa hari terakhir ini, kata Jokowi, para perunding terus mencoba titik temu.

"Mendekati pukul 12 tadi malam, teks Joint Statement telah berhasil disepakati,” lanjutnya.

Namun, perdagangan bebas 16 negara dalam RCEP itu masih terganjal India. Sebab, India belum mencapai kata sepakat.

"RCEP penting bagi ASEAN. Saya yakin RCEP juga penting bagi India dan merupakan salah satu manifestasi 'Act East Policy' India," kata Jokowi.

Baca Juga: Diminta Jokowi Bikin Aplikasi, Nadiem Minta Waktu 100 Hari

2. Jokowi yakin RCEP membawa kerja sama yang saling menguntungkan

Perundingan RCEP Terganjal India, Begini Sikap Presiden JokowiBiro Pers Kepresidenan

Presiden memahami bahwa tidak mudah melakukan negosiasi di antara 16 negara. Meski demikian, semua negara memiliki keinginan yang sama agar RCEP dapat segera diselesaikan dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

"Semua negara ingin memastikan bahwa RCEP akan membawa manfaat bagi rakyat kita," ujarnya.

"Saya yakin RCEP akan membawa kerja sama yang saling menguntungkan bagi kita semua. RCEP harus kita pastikan menjadi suatu win-win cooperation. Oleh karena itu, saya berharap India masih tetap akan bersama dengan kita di dalam RCEP demi keuntungan kita bersama," lanjut Jokowi.

Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Staf Khusus Presiden Fadjroel Rahman, dan Duta Besar Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi.

3. RCEP akan jadi perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia

Perundingan RCEP Terganjal India, Begini Sikap Presiden JokowiBiro Pers Kepresidenan

Diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo menyatakan RCEP akan menjadi salah satu Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia.

"RCEP akan menjadi mega FTA terbesar di dunia, mengingat tiga negara besar yaitu China, India, dan Indonesia tergabung di dalamnya," ungkapnya.

Iman menjelaskan, Indonesia merupakan pencetus RCEP saat menjadi ketua ASEAN pada 2011. RCEP melibatkan 16 negara yang terdiri atas sepuluh negara Asean serta enam negara lain seperti Australia, Selandia Baru, Tiongkok, Jepang, India, dan Korea Selatan.

Baca Juga: Jokowi Beberkan Alasannya Pilih Nadiem Makariem Jadi Mendikbud

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya