Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus Korupsi

Di tingkat kasasi, MA memvonis lepas Karen

Jakarta, IDN Times - Upaya eks Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan untuk mencari keadilan berbuah manis. Mahkamah Agung yang menyidangkan kasasinya pada (9/3) memvonis lepas perempuan pertama yang jadi petinggi di perusahaan minyak milik negara itu. 

Sebelumnya, di pengadilan tingkat pertama, Karen tak tahan menitikan air mata ketika dinyatakan bersalah oleh majelis hakim. Padahal, tak semua majelis hakim satu suara mengambil keputusan. Ada satu hakim yang dissenting opinion dan menyatakan Karen tak terbukti melakukan korupsi. 

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar." Demikian respons Karen usai mendengar vonis yang dibacakan oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada 10 Juni 2019 lalu. Dalam amar putusan yang dibacakan, Karen dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan telah berbuat korupsi ketika melakukan akuisisi di Blok Basker Manta Gummy, Australia. 

Karena sebelumnya dinilai telah merugikan keuangan negara sebesar Rp568 miliar, karena ternyata di dalam blok itu tidak terdapat cadangan minyak.

"Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa Galaila Karen Kardina alias Karen Galaila Agus Setiawan alias Karen Agustiawan dengan pidana penjara selama 8 tahun dan pidana denda sebesar Rp1 miliar," ujar Hakim Ketua Emilia Djaja Subagja.

Usai mendengar vonis tersebut, Karen dan tim kuasa hukum langsung mengajukan banding. Ia keberatan harus mendekam di dalam bui selama 8 tahun dengan label sebagai koruptor. Apalagi menurut Karen, tidak ada sepeser pun uang yang masuk ke kantong pribadinya dalam proses akuisisi blok migas di Negeri Kanguru itu. 

Apa yang dialami oleh Karen sangat tragis. Sebab, ia dinilai sukses ketika menjadi nahkoda di perusahaan pelat merah tersebut. Namun, ujung-ujungnya terjerembab dalam kasus korupsi. 

Dalam pandangan Karen, ada pihak tertentu yang ingin mengkriminalisasikannya. Namun, ia enggan membuka siapa pihak yang dimaksud. 

Berikut sepak terjang Karen selama menjadi Dirut Pertamina dan sederet prestasi yang ia torehkan ketika 6 tahun memimpin di sana.

1. Karen merupakan jebolan Teknik Fisika ITB dan masuk ke Pertamina sebagai staf ahli Dirut untuk bisnis hulu

Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus KorupsiFacebook/Karen Agustiawan

Perempuan kelahiran 19 Oktober 1958 diketahui memang cerdas. Ia merupakan jebolan Teknik Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebelum memutuskan berkarier di Pertamina, Karen sempat mencicipi pekerjaan di sektor swasta. 

Ia diketahui memulai kariernya sebagai business development manager di Landmark Concurrent Solusi Indonesia selama 4 tahun. Setelah itu, ia bekerja sebagai commercial manager for consulting and project management di perusahaan konstruksi Halliburton Indonesia dari 2002 hingga 2006.

Ia memulai langkahnya di Pertamina dengan menjabat staf ahli Direktur Utama untuk Bisnis Hulu pada periode 2006-2008. Kariernya terus menanjak hingga menjadi Direktur Hulu Pertamina. 

Baca Juga: [BREAKING] Dibui 8 Tahun, Eks Dirut Pertamina Merasa Dikriminalisasi

2. Karen ciptakan sejarah dengan jadi perempuan pertama yang duduk sebagai Direktur Utama dan pimpinan paling lama

Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus KorupsiANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Karen akhirnya duduk di pucuk pimpinan PT Pertamina. Ia diangkat oleh Menteri BUMN kala itu, Sofyan Jalil pada 2009 dan menggantikan Ari Soemarno yang sudah habis masa jabatannya. 

Perempuan berusia 60 tahun itu berhasil mencetak sejarah. Ia adalah perempuan pertama yang duduk sebagai Dirut Pertamina. Ia juga orang Pertamina pertama yang memimpin perusahaan pelat merah tersebut paling lama yakni enam tahun. Padahal, masa jabatan pucuk pimpinan di Pertamina rata-rata berkisar tiga tahun saja.

Baca Juga: Pahala dan Ignatius Resmi Jadi Direktur Baru Pertamina 

3. Karen menjadi sosok di balik pembelian ladang Migas milik Exxon Mobile di Irak

Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus KorupsiANTARA/Yudhi Mahatma

Di bawah kepemimpinannya, Pertamina terlihat aktif berekspansi bisnis migas di sejumlah negara. Salah satu prestasi besarnya adalah pembelian aset milik Conoco Phillips di Aljazair pada Desember 2012. 

Di laman resmi Pertamina, Karen mengatakan dengan mengakuisisi aset milik Conoco Philips maka dapat menambah produksi Pertamina secara signifikan dalam waktu cepat dengan minyak mentah yang berkualitas tinggi. Target peningkatan produksinya sebesar 35.000 bopd, yang efektif pada 1 Juli 2013. 

"Kami harapkan nanti kalau ada kunjungan secara G to G, kami bisa mendapatkan aset-aset seperti ini lagi di Algeria. Keinginan kami juga untuk mendapatkan LNG yang murah di Algeria untuk menambah pasokan di FSRU baik, untuk di Jawa Barat maupun di Arun Regasification,” kata Karen ketika itu. 

Karen juga menjadi tokoh di balik pembelian saham ladang migas milik Exxon Mobile di Irak. 

4. Karen sukses membawa Pertamina masuk ke dalam daftar 500 perusahaan terbaik di dunia versi Majalah Fortune

Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus KorupsiANTARA FOTO

Prestasi yang pernah ditorehkan oleh Karen tidak hanya mencapai skala nasional, namun juga internasional. Ibu tiga anak itu masuk ke dalam daftar Asia's 50 Power Businesswomen pada 2011 lalu. Lalu, peringkatnya naik di tahun 2013. Karen berhasil merebut posisi keenam di jajaran 50 perempuan terkuat di dunia bisnis versi Majalah Fortune Global. 

Karen dinilai berhasil mengelola Pertamina dengan pendapatan US$70 miliar dan laba bersih US$2,7 miliar. Alhasil, PT Pertamina berhasil menyabet peringkat 122 pada "Fortune Global 500". Ini merupakan prestasi kali pertama yang ditorehkan oleh PT Pertamina di tahun 2013. 

Pertamina berhasil mengalahkan berbagai perusahaan dunia lainnya seperti  Toshiba, Johnson&Johnson, Unilever, PepsiCo, Google dan ConocoPhilips. Pertamina juga menjadi perusahaan pertama asal Indonesia yang berhasil menembus daftar tersebut.

Tolak ukur utama pemeringkatan ini adalah besaran pendapatan perusahaan, termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Selain itu, perusahaan disyaratkan harus telah mempublikasikan laporan keuangan.

Indikasi lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, dan jumlah karyawan.

5. Karen mengundurkan diri pada Agustus 2014 usai enam tahun memimpin Pertamina

Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus KorupsiANTARA FOTO/Andika Wahyu

Usai enam tahun memimpin PT Pertamina, Karen kemudian memutuskan untuk mundur pada Agustus 2014. Keputusan Karen itu sempat mendapatkan sorotan publik lantaran ia memilih mundur diduga karena adanya tekanan politik yang kuat. Namun, kabar itu ditepis oleh Menteri BUMN ketika itu, Dahlan Iskan. 

"Surat pengunduran diri Ibu Karen sudah kami terima, dan (kami) memenuhi permintaan tersebut,” kata Dahlan seperti dikutip dari kantor berita Antara pada tahun 2014. 

Menurut Dahlan, Karen sudah sejak lama menyatakan ingin mundur. Tetapi, karena kontribusinya masih dibutuhkan di Pertamina, permintaan itu selalu ditolak oleh para pemegang saham. 

6. Usai mundur dari Pertamina, Karen pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Harvard University

Jejak Karen Agustiawan, Srikandi di Pertamina Lepas dari Kasus KorupsiANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Usai tak lagi menjadi pimpinan di Pertamina, Karen memutuskan hijrah ke Amerika Serikat. Dalam sebuah acara yang digelar pada 2014 lalu di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Karen mengaku tengah fokus menjadi dosen tamu di Harvard Kennedy School, Amerika Serikat. Di Harvard, Karen memberikan seminar untuk para pengajar serta memaparkan potret energi dunia, terutama perubahan pasokan dan harganya, setelah pengembangan gas nonkonvensional di Amerika Serikat. 

Nama Karen sempat santer disebut sebagai calon Menteri ESDM ketika Joko "Jokowi" Widodo dan Jusuf "JK" Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wapres pada 2014 lalu. Kendati ia berada di luar lingkar pemerintahan, Karen berharap apa yang ia kerjakan di Harvard bisa memberi masukan yang sangat berharga bagi pemerintahan Jokowi-JK. 

Baca Juga: Kasus Blok BMG Australia, Kejagung: Karen Agustiawan Abaikan Aturan

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya