Tak Lagi Ngetren, 14 Persen Penjual Online Tutup Toko Fisik

Toko online dinilai lebih bisa menjangkau konsumen

Jakarta, IDN Times - Kepemilikan toko fisik pada era digital dinilai tidak lagi relevan. Hal itu terungkap dalam survei startup logistik berbasis teknologi Paxel kepada lebih dari 535 penjual online di Indonesia.

Dari survei tersebut, ditemukan sebanyak 83 persen dari penjual online tidak memiliki toko fisik sebagai tempat berjualan. Sementara, sekitar 14 persen penjual online yang pernah memiliki toko fisik kini telah menutupnya dan beralih sepenuhnya ke toko online.

"Alasan utamanya adalah berjualan online mendatangkan pemasukan lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan perkembangan zaman, dapat menekan biaya overhead, dan merasa berjualan offline lebih menyulitkan," kata COO Paxel, Zaldy Ilham Masita di Jakarta, Rabu (2/10).

1. 66 persen penjual dapat pemasukan lebih tinggi dari toko online

Tak Lagi Ngetren, 14 Persen Penjual Online Tutup Toko FisikIDN Times/Indiana Malia

Zaldy melanjutkan, 66 persen penjual online merasa pendapatan dari berjualan online sudah lebih tinggi daripada ketika dulu berjualan lewat toko fisik. Menurut dia, UKM di Indonesia terus berubah.

"Sekarang kita harus lebih mengerti mereka ketimbang sepuluh tahun lalu. Makanya Paxel Buy & Send Insights ini dibuat untuk mengetahui karakter UKM penjual online saat ini. Apa yang penting dan tidak penting bagi mereka, bagaimana mereka memasarkan dan sampai mengirim barang dagangannya ke konsumen," ungkapnya.

2. UKM lebih suka berjualan online di WhatsApp ketimbang e-commerce

Tak Lagi Ngetren, 14 Persen Penjual Online Tutup Toko FisikIDN Times/Indiana Malia

Selain itu, survei tersebut juga mengungkap bahwa UKM yang berjualan online lebih banyak mengandalkan WhatsApp dibandingkan situs e-commerce atau marketplace. Meski WhatsApp dan Instagram jadi pilihan utama para penjual online, 87 persen dari mereka menggunakan lebih dari satu platform untuk memasarkan barang dagangannya.

Secara berurutan, platform yang paling sering digunakan UKM penjual online pilihan adalah WhatsApp (84 persen), Instagram (81 persen), Shopee (53 persen), Facebook (36 persen), disusul dengan Tokopedia (29 pesen) dan Bukalapak (18 persen).

Baca Juga: Startup Logistik Paxel Tak Keberatan Soal Ganjil-Genap di Jakarta

3. Survei Paxel melibatkan lembaga riset Provetics

Tak Lagi Ngetren, 14 Persen Penjual Online Tutup Toko FisikIDN Times/Indiana Malia

Paxel Buy & Send Insights adalah survei yang diadakan oleh Paxel bekerja sama dengan lembaga riset Provetics. Survei ini melibatkan 535 UKM penjual online di Indonesia, pada rentang waktu 29 Juli sampai 4 Agustus 2019.

Satu dari dua UKM penjual online yang disurvei adalah penjual makanan yang selama ini mengandalkan jasa logistik same day delivery seperti Paxel. Sebanyak 34 persen UKM penjual online Paxel Buy & Send Insights sudah berjualan lebih dari dua tahun (veteran), 33 persen berjualan online selama satu hingga dua tahun (berpengalaman), dan 33 persen sisanya baru berjualan online kurang dari satu tahun (pemula).

4. Pengguna Paxel mencapai lebih dari 518.000

Tak Lagi Ngetren, 14 Persen Penjual Online Tutup Toko FisikDok.IDN Times/Istimewa

Paxel (PT Paxel Algorita Unggul) adalah startup logistik berbasis teknologi pertama asal Indonesia yang mampu menghadirkan layanan same day delivery antarkota dan antarprovinsi dengan ongkos kirim flat. Sampai dengan akhir September 2019, pengguna aplikasi Paxel sudah melebihi 518.000 users dengan jumlah paket same day delivery yang berhasil dikirimkan hampir satu juta paket.

Paxel sudah menjangkau area Jabodetabek, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Surabaya, Malang dan Bali. Proses pengiriman barang Paxel dari hulu ke hilir menggabungkan antara sistem estafet, algoritma, teknologi dan manusia. Menggunakan sistem loker, aplikasi dan website, Paxel diperkuat oleh ribuan happiness hero (kurir) yang siap melayani pelanggan di kota besar Jawa dan Bali.

Baca Juga: Survei Paxel: UKM Lebih Suka Jualan di WhatsApp Ketimbang E-Commerce 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya