Virus Corona Bikin Yuan Tiongkok dan Saham Global Berguguran

Penyebaran virus mengurangi selera terhadap aset berisiko

New York, IDN Times - Yuan Tiongkok jatuh pada akhir perdagangan global Selasa (Rabu pagi WIB). Sementara, mata uang safe-haven yen Jepang menguat. Penyebaran virus corona di Tiongkok rupa-rupanya mengurangi selera terhadap aset-aset berisiko.

Tiongkok melaporkan kematian keempat akibat virus corona ketika jumlah kasusnya terus meningkat. Sementara pejabat AS juga mengonfirmasi kasus virus AS pertama pada Selasa kemarin (21/1).

1. Saham global turut jatuh

Virus Corona Bikin Yuan Tiongkok dan Saham Global BerguguranIlustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Selain itu, saham-saham global jatuh ketika wabah itu menghidupkan kembali ingatan akan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada 2002-2003, virus corona lain yang merebak di Tiongkok dan menewaskan hampir 800 orang dalam pandemi global.

"Anda mendapat yen yang lebih kuat, franc Swiss yang lebih kuat, dan penghindaran risiko mulai terjadi di semua hal," kata Kit Juckes, seorang analis di Societe Generale seperti dikutip dari Antara.

2. Perdagangan dan pariwisata Tiongkok ikut merosot

Virus Corona Bikin Yuan Tiongkok dan Saham Global BerguguranSeorang pria mendorong bagasinya saat seorang anak duduk diatasnya dengan masker di Stasiun Kereta Api Beijing Barat, menjelang Tahun Baru Imlek, di Beijing, Tiongkok, pada 20 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Dolar AS terakhir naik 0,60 persen terhadap yuan di perdagangan offshore atau luar negeri di 6,9073 per dolar AS. Mata uang yang terkait dengan perdagangan dan pariwisata Tiongkok juga ikut terseret turun. Dolar Australia jatuh ke level terendah dalam lebih dari sebulan di 0,6842 dolar AS.

Dolar AS melemah 0,35 persen terhadap mata uang safe-haven yen Jepang menjadi 109,79 yen per dolar AS.

Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), juga sebelumnya mendorong perkiraan pertumbuhan ekonominya dan sangat optimistis tentang prospek global, meskipun pihaknya mengatakan risiko yang sedang berlangsung berarti terlalu jauh untuk mempertimbangkan mengurangi program stimulus besar-besaran.

3. Sentimen investor Jerman masih cerah

Virus Corona Bikin Yuan Tiongkok dan Saham Global BerguguranUnsplash.com/Austin Distel

Adapun Euro menghapus kenaikan sebelumnya terhadap dolar AS yang dipicu oleh data yang lebih baik dari perkiraan di wilayah tersebut.

Sebuah survei dari lembaga penelitian ZEW Jerman menunjukkan bahwa sentimen di antara investor Jerman pada Januari jauh lebih cerah daripada yang diperkirakan.

Mata uang tunggal juga sebelumnya didukung oleh ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan menawarkan pandangan yang lebih cerah tentang ekonomi ketika mereka menggelar pertemuan pada Kamis (23/1).

“Kita bisa melihat optimisme sedikit lebih hati-hati di sana. Itu membuat orang sedikit lebih bersemangat tentang euro," kata Mazen Issa, ahli strategi senior valas di TD Securities di New York.

Euro terakhir turun 0,03 persen pada 1,1091 dolar AS, setelah sebelumnya naik ke 1,1118 dolar AS.

Sterling mendapat manfaat dari berita bahwa ekonomi Inggris menciptakan lapangan kerja pada tingkat tercepat dalam hampir satu tahun dalam tiga bulan hingga November, berpotensi merusak kasus pemotongan suku bunga bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) minggu depan. Sementara, pound Inggris terakhir naik 0,34 persen pada 1,3053 dolar AS.

Baca Juga: Fakta Unik Virus Pneumonia Misterius yang Menyerang Wuhan, Bahaya kah?

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya