Upaya Pemerintah Ekspor Sayuran ke Jepang Disorot, Ada Apa Sih?

Ternyata di Indonesia sendiri sayurannya masih impor guys

Jakarta, IDN Times - Upaya pemerintah dalam mendorong ekspor sayur-sayuran ke Jepang menuai sorotan. Sebab, masih terdapat berbagai buah dan sayur impor seperti dari Tiongkok di pasar dalam negeri.

"Laporan para petani yang saya terima, saat ini sayuran dari Tiongkok seperti brokoli dan sawi telah marak di supermarket-supermarket," kata Anggota Komisi IV DPR RI Akmal Pasluddin dikutip dari ANTARA, Minggu (26/7/2020).

1. Kebutuhan dalam negeri masih mengandalkan negara lain

Upaya Pemerintah Ekspor Sayuran ke Jepang Disorot, Ada Apa Sih?Ilustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Menurut Akmal, seharusnya Indonesia tidak perlu mengimpor lagi dari Tiongkok. Sebab, Indonesia merupakan negara agraris. Apalagi, Kementerian Perdagangan telah mendorong peningkatan ekspor produk hortikultura, khususnya sayur dan buah-buahan Indonesia ke Jepang.

"Dorongan ini memang memiliki alasan kuat karena sudah berdasarkan riset dan observasi di negara tersebut akan potensi permintaan sayur dan buah yang mampu disuplai dari Indonesia," kata dia.

Akmal mengemukakan ironi bahwa Indonesia sangat berpotensi besar memenuhi pasar buah dan sayuran Jepang, tapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mengandalkan negara lain. Dia pun berharap agar keluhan para petani dapat direspons dengan baik dengan memperbaiki tata niaga pangan terutama sayur dan buah di pasaran.

Baca Juga: Ekspor-Impor Terbesar Indonesia dengan Tiongkok

2. Minimnya petani di Jepang dinilai jadi peluang ekspor

Upaya Pemerintah Ekspor Sayuran ke Jepang Disorot, Ada Apa Sih?Ilustrasi Pasar Jakarta (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Sebelumnya, Konsul Jenderal KJRI di Osaka Mirza Nurhidayat mengatakan Indonesia perlu menyasar peluang ekspor produk hortikultura, terutama buah-buahan dan sayuran dalam bentuk beku (frozen) dan kering (dried) ke Jepang. Mirza menjelaskan, tren permintaan sayuran dan buah masyarakat Jepang terus meningkat. Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan impor produk buah-sayur Jepang meningkat 4,8 persen dan sekitar 1,6 persen setiap tahunnya.

"Ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain semakin langkanya produk sayur dan buah-buahan di dalam negeri Jepang, karena semakin sedikitnya petani di Jepang. Di satu sisi, ini akan menumbuhkan satu peluang," kata Mirza.

3. Masyarakat Jepang mengutamakan makanan beku

Upaya Pemerintah Ekspor Sayuran ke Jepang Disorot, Ada Apa Sih?Ilustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Mirza menjelaskan, permintaan buah dan sayuran oleh masyarakat Jepang semakin spesifik, yakni dalam bentuk beku. Masyarakat Jepang saat ini lebih mengutamakan mengonsumsi makanan praktis dan tidak membutuhkan waktu lama untuk penyiapannya.

"Umumnya mereka sangat disiplin dan menghargai waktu seefektif mungkin," kata Mirza.

Berdasarkan potensinya, pada 2019 Jepang menduduki peringkat ke-7 di dunia sebagai negara importir sayuran. Jepang juga menduduki peringkat ke-13 sebagai importir buah-buahan dengan pangsa pasar 3,4 persen untuk sayur, dan 2,5 persen untuk buah-buahan.

Mirza menyebutkan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Korea Selatan pada 2019 menjadi pemasok utama sayur dan buah-buahan ke Jepang. Tiongkok memiliki kontribusi terbesar yakni 57,3 persen, AS sebesar 8 persen, dan Korea Selatan 4,37 persen.

Sementara, Indonesia merupakan negara pemasok urutan ke-13 untuk produk buah dan sayuran ke Jepang, dan pangsanya relatif masih kecil yaitu 0,9 persen.

 

Baca Juga: Kurangi Ketergantungan Impor, Pemerintah Genjot Riset 12 Produk Ini 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya