Profil Arief Budiman, dari Pertamina hingga LPI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memperkenalkan Keanggotaan Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Pengenalan anggota Dewan Pengawas dan Dewan Direksi LPI itu dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021).
Nama-nama Dewan Direksi LPI adalah Ridha DM Wirakusumah (Dirut PT Bank Permata Tbk/BNLI) sebagai CEO, Arief Budiman sebagai Wakil Ketua Dewan Direktur/Direktur Investasi, Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai Direktur Investasi, Marita Alisjahbana sebagai Direktur Risiko, dan Eddy Porwanto sebagai Direktur Keuangan.
Berikut profil Arif Budiman:
1. Arief Budiman lulusan ITB dan University of Pennsylvania
Baca Juga: Dilantik Jokowi, Ini Nama-nama Direksi LPI
Arief lahir tahun 1974. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (1996) dan memperoleh gelar Master of Business Administration (Honors) dari the Wharton School, University of Pennsylvania.
Arief Budiman memiliki pengalaman 25 tahun di berbagai perusahaan internasional dan domestik. Perjalanan karirnya dimulai sejak tahun 1997 di konsultan Booz Allen & Hamilton, Asia, Merryl Lynch (Summer Associate, Investment Banking) (2001), Booz Allen & Hamilton, USA (Associate) (2003-2004) dan PT McKinsey Indonesia (jabatan terakhir, President Director) (2004 – 2014).
2. Dipercaya urus keuangan Pertamina
Editor’s picks
Tahun 2015, Arief dipercaya sebagai Komisaris PT Pertamina EP Cepu. Kemudian, ia menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero). Penunjukannya sebagai direktur keuangan BUMN pelat merah itu sempat membuat pelaku industri tambang terhenyak, sebab ia dinilai bukan orang dalam.
Namun dikutip dari SWA, Arief tidak menggubris keraguan pelaku tambang. Ia memilih bersikap profesional. Ia fokus membuat konsep, menghitung dampak positif dan negatif, termasuk dampak sosial dan publik dalam setiap pelaksanaan aksi korporasi.
Selain itu ia juga giat diskusi yang intensif dengan jajaran direksi dan kemudian para pemegang saham, termasuk stakeholder terkait seperti Kementerian BUMN dan Kepolisian RI. Di internal perseroan, ia melakukan efisiensi.
3. Merancang Pertamina 'Pasti Pas' saat masih jadi konsultan
Saat masih berkarir di McKinsey, salah satu kliennya adalah Pertamina. Tidak banyak yang tahu kalau Arief salah satu yang ikut merancang 'Pasti Pas' di jaringan SPBU Pertamina pada 2006.
Dari sini, masyarakat akhirnya mengetahui kalau jaringan SPBU milik Pertamina sudah jauh lebih baik.
'Lulus' dari Pertamina, pada 13 September 2018, Arief diangkat sebagai Dirut PT Danareksa (Persero) menggantikan posisi Heru D Adhiningrat. Soal pergantian ini tertuang dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa dengan Nomor SK – 241/MBU/09/2018. Isinya tentang pemberhentian dan pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa tertanggal 13 September 2018.
Namun Oktober 2020 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengubah jajaran direksi Danareksa, dan mengganti posisi Arief dengan Arisudono Soerono.
Baca Juga: Jokowi: Pembentukan LPI Diperintah Langsung UU Cipta Kerja