Revolusi Industri, Jusuf Kalla Minta Perbaikan Mutu Pendidikan Vokasi

Industri Krakatau Steel disebut kalah saing dengan Tiongkok

Jakarta, IDN Times - Sumber daya manusia (SDM) perlu ditingkatkan untuk menjawab kebutuhan industri. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan vokasi. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, 5 tahun lalu program pemerintah lebih banyak menjangkau infrastruktur, namun tahun depan akan menyentuh SDM.

"Vokasi harus menjawab itu. Industri juga harus melatih. Berikan pendidikan sesuai industri. Pendidikan ada dua macam, liberal dan iliberal yang utamakan skill. Inovasi di negara liberal seprti Amerika menang di inovasi, kalau Asia di skill. Maka pendidikan mutlak diperbaiki untuk menjalankan teknologi itu," kata JK di Jakarta, Kamis (11/7).

Baca Juga: Memasuki Industri 4.0, Pendidikan dan Skill Harus Seimbang 

1. Industri Krakatau Steel kalah saing dengan Tiongkok

Revolusi Industri, Jusuf Kalla Minta Perbaikan Mutu Pendidikan VokasiIDN Times/Indiana Malia

JK menjelaskan, saat ini bangsa tengah dihadapkan pada revolusi industri. Dia mencontohkan industri Krakatau Steel yang kalah saing dengan Tiongkok.

"Yang Tiongkok bangun jembatan cuma Suramadu saja, yang lain Indonesia. Tetapi kenapa baja murah? Karena bayangkan Indonesia bikin baja harganya 600 dolar per tahun, tapi Tiongkok bikin 400. Kalau bikin 500, dia untung 100, kita rugi 100. Jadi makin banyak, karena Krakatau Steel teknologi lama, kalah dengan teknologi baru yang simpel," ungkapnya.

2. Pabrik semen lokal juga kalah saing dengan Tiongkok

Revolusi Industri, Jusuf Kalla Minta Perbaikan Mutu Pendidikan VokasiIDN Times/Indiana Malia

Selain itu, lanjut dia, pabrik semen lokal juga bersaing dengan pabrik semen Tiongkok di Indonesia. Bila harga semen lokal per sak Rp40 ribu, pabrik Tiongkok bisa membuat semen seharga Rp30 ribu.

"Jadi industri pasti tahu itu bahwa semua menurun, baja menurun, kalah dengan teknologi yang simpel," kata JK.

Baca Juga: Pada Era Industri 4.0, Koperasi Indonesia Diyakini Adaptif

3. Perlu efisiensi dan peningkatan mutu SDM

Revolusi Industri, Jusuf Kalla Minta Perbaikan Mutu Pendidikan VokasiDok.IDN Times/Istimewa

Oleh sebab itu, lanjut JK, diperlukan efisiensi dan peningkatan mutu SDM. Dia mencontohkan, pegawai pabrik semen lokal 600 orang, namun pegawai pabrik Tiongkok hanya 70 orang.

"Jadi otomatis ini persoalannya kita. Inilah namanya revolusi industri. Ini revolusi efisiensi. Yang mana kita pilih, rakyat yang mau murah atau industri yang tidak efisien? Pilihannya sulit memang. Pemerintah ingin industri kita efisien juga," kata JK.

Baca Juga: Industri 4.0, Tantangan Jaman yang Bisa Diselesaikan Lewat Kolaborasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya