Kurs Masih di Atas Rp14.600/Dolar, Stabilitas Ekonomi RI Terjaga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS melemah hingga menembus ambang psikologis baru, yakni Rp14.600, sejak kemarin (14/8). Dan, hal itu berlanjut hingga Selasa pagi (14/8).
Salah satu faktor utama pelemahan rupiah itu adalah krisis ekonomi yang melanda Turki.
1. Selasa pagi, Rupiah menguat 33 poin
Selasa pagi, Rupiah diperdagangkan di angka Rp14.618 per Dolar AS. Dikutip dari Antara, angka itu menguat 33 poin dibandingkan sebelumnya, Rp14.651 per Dolar AS.
2. Stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga
Penguatan nilai mata uang rupiah pagi ini terjadi menyusul lelang mata uang dolar oleh Bank Indonesia (BI). Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai, lelang mata uang dolar (foreign exchange-FX) swap menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah.
"Dari dalam negeri sentimennya relatif cukup kondusif," katanya. Menurut dia, sentimen negatif dari dalam negeri yang sebelumnya muncul--seperti melebarnya defisit neraca pembayaran-- cenderung mereda, sebagian pelaku pasar meyakini fundamental ekonomi nasional masih kondusif.
Editor’s picks
"Stabilitas ekonomi kita masih cukup terjaga, meski dibayangi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," katanya.
Baca Juga: Rupiah Melemah Karena Lira, Menkeu: Indonesia Beda dengan Turki
3. Dolar menguat di tengah krisis Turki
Krisis Turki yang ditandai salah satunya dengan pelemahan mata uang Lira membuat Dolar menguat karena krisis ekonomi Turki terus membebani euro dan mata uang negara-negara berkembang.
Lira Turki jatuh 20 persen terhadap dolar AS selama dua sesi terakhir, setelah Presiden AS Donald Trump mengesahkan penggandaan tarif pada impor produk baja dan aluminium dari Turki, demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Mata uang negara berkembang lainnya, seperti Rupee India dan Peso Meksiko terpukul sangat parah di tengah krisis Lira.
Sementara itu, kecemasan pasar tentang eksposur bank-bank Eropa ke Turki juga menekan Euro, yang menyentuh 1,1365 dolar AS pada Senin (13/8), terendah sejak Juli 2017.
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum Khawatir