Rupiah 30 September Ditutup Menguat di Level 14.880
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat tipis 15 poin di level 14.880 dari penutupan sebelumnya di level 14.895. Dalam perdagangan besok pagi, mata garuda diprediksi fluktuatif.
"Namun, kemungkinan ditutup menguat terbatas sebesar 5-25 poin di level 14.850-14.930," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Rabu (30/9/2020).
1. Pemerintah optimistis vaksin tersedia akhir tahun
Menurut Ibrahim, pemerintah optimistis vaksin corona akan tersedia di akhir tahun dan segera didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di 34 provinsi dan masyarakat. Informasi tersebut membuat masyarakat yakin pandemik virus corona segera berakhir. Dengan demikian, masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
"Keinginan pemerintah bahwa perkantoran, mal, hotel, restoran dan kafe serta usaha yang lainnya kembali dibuka akan memacu masyarakat untuk berbelanja. Konsumsi masyarakat akan kembali berjalan. Seiring dengan berjalannya roda ekonomi pasti akan dibarengi dengan meningkatnya dana asing kembali masuk (Investasi), itu bisa dilihat dari Infrastruktur kembali dikerjakan," ujarnya.
Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4 Persen
2. Investor fokus pada pengesahaan RUU Fiskal AS
Faktor eksternal, kata Ibrahim, investor fokus pada kemajuan Kongres AS menuju pengesahan RUU stimulus fiskal 2,2 triliun dolar AS yang diusulkan oleh Demokrat. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan kesepakatan dengan Trump dapat dimungkinkan pada minggu ini.
Pembicaraan lebih lanjut dijadwalkan dengan Menteri Keuangan Steve Mnuchin di kemudian hari. Namun, beberapa investor tidak optimistis bahwa RUU tersebut akan disahkan oleh Kongres dalam bentuknya saat ini.
3. Ekonomi Tiongkok berangsur pulih
Sementara itu, Indeks manajer pembelian (PMI) Tiongkok untuk bulan September, yang dirilis pada hari sebelumnya, tetap di atas angka 50. Angka tersebut memisahkan pertumbuhan dari kontraksi dan menunjukkan pemulihan lanjutan ekonomi Tiongkok dari dampak COVID-19.
Baca Juga: Bank Indonesia: Perekonomian Domestik dan Global Membaik