Tahun Depan, Cicilan KPR Diprediksi Naik Nih

Suku bunga KPR berpotensi naik tahun 2019

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan di akhir 2018. Langkah tersebut berpotensi menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA) pada 2019.

"Tantangan ke depan adalah lebih kepada suku bunga KPR yang kemungkinan naik pada 2019," kata Andry Asmoro seperti dikutip dari situs Antara, Kamis (6/12). 

1. KPR masih jadi andalan warga, bisnis properti masih tumbuh

Tahun Depan, Cicilan KPR Diprediksi Naik NihUnsplash/Héctor Martínez

Namun, meski ada kenaikan KPR, perkembangan bisnis properti diperkirakan terus tumbuh, tahun depan. Hal ini terindikasi antara lain dari masih banyaknya promo dari perbankan terkait KPR/KPA.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa KPR masih menjadi salah satu andalan warga dalam membeli rumah. "Jadi memang KPR masih kencang untuk pembiayaan rumah sehingga juga tetap akan menarik bagi perbankan ke depannya," ujarnya.

2. Permintaan untuk rumah pemukiman masih akan naik tahun depan

Tahun Depan, Cicilan KPR Diprediksi Naik NihBiro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan juga mengungkap bahwa harga dan pasokan properti, terutama untuk sektor residensial, diperkirakan akan meningkat di tahun 2019.

Menurut dia, diprediksi bahwa permintaan pasar pada tahun depan akan tetap stabil, sedangkan permintaan untuk properti kelas menengah atas bakal meningkat.

"Pemerintah meningkatkan anggaran infrastruktur sebesar 6 persen dari tahun sebelumnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sejumlah kebijakan pemerintah lainnya seperti pelonggaran `loan to value` (LTV), serta program Sejuta Rumah membantu memudahkan masyarakat, terutama kelas menengah dan bawah untuk memiliki hunian," tambah Ike.

3. Ini alasan mengapa bisnis rumah tempat tinggal masih gurih

Tahun Depan, Cicilan KPR Diprediksi Naik NihPixabay

Pembicara lainnya, Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan (Himperra) Endang Kawidjadja menyatakan bahwa penjualan rumah subsidi di berbagai tempat dinilai tidak terganggu dengan galaunya kondisi perekonomian saat ini.

Menurut Endang, salah satu penjelasan kenapa rumah subsidi atau tempat tinggal untuk menengah-bawah tidak goyah, antara lain karena trickling effect. Apa itu? 

Artinya, ada fenomena semakin mahalnya harga properti mewah. Hal itu membuat kalangan--yang sebetulnya mampu-- lebih memilih untuk membeli rumah yang lebih murah, seperti rumah subsidi.

4. Bisnis properti di tahun politik, jelang Pemilihan Presiden 2019

Tahun Depan, Cicilan KPR Diprediksi Naik NihIDN Times/Sukma Mardya Shakti

Sementara itu, peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Riski Wicaksono menekankan pentingnya agar penyelenggaraan Pemilu 2019 dapat berjalan dengan lancar karena akan berdampak kepada semakin kondusifnya kondisi perekonomian nasional di tengah iklim global yang masih tidak menentu.

"Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif memiliki skala yang lebih luas dibandingkan dengan Pilkada 2018," kata Riski Wicaksono, masih dikutip dari Antara.

Sementara itu,  Ike Hamdan mengaku tetap optimis pada pasar properti di 2019 meski ada pilpres.  Menurut dia, kebijakan pemerintah untuk menjaga sentimen pasar di sepanjang tahun 2018, terutama pascalebaran dan pengaruh global, berdampak positif.

Secara umum, imbuhnya, pasar properti di tahun 2019 tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik.

Baca Juga: Menguntungkan, Ini 5 Tips Investasi Rumah untuk Kaum Millenial!

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya