Potensi Ekonomi Halal di Indonesia Capai Ribuan Triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengungkapkan potensi ekonomi halal di Indonesia mencapai Rp3.000 triliun per tahun. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
"Tetapi potensi tersebut secara ekonomi masih dinikmati oleh negara lain, sedangkan kita menjadi konsumen. Oleh karena itu, perbankan syariah bersama stakeholder lain harus berperan aktif menangkap peluang agar kita tidak hanya sebagai konsumen, namun juga menjadi produsen di negeri sendiri," ungkap Firman dalam konferensi pers virtual, Selasa (29/9/2020).
1. Masyarakat mulai peduli terhadap halal lifestyle
Baca Juga: Pandemik COVID-19 Dinilai Jadi Potensi Besar bagi Industri Halal
Firman mengatakan, ada tiga beberapa hal yang dapat menjadi faktor penggerak pertumbuhan perbankan syariah di era normal baru. Di antaranya adalah meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap halal lifestyle.
"Itu ditunjukkan melalui komunitas hijrah, halal food, halal cosmetic, halal fashion sampai halal education," jelasnya.
2. Indonesia ditargetkan menjadi pusat keuangan syariah dunia
Editor’s picks
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga membentuk Komite Nasional Ekonomi Syariah. Hal itu bertujuan untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia. Komitmen pemerintah juga ditunjukkan dengan pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji.
"Lalu ada pembentukan ekosistem halal, pembentukan kawasan industri halal, itu untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produk halal. Regulasi halal juga dapat menjamin hak-hak muslim dalam mendapatkan makanan yang halal," kata Firman.
3. Teknologi digital juga berkembang pesat
Faktor lainnya, lanjut Firman, adanya perkembangan teknologi digital. Hal itu ditunjukkan dengan munculnya media sosial dan influencer, konten dakwah, fintech payment, tren belanja e-commerce, transaksi cashless, hingga tren open banking yang memungkinkan sistem bank untuk terkoneksi langsung dengan nasabah.
"Tentunya ini menjadi peluang yang harus dioptimalkan oleh pelaku industri perbankan syariah. Perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholders, utamanya melalui peningkatan literasi keuangan yang saat ini masih di bawah 10 persen," katanya.
Baca Juga: Jual Beli Produk Halal Pakai Instrumen Konvensional, Masih Halal Kah?