[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun Transfez

Ide itu tercetus saat mengirimkan uang secara konvensional

Jakarta, IDN Times - Pengiriman uang ke luar negeri kerap terkendala waktu dan tenaga. Hal itu dirasakan oleh Edo Windratno. Karena dilakukan secara konvensional, ia harus menempuh perjalanan berteman macet dan antre di bank. Berawal dari itulah, ia melihat ada peluang pada bisnis remitansi.

Setelah melalui riset panjang, ia bersama beberapa partner mendirikan Transfez, sebuah platform pengiriman uang lintas negara. Seperti apa perjalanan bisnisnya? Simak wawancara khusus IDN Times bersama CEO Transfez Eko Windratno berikut ini.

1. Bisa diceritakan awal mula mendirikan Transfez?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezDok.Transfez

Dulu saya punya pengalaman, kalau harus kirim uang ke saudara di Eropa itu takes time sampai 2 jam lebih. Kirimnya juga hanya bisa di jam kantor pas istirahat, kena macet, antre di counter terdekat, terus sesampainya di sana masih repot isi form dan sebagainya. Uangnya pun baru terkirim 3-4 hari. Kami di-charge sangat mahal, bisa Rp400 ribu-Rp500 ribu per kirim.

Saya pikir ini problem, kenapa di zaman ini susah sekali (kirim uang)? Akhirnya kami mulai melakukan market research, banyak mengobrol dengan teman-teman importir yang mengalami hal yang sama juga. Jadi di situlah awal idenya mendirikan Transfez.

Baca Juga: Resesi Ekonomi Global Mengancam, Ini Dampak Buruknya ke Indonesia

2. Butuh waktu berapa lama untuk mendirikan Transfez?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezDok.Transfez

Total 8 bulan dari ide awal sampai jadi. Kami gerak cepat memang. Semua proses dilakukan saat itu. Nge-build product is one thing, tapi di regulasinya gak bisa sembarangan. Kalaupun mau kerja sama dengan partner, Bank Indonesia juga harus approve. Kami selektif betul mencari partner di berbagai negara.

Aplikasi Transfez baru diluncurkan pada minggu ketiga Desember 2019 lalu. Sekarang sudah bisa kirim uang dari Indonesia ke 37 negara. Prosesnya sederhana. Yang perlu dilakukan oleh customer adalah download aplikasinya, lalu verifikasi data. Semua dilakukan secara online, gak perlu tatap muka. Di aplikasi sudah tersedia informasi negara mana saja yang bisa ditransfer, berapa kursnya saat itu, uang yang diterima penerima pun sudah clear di situ dan itu dalam jumlah full amount.

3. Apa yang membedakan Transfez dengan layanan remitansi lainnya?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezIlustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sekarang kalau bicara jasa pengiriman konvensional adalah mostly semua harus datang ke counter terdekat. Customer bisa kena traffic, antre, sementara transaksi di Transfez bisa dilakukan di aplikasi. Hanya butuh kurang dari 2 menit untuk create transaction. Jadi di situ ada efisiensi.

Dari sisi pricing, kalau lewat bank sekali kirim di-charge Rp400 ribu-Rp500 ribu, sementara berapa uang yang mau dikirim? Kalau di Transfez semuanya flat fee, bahkan di beberapa provider lain bicaranya persentase. Jadi kirim uang sekian, fee-nya based on percentage. Kalau Transfez semua flat fee, misal ke Malaysia, berapa pun uang yang dikirim biayanya Rp45 ribu.

Di beberapa pengiriman dana internasional yang konvensional biasanya untuk full amount ada tambahan biaya lagi atau kalau tidak di rekening penerima langsung dipotong. Jadi ada biaya yang dibebankan ke penerima.

Di aplikasi Transfez, begitu sudah konfirmasi dengan transaksi itu, nanti customer akan diminta mengirimkan uang dalam bentuk rupiah di bank account. Setelah itu, sistem kami akan otomatis connect ke seluruh partner di sana. Dengan cara itu, kita bisa menghemat lagi lebih banyak biaya karena kita mengeliminasi pihak-pihak yang terlibat. Jadi langsung connect dengan partner berlisensi di setiap negara. Dari sisi waktu pengiriman pun lebih cepat. Bahkan di beberapa negara bisa realtime, misal ke UK 15 menit, ke Korea, India, under satu menit bisa sampai di beberapa negara. Bisa hemat cost sampai 8 kali dibanding di pengiriman konvensional.

4. Cara connect Transfez dengan bank tujuan di luar negeri bagaimana? Lalu berapa banyak transaksi sampai saat ini?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezIlustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Kami punya teknologi yang nanti terkoneksi secara langsung dengan partner. Jadi semuanya sudah dilakukan, komunikasinya otomatis.

Kalau soal jumlah transaksi, kami belum bisa sebutkan. Yang jelas growth kami cukup baik. Kami dapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat, mostly mahasiswa, importir, itu 40 persen dari aktif user kami highly frequence sudah pakai Transfez.

Baca Juga: Bisnis Remitansi Terdampak COVID-19, Ini Strategi Zendmoney  

5. Adakah strategi jangka pendek dan jangka panjang?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezCEO Transfez Edo Windratno (IDN Times/Indiana Malia)

Berbicara tentang misi, sebenarnya kami percaya bahwa di setiap transfer dana ini apalagi ke mancanegara ini ada benang merahnya. Market kami pelajar, ada orangtua yang kirimkan anaknya sekolah ke luar negeri, atau pekerja migran, bisnis, dan lain-lain. Benang merahnya adalah mereka melakukan itu untuk find a better life. Nah, kami ingin menjadi jembatan mereka dengan menyediakan platform Transfez.

Market yang kami raih saat ini cukup organik. Jadi informasi tentang Transfez ini secara organik lumayan tersebar di komunitas-komunitas pelajar. Secara jangka panjang, kami punya strategi khusus untuk bisa menggaet mereka. Misal lewat pameran atau kerja sama organisasi terkait yang menaungi target market kami.

6. Tetapi sejauh ini layanan Transfez masih dari Indonesia ke luar negeri, ya? Belum sebaliknya?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezIlustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

First produk memang seperti itu. Tahun ini kami menargetkan bisa open untuk corporate B2B transfer, lalu planning untuk inbound. Kami juga support para pekerja migran agar nanti bisa mendapatkan layanan serupa.

7. Karena Transfez adalah layanan online, apakah ada jaminan keamanan transaksi?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezIlustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Tentu. Kami berlisensi dan diawasi oleh Bank Indonesia. Remitansi ini industri yang cukup high regulated, jadi kami tidak bisa serta merta melakukan kegiatan ini secara umum dan luas tanpa memiliki lisensi dan persetujuan Bank Indonesia, dan menuju sana pun perjalanannya panjang. Karena dari sisi kami maupun Bank Indonesia memastikan layanan ini tidak merugikan masyarakat. Jadi pertama dari sisi lisensi, kami yakinkan setiap kegiatan diawasi BI dan PPATK. Rata-rata customer memang menanyakan keamanan.

8. Apa tantangan yang paling sulit sejauh ini?

[WANSUS] Lirik Peluang Bisnis Remitansi, Edo Windratno Bangun TransfezDok.Transfez

Regulasi, itu yang jadi challenge. Karena semua pihak memastikan tidak ada pihak yang dirugikan. Sistem pembayaran Transfez diawasinya oleh BI, bukan OJK.

Kami lihat market bisnis remitansi ini besar sekali. Kalau kita bicara transfer ke luar negeri oleh individual bisa mencapai US$ 1 miliar. Inbound-nya 11 kali lipat. Sementara, solusi yang ada sekarang belum meng-cover itu semua. Kami melihat kami bisa lakukan itu, ada peluang. Yang jelas kami mau buat bisnis yang sustain.

Baca Juga: Bank-bank Ini Izinkan Debitur Tunda Bayar Cicilan, Catat Syaratnya!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya