Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi Peganganmu

Wawancara khusus dengan CEO Finansialku, Melvin Mumpuni

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 melumpuhkan berbagai sektor ekonomi. Tidak sedikit perusahaan yang terpaksa tutup dan memutus hubungan kerja dengan para karyawannya. Berdasarkan data Kemenaker per 1 Mei 2020, pekerja sektor formal yang dirumahkan sebanyak 1.032.960 orang. Sementara, pekerja sektor formal yang di-PHK sebanyak 375.165 orang.

Kemudian, pekerja sektor informal yang terdampak COVID-19 sebanyak 314.833 orang. Total pekerja sektor formal dan informal terdampak COVID-19 sebanyak 1.722.958 orang.

Melihat fakta tersebut, tentu orang harus memutar otak agar bisa terus bertahan hidup. Di tengah pandemik COVID-19 yang belum pasti kapan akan berakhir, ada peluang-peluang usaha yang dapat dilakukan. Hal ini dijelaskan oleh CEO Finansialku, Melvin Mumpuni dalam wawancara khusus bersama IDN Times beberapa waktu lalu.

Apa hal pertama yang bisa kita lakukan setelah di-PHK dari tempat kerja?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuIlustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Begini, ketika orang yang di-PHK kondisi keuangannya sudah siap dana darurat, punya tabungan, dan sebagainya, itu aman. Kan kalau di-PHK itu juga ada dana pesangon, jadi jangan panik dulu karena sebulan dua bulan masih aman. Kalau berlama-lama, baru gak aman.

Jadi saran saya jaga likuiditasnya, spending normal saja. Jangan sampai overspending kemudian cari cara gimana cari tambahan penghasilan. Memang ketika di-PHK saat pandemik COVID-19 seperti ini agak berat, pilihan menjadi terbatas. Perusahaan lain pun mungkin ada yang buka lowongan, tetapi jumlah yang antre mau masuk kerja di sana pun banyak, persaingan makin ketat. Tapi, tetap jangan panik. Cari peluang saat pandemik COVID-19 karena sebetulnya peluang-peluang lain semakin banyak.

2. Bisa dicontohkan peluang usaha yang bisa dilakukan saat kondisi ekonomi sulit?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuIlustrasi situasi di perusahaan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Cerita Tulang Punggung Keluarga Jadi Korban PHK Dampak Virus Corona

Contohnya begini. Gara-gara banyak orang di rumah atau work from home, semua aktivitas dilakukan secara online. Nah, bisnis online ini semakin laku. Apalagi saat puasa seperti ini, orang pada jualan takjil online di sekitar kompleks yang pakai Instagram atau WhatsApp. Tidak memerlukan modal besar, cukup WhatsApp-in sekompleks, terus sore-sore nanti dikirim sama abangnya, naik sepeda kirim satu-satu.

Saya juga belanja sayur ke abang sayur pakai WA, gak pakai aplikasi macam-macam. Mereka juga income-nya nambah loh. Jadi meskipun banyak orang yang gak keluar rumah, tapi tetap ada kebutuhan, seperti beli takjil dan beli sayur. Jadi sebetulnya banyak banget peluangnya.

3. Lalu, apa yang harus dipersiapkan sebelum memulai usaha?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuPabrik di Tangerang (Dok. Istimewa)

Memang ada orang yang beneran usaha atau kerja untuk bertahan hidup. Ada juga yang buka usaha untuk bisnis besar, aset, dan sebagainya. Dalam konteks saat ini, lebih banyak orang usaha untuk bertahan hidup. Jadi sekarang cari saja permasalahan yang paling relate atau relevan di sekitar kita.

Contohnya, kita biasa beli barang ke pasar, tapi kan kita sekarang lebih sering di rumah. Nah, sekarang kan ada abang-abang sayur yang mendata kebutuhan warga, tinggal WA, transfer, terus barangnya diantar.

4. Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha? Apakah butuh dana darurat?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi Peganganmu(Ilustrasi pabrik PT Petrokimia Gresik) IDN Times/Uni Lubis

Untuk usaha, kita perlu mengurangi pengeluaran yang gak penting, dan coba cari income dari peluang lain. Kalau memang perlu suntikan dana, ya, kita ajukan untuk menjaga likuiditas perusahaan. Namun, untuk angkanya kita perlu hitung-hitungan, ada yang tawar-menawar tiga bulan.

Kita lihat, pandemik COVID-19 mulai di Maret, sekarang Mei. Kalau masih berlangsung sampai Juni atau Juli dan ternyata dana darurat cuma 3 bulan, ya tidak cukup. Jadi, saran saya minimal 6 bulan. Misalnya beres COVID-19 di Juli atau Agustus, penjualan gak langsung naik. Artinya, masih merangkak naik.

Dana darurat ini juga berlaku untuk individu. Untuk pekerja yang single minimal 6 bulan pengeluaran bulanan. Kalau sudah menikah dan belum punya anak, dana darurat 9 bulan cukup. Kalau punya anak, minimal 12 bulan. Mengapa semakin besar? Karena anak kan tetap harus sekolah, meskipun sekarang home schooling kan tetap harus bayar uang sekolah, jadi gak bisa ditawar. Apalagi kalau punya tanggungan lainnya misal orang tua atau adik, dana darurat bisa lebih besar.

5. Bagaimana kalau gaji habis buat modal usaha?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kalau usaha itu tidak ada yang tahu pasti berhasil atau gagal. Kalau saya ngasih tahu ke klien saya yang asalnya pegawai lalu mau buka usaha harus persiapkan dana darurat. Nah, dana darurat itu harus dipisahkan dari modal usaha. Jangan sampai habis-habisan untuk bertahan hidup juga. Jadi, jangan gambling.

6. Di masa sekarang ini, bagaimana cara menjaga keberlangsungan hidup saat kehilangan pendapatan? Misalnya sudah kena PHK lalu gak punya dana darurat atau pegangan, apakah utang itu bisa jadi solusi?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Jujur, ya, kalau dia ambil utang pun dia bayar pakai apa? Menurutku sih utang itu bukan solusi. Justru itu orang-orang yang perlu dibantu oleh bantuan pemerintah. Coba saja pakai bantuan pemerintah, kalau memang perlu dibantu, ya dibantu oleh pemerintah.

Dari sini kamu harus belajar, berarti kamu gak bertanggung jawab atas dirimu sendiri kalau sampai kejadian seperti itu (berutang). Dulu bos saya pernah bilang, kalau kamu gak bisa mengelola uang yang kecil, kamu gak akan bisa mengelola uang yang lebih besar. Kan sempat ramai di Twitter tuh, orang punya income Rp80juta saja masih berantakan keuangannya.  Kamu mengelola Rp80 juta aja gak bisa, apalagi yang lebih besar.

Kalau kamu bisa mengelolanya dengan benar, berarti bisa mengelola yang lebih besar lagi. Kalau dirasa income-nya kurang, ya, cari income yang lebih besar, bukan ngutang. Utang itu ada bunga. Bayar pokoknya saja sudah setengah mati, apalagi bayar pokok plus bunganya.

7. Bagaimana pendapat Anda mengenai fintech atau pinjaman online yang marak di tengah masyarakat?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Di Indonesia ada yang namanya peer to peer lending, ada payday loan. Kalau riset lebih dalam lagi sebetulnya di Indonesia itu banyaknya payday loan, bunganya lebih besar. Jadi mereka sebetulnya bayar bunganya harian. Misalnya, dulu kalau di pasar tradisional ada orang bawa tas pinggang isi uang. Dia kasih modal di pagi hari dan minta kembali modalnya di sore hari. Misalkan dia kasih Rp100 ribu dan sorenya minta Rp105 ribu, jadi kalau dihitung-hitung bunganya 5 persen per hari.

Nah, payday loan itu biasanya dipakai bukan buat bisnis, tapi buat hal konsumtif. Kalau menurut saya juga bukan salah pinjamannya, tapi yang pinjam juga kok gak mikir gimana dia bayar utangnya? Udah tahu bunganya gede.

8. Kalau berutang memang harus dihindari, lalu bagaimana cara bertahan hidup?

Jangan Panik Kalau Kena PHK, Langkah-langkah Ini Jadi PeganganmuIlustrasi uang. IDN Times/Ita Malau

Atur pengeluaran seminimal mungkin. Pangkas beberapa alokasi terutama untuk hal-hal tersier yang biasa dikeluarkan menjelang hari raya. Tahan diri dulu. Kurangi belanja online, itu tersier.

Untuk orang-orang yang benar-benar kesulitan atau di-PHK, pemerintah sudah menyediakan bansos. Masyarakat bisa memanfaatkan bansos tersebut. Selain itu, pihak perusahaan juga bisa mendata karyawan terdampak PHK untuk mendapatkan manfaat Kartu Prakerja.

Apabila berada dalam situasi mendesak dan dana darurat sudah habis, likuidasi aset yang bisa dijual. Misalnya, seorang fresh graduate belum memiliki dana darurat tetapi punya motor, itu bisa dijual. Atau pernah beli emas 5 gram, punya saham atau reksa dana, jual saja walau portofolio jelas minus. Daripada gak hidup, kan?

Prioritas pertama adalah pastikan kamu tetap sehat, apalagi kalau kamu tulang punggung keluarga.

Baca Juga: Perusahaan Diminta Tak Asal saat Lakukan PHK dan Penundaan THR

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Anata Siregar
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya