Data Ekonomi Terbaru AS Picu Rebound Dolar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
New York, IDN Times - Kurs dolar Amerika Serikat berbalik menguat (rebound) terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Salah satu mata uang yang terdampak signifikan adalah rupiah.
Salah satu faktor rebound dolar adalah para investor mencerna sejumlah data ekonomi terbaru, demikian dikutip dari situs Antara, Jumat (31/8).
1. Pertumbuhan ekonomi AS meningkat
Pendapatan pribadi AS meningkat US$54,8 miliar, sejalan dengan konsensus pasar, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (30/8).
Pada Juli, disposable personal income AS meningkat 52,5 miliar dolar AS atau 0,3 persen, dan belanja (pengeluaran) konsumsi pribadi meningkat 49,3 miliar dolar AS atau 0,4 persen. Disposable personal income adalah penghasilan pribadi setelah dikurangi pajak langsung atau dikenal pula dengan penghasilan pribadi yang siap dibelanjakan, demikian dilansir dari Antara, Jumat (31/8).
2. Perdagangan New York, mata uang utama lainnya melemah
Baca Juga: Rekor Terendah Sejak Awal 2018, Rupiah Tembus Rp14.728 per Dolar
Editor’s picks
Indeks dolar AS--yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya-- naik 0,13 persen menjadi 94,7305 di akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1664 dolar AS dari 1,1698 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3012 dolar AS dari 1,3020 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot ke 0,7256 dolar AS dari 0,7299 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,04 yen Jepang, lebih rendah dari 111,69 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9694 franc Swiss dari 0,9713 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2990 dolar Kanada dari 1,2917 dolar Kanada. Demikian laporan yang dikutip Xinhua.
3. Rupiah tembus ambang psikologis baru
Pada perdagangan yang dipantau Kamis malam (30/8), rupiah tembus ambang psikologis baru, Rp14.700 per dolar AS. Rupiah memang sudah diperkirakan melemah setelah naiknya pertumbuhan ekonomi AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis, mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed pada bulan September mendatang membebani mata uang rupiah.
"Dolar AS cenderung menguat didorong oleh naiknya pertumbuhan ekonomi AS di triwulan kedua sebesar 4,2 persen dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar empat persen," kata dia, seperti dikutip dari situs Antara.
Baca Juga: Rupiah Melemah Lagi Karena Dipicu Sentimen The Fed