Rupiah Melemah Karena Aksi Ambil Untung 

Ada sejumlah sentimen positif dari dalam negeri nih

Jakarta, IDN Times - Rupiah kembali diperdagangkan melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Senin pagi (19/11). Analis menilai, pelemahan ini masih wajar. 

Pada Senin pagi, kurs berada di angka Rp14.600 per dolar AS. Nilai tukar itu melemah 5 poin, demikian dikutip dari situs Antara.

1. Ada aksi ambil untung

Rupiah Melemah Karena Aksi Ambil Untung laruno.com

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan laju rupiah sedikit tertahan setelah pergerakannya cenderung menguat pada pekan lalu. 

"Pelemahan rupiah relatif wajar, sebagian pelaku pasar mengambil posisi ambil untung," katanya. 

2. Ada sentimen positif dari dalam negeri

Rupiah Melemah Karena Aksi Ambil Untung ANTARA FOTO

Namun, pelemahan rupiah itu cenderung terbatas. Hal itu, menurut dia, disebabkan maraknya sentimen positif dari dalam negeri. 

Salah satu sentimen positif itu adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi enam persen dimana bertujuan untuk menyelamatkan defisit transaksi berjalan. 

3. Sentimen positif dalam negeri lainnya

Rupiah Melemah Karena Aksi Ambil Untung Ilustrasi (Pixabay)

Selain itu, ia menambahkan, Paket Kebijakan Ekonomi ke-16 oleh Pemerintah yang di antaranya berisikan perluasan industri yang mendapatkan fasilitas tax holiday turut menjadi sentimen positif bagi rupiah. 

"Pelaku pasar akan merespons positif kebijakan itu karena nantinya diasumsikan dapat mendorong sejumlah industri berkembang yang pada akhirnya dapat meningkatkan investasi dan perolehan pajak sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat," katanya. 

Baca Juga: Ditarik Bank Indonesia, 4 Uang Kertas Ini Tidak Bisa Ditukar Lagi

4. Suku bunga acuan naik 0,25 persen

Rupiah Melemah Karena Aksi Ambil Untung wikimedia.org/Bank Indonesia Logo

BI menaikkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" sebesar 0,25 persen menjadi enam persen pada Kamis (15/11). Kenaikan itu diputuskan Rapat Dewan Gubernur periode November 2018 dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik instrumen keuangan domestik dan menurunkan defisit transaksi berjalan.

BI menargetkan defisit transaksi berjalan dapat ditekan ke posisi di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 2018. Untuk triwulan III, bank sentral mencatat defisit neraca transaksi berjalan berada di level mencapai 3,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar US$8,8 miliar.

"Selain itu, kenaikan suku bunga ini juga untuk menaikkan daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa tahun ke depan," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, seperti dikutip dari situs Antara.

Selain itu, Bank Sentral AS The Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya pada Desember 2018. 

Baca Juga: Neraca Perdagangan Oktober 2018 Defisit US$1,82 Miliar 

5. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini

Rupiah Melemah Karena Aksi Ambil Untung ANTARA FOTO/Reno Esnir

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada  memperkirakan, kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.595-Rp14.615 per dolar AS. Pelaku pasar berharap rupiah kembali bergerak ke area positif. Sebab, kata dia, masih adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

Semoga saja ya rupiah menguat..

Baca Juga: Ternyata Ini yang Bikin Rupiah Perkasa di Bulan November

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya