Soal 1.000 Kapal Asing di Natuna, Edhy KKP: Cool, Gak Usah Terpancing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta masyarakat tidak mudah terpancing terkait dugaan seribu kapal asing di laut Natuna.
"Kita jangan terpancing, jangan terprovokasi. Kita harus cool sikapi ini. Yang jelas kedaulatan di atas segalanya," kata Edhy di Jakarta, Senin (6/1).
1. Perlu diselidiki jenis kapal yang melintasi laut Natuna
Edhy mengatakan, 1.000 kapal memang tampak banyak. Namun, belum tentu semua kapal asing karena banyak kapal lain yang lewat, misalnya kapal dagang.
"Itu kapalnya harus dilihat sebagai kapal apa dulu, kapal dagang, transportasi, nelayan, kalau kapal nelayan (asing) ada kan sudah kami ambil. Buktinya waktu Vietnam berhasil kami ambil tiga. Kalau ribuan kapal itu kan memang daerah padat, tempat lalu lalang. Nah, sekarang permasalahan itu jenis kapal apa saja?" kata Edhy.
Baca Juga: Detik-Detik KRI TNI AL Usir Coast Guard Tiongkok di Perairan Natuna
2. KKP masih berkoordinasi dengan Kemenkopolhukam
Editor’s picks
Edhy menambahkan, hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenko Polhukam. Namun, ia enggan membuka ke publik terkait hasil koordinasi tersebut.
"Yang jelas kami tetap melakukan pengawasan dengan kemampuan yang kami lakukan, dengan mandat yang kami dapat," katanya.
3. KRI siap melakukan patroli untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di Perairan Natuna
Sebelumnya, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksmana Madya TNI Yudo Margono mengatakan KRI dalam posisi siaga tempur pengamanan laut di Natuna, Kepulauan Riau. Hal ini, kata Yudo, dilakukan sebagai bagian dari upaya menegakan kedaulatan negara.
"Ada dua KRI yang kami kerahkan dan ditambah menjadi tiga menyusul esok. Ini kami lakukan karena ada pelanggaran kedaulatan di Natuna," kata Yudo seperti dikutip dari kantor berita Antara.
TNI AL, kata Yudo mendeteksi ada sekitar 30 kapal penangkap ikan asing yang dikawal oleh tiga kapal pengawas mereka. Kapal tersebut diduga merupakan pasukan penjaga pantai dari Tiongkok. "Dan mereka sengaja menghidupkan AIS. Ini ada apa," tanya Yudo.
Ia pun sudah mengingatkan para prajuritnya agar tidak terpancing ketika bertemu dengan kapal pencari ikan dan penjaga perbatasan Tiongkok. Yudo mendorong agar para prajuritnya menggunakan upaya persuasif lebih dulu untuk mengusir kapal dari Tiongkok keluar dari perairan Natuna.
Baca Juga: Mahfud MD Kirim 120 Nelayan Pantura, Perkuat Laut Natuna