3 Perbedaan Utama Amortisasi dan Depresiasi, yuk Kenali! 

Keduanya berperan dalam penyusutan aset perusahaan

Jakarta, IDN Times - Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki aset yang menjadi bagian terpenting dari perusahaan. Aset tersebut harus dijaga dengan baik karena nilainya mudah berubah dan bisa mengalami penyusutan. Penyusutan aset perusahaan disebut sebagai amortisasi, namun juga bisa disebut depresiasi.

Menurut Investopedia, amortisasi adalah teknik akuntansi yang digunakan secara berkala untuk menurunkan nilai buku pinjaman atau aset tidak berwujud selama periode waktu tertentu. Sedangkan, depresiasi diartikan sebagai proses pengurangan total biaya dari aset-aset tetap yang dibeli oleh perusahaan.

Dikutip dari glints, berikut beberapa perbedaan dari amortisasi dan depresiasi dalam dunia bisnis.

Baca Juga: Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam Proses Produksi 

1. Jenis aset yang diperhitungkan

3 Perbedaan Utama Amortisasi dan Depresiasi, yuk Kenali! Ilustrasi aset. (Dok. IDN Times)

Perbedaan pertama yakni dari jenis aset yang dihitung. Umumnya, amortisasi menerapkan dan membebankan biayanya dari aset tidak berwujud, seperti copyright dan hak paten.

Sementara itu, depresiasi menggunakan aset tetap mereka, seperti gedung, mesin, dan peralatan kantor.

Baca Juga: 4 Perbedaan Devaluasi dan Depresiasi, yuk Pahami! 

2. Metode perhitungan

3 Perbedaan Utama Amortisasi dan Depresiasi, yuk Kenali! www.pexels.com

Perhitungan amortisasi hampir selalu dilakukan dengan metode dasar garis lurus atau straight line basis. Penggunaan metode ini akan mendorong sistem alokasi beban biaya yang totalnya selalu dianggarkan setiap tahun dengan jumlah nilai sama.

Sebaliknya, perhitungan depresiasi menerapkan metode perhitungan yang dipercepat atau accelerated basis method. Hal itu akan membuat penyusutan yang diakui selama periode pelaporan sebelumnya lebih banyak daripada periode pelaporan mendatang.

3. Proses perhitungan

3 Perbedaan Utama Amortisasi dan Depresiasi, yuk Kenali! ilustrasi menghitung anggaran (Pixabay.com/StevePb)

Perbedaan terakhir, yaitu proses perhitungan amortisasi lazimnya dilakukan tanpa memasukkan nilai sisa atau salvage value. Itu disebabkan karena manfaat aset tidak berwujud dianggap sudah habis dan tidak memiliki nilai jual lagi.

Di sisi lain, karena memiliki nilai sisa, aset tetap biasanya lebih memungkinkan dimasukkan dalam proses perhitungan penyusutan.

Baca Juga: Simak 8 Perbedaan Paspor Elektronik dan Paspor Biasa

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya