Tahun Ajaran Baru, Sektor Pendidikan Sumbang Inflasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sektor pendidikan turut menyumbang inflasi pada bulan Juli 2019. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan hal itu sudah diprediksi lantaran Juli merupakan momen tahun ajaran baru.
"Bukan hanya di sekolah negeri saja ya, tapi di sekolah swasta juga (terjadi kenaikan harga)," ungkap Suhariyanto di Kantor BPS, Kamis (1/8).
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali
1. Inflasi terjadi di subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
Suhariyanto melanjutkan, terjadi inflasi 0,92 persen pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Terdapat kenaikan indeks dari 126,33 pada Juni 2019 menjadi 127,49 pada Juli 2019.
Menurut Suhariyanto, seluruh subkelompok mengalami inflasi, di antaranya subkelompok pendidikan sebesar 1,16 persen, kursus atau pelatihan sebesar 2,39 persen, perlengkapan atau peralatan pendidikan sebesar 0,66 persen, rekreasi sebesar 0,03 persen, dan olahraga sebesar 0,09 persen.
2. Uang sekolah dan bimbel dominan menyumbang inflasi
Editor’s picks
Suhariyanto mengatakan, naiknya uang sekolah SMA menjadi pendorong terbesar dalam inflasi pendidikan. Hal itu terjadi di 24 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), seperti Balikpapan, Kendari, Tarakan, hingga Palangkaraya.
"Kelompok ini pada Juli 2019 menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan terhadap inflasi yaitu uang sekolah SMA sebesar 0,02 persen, uang sekolah SD, uang sekolah SMP, dan bimbingan belajar masing-masing sebesar 0,01 persen," jelasnya.
3. Inflasi terjadi di hampir semua kelompok pengeluaran
Menurut Suhariyanto, hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi pada Juli 2019. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi inflasi sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,59. Dari 82 kota IHK, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88 persen dengan IHK sebesar 148,33. Sementara, inflasi terendah terjadi di Makassar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 139,39 persen," ungkapnya.
Suhariyanto melanjutkan, deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,55 persen dengan IHK sebesar 158,34. Sementara, deflasi terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 132 42.
Baca Juga: Cabai Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Komoditas Pangan