Rupiah Melemah, Ini 5 Langkah yang Diambil ESDM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia tengah waspada karena krisis yang menimpa Turki bisa menyebar ke negara-negara berkembang lainnya. Presiden Joko Widodo meminta semua kementerian mengambil kebijakan yang mendukung peningkatan devisa yang pada akhirnya bisa membuat rupiah lebih kuat menghadapi gejolak perekonomian dunia.
Di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ada lima langkah yang diambil Menteri Ignasius Jonan. Hal itu sesuai arahan Jokowi dalam Rapat Terbatas, Selasa (14/8). Apa saja?
1. Sektor minyak dan gas bumi
Pertama, hasil Ratas meminta agar Pertamina membeli seluruh lifting minyak bumi yang diproduksi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Menindaklanjuti hal tersebut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menyampaikan bahwa Kementerian ESDM akan segera memfasilitasi regulasinya.
"Hasil Ratas minta supaya lifting minyak di KKKS dibeli seluruhnya oleh Pertamina. Ini akan bisa mengurangi impor kita. Ini akan difasilitasi regulasinya dan berlaku secepatnya," ujar Agung, demikian dikutip dari situs Kementerian ESDM.
Kedua, Agung menyampaikan bahwa Presiden akan menandatangani peraturan presiden (perpres) terkait kewajiban pencampuran biodiesel dalam BBM (B-20) dan berlaku mulai 1 September 2018. Perpres ini akan berlaku baik untuk BBM Public Service Obligation (PSO) maupun non-PSO. "Besok Pak Presiden tanda tangan Perpres B-20 yang berlaku mulai 1 September, baik PSO maupun non-PSO. Negara bisa menghemat US$2 miliar untuk tahun ini. Tahun depan akan menghemat US$4 miliar," tambah Agung.
Baca Juga: Rupiah Melemah Karena Lira, Menkeu: Indonesia Beda dengan Turki
2. Ekspor Batubara
Editor’s picks
Ketiga, dalam rangka meningkatkan ekspor batubara, pemerintah membuka tambahan ekspor batubara sebesar 100 juta ton. Saat ini, dari 100 juta ton tersebut, Menteri ESDM telah menandatangani persetujuan tambahan awal untuk 25 juta ton. Dengan penambahan tersebut, diharapkan akan menambah devisa negara hingga US$1,5 miliar.
"Dan uangnya segera bisa masuk ke negara. Persetujuan sudah ditandatangan Menteri ESDM. Harga batubara saat ini baik untuk meningkatkan devisa," tutur Agung.
Keempat, mendorong penggunakan TKDN atau produk dalam negeri untuk industri hulu migas dan proyek kelistrikan, sepanjang tersedia di dalam negeri dengan tidak menerbitkan master list untuk bebas bea masuk.
3. Pemasangan digitalisasi nozzle pada 5.518 SPBU
Kelima, dalam ratas itu juga dibahas rencana digitalisasi nozzle untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Tertentu (Solar) dan BBM Khusus Penugasan (Premium). "Untuk nozzle akan segera dibuatkan nozzle real time. Hal itu untuk mengurangi penyalahgunaan BBM dan mengawasi konsumsi Premium hingga ke masyarakat," pungkas Agung.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM melalui Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama Pertamina menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia akan memasang digitalisasi nozzle pada 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Dengan kelima program tersebut di atas, Kementerian ESDM diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan devisa negara dan memperkuat nilai tukar rupiah," kata Agung.
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum Khawatir