Erdogan Serukan Boikot Produk AS, Termasuk iPhone

Rupiah ikut terdampak oleh krisis Turki

Ankara, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa negaranya akan memboikot produk-produk elektronik asal Amerika Serikat. Salah satu yang disebut Erdogan adalah iPhone, smartphone besutan Apple. 

1. Erdogan sebut Samsung sebagai alternatif

Erdogan Serukan Boikot Produk AS, Termasuk iPhoneApple dan Samsung (Pixabay)

Seruan itu dia sampaikan saat berpidato dan disiarkan di televisi, Selasa waktu setempat. 

“Kita akan menerapkan boikot terhadap produk-produk elektronik dari Amerika," kata Erdogan, seperti dikutip dari situs Washington Post. 

Erdogan menilai, masyarakat punya alternatif lain, yaitu produk elektronik asal Korea Selatan atau perusahaan Turki lainnya. "Jika mereka (AS) punya iPhone, ada Samsung di sisi lain," kata Erdogan, seperti dikutip dari situs BBC.

Samsung merupakan raksasa smartphone asal Korea Selatan. Namun, dia tidak menyebut kapan Turki akan melancarkan boikot tersebut. 

2. Mata uang lira masih terpuruk

Erdogan Serukan Boikot Produk AS, Termasuk iPhoneIlustrasi mata uang lira (Pixabay)

Seruan ini muncul seiring perseteruan Ankara dengan administrasi Donald Trump sehingga berkontribusi kian melemahnya mata uang Turki, lira. Sepanjang 2018, nilai lira melemah hingga lebih dari 40 persen.

Jatuhnya nilai tukar lira terhadap dolar terjadi sejak pekan lalu, setelah Presiden Trump melipatgandakan tarif pada logam asal Turki. Kebijakan Trump itu disebut sebagai hukuman karena Erdogan menolak untuk membebaskan seorang pendeta Amerika diadili di Turki, demikian dikutip dari situs Washington Post.

Perdebatan nasib pastor Andrew Brunson telah menimbulkan krisis terburuk di antara sekutu NATO. Sejumlah kalangan juga khawatir masalah ekonomi Turki bisa menyebabkan krisis ekonomi global baru. 

Baca Juga: Rupiah Melemah Karena Lira, Menkeu: Indonesia Beda dengan Turki

3. Rupiah terkena imbas krisis Turki

Erdogan Serukan Boikot Produk AS, Termasuk iPhoneANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Rabu pagi, rupiah kembali melemah dan diperdagangkan di level Rp14.608 per dolar. Kemarin, rupiah sempat menguat dan diperdagangkan di bawah Rp14.600 per dolar AS.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambad mengatakan, sentimen mengenai krisis keuangan Turki masih membayangi pasar negara berkembang sehingga laju rupiah cenderung tertahan terhadap dolar AS.

"Dampak dari krisis keuangan di Turki masih menjadi salah satu faktor yang menahan pergerakan rupiah ke area positif," kata Reza, seperti dikutip dari situs Antara.

Kendati demikian, lanjut dia, depresiasi rupiah relatif terbatas. Pernyataan pemerintah mengenai tren penguatan pertumbuhan masih dapat terus berlanjut serta menargetkan defisit transaksi berjalan dapat diturunkan secara signifikan pada akhir 2018, dapat menjadi sentimen yang menopang pergerakan rupiah.

Baca Juga: Hore! Rupiah Menguat di Bawah Rp14.600

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya