Cara Menghitung Dividen dan Pembagiannya, Pemula Wajib Tahu!

Jakarta, IDN Times - Bagi kamu yang terjun ke dunia investasi tentu sudah tak asing dengan istilah dividen. Capital gain atau dividen merupakan keuntungan dalam investasi saham yang didapat para investor. Investor akan mendapatkan dividen atau porsi pendapatan perusahaan dalam periode waktu tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dividen diartikan sebagai bagian laba atau pendapatan perusahaan untuk dibagikan kepada para pemegang saham. Besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham. Oleh karena itu, dividen selalu dinanti-nanti para investor.
Dikutip dari idxchanel, umumnya pembagian dividen dilakukan setiap akhir periode laporan keuangan yakni sekali dalam setahun. Namun, ada beberapa perusahaan yang membagikan dividen hingga dua kali atau lebih dalam satu tahun seperti dividen interim.
Lalu apa saja jenis-jenis dividen dan bagaimana cara menghitung pembagiannya? Simak ulasannya di bawah ini ya!
Baca Juga: Mantap! PTBA Bagikan Dividen Rp7,9 Triliun
1. Jenis-jenis dividen
Umumnya, ada 5 jenis dividen yang dibagikan kepada pemegang sahamnya. Ke-5 nya antara lain sebagai berikut.
Dividen Tunai
Dividen atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Jenis dividen ini menjadi jenis yang paling banyak digunakan perusahaan.
Dividen Saham
Jenis dividen lainnya adalah dividen saham. Dividen jenis ini dibagikan perusahaan kepada para investor dalam bentuk saham sehingga investor dapat menambah jumlah atau nilai sahamnya.
Dividen Barang
Sesuai namanya, dividen barang dibagikan dalam bentuk barang oleh perusahaan kepada para investor atau pemegang saham. Hal ini biasanya dilakukan ketika perusahaan membeli dan menginvestasikan uangnya pada barang atau benda fisik.
Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah keuntungan yang diberikan perusahaan ketika mengalami masa sulit. Dividen likuidasi tidak berasal dari laba perusahaan. Namun, dividen ini dibagikan dengan mengurangi modal dari suatu perusahaan. Pada umumnya, perusahaan yang membagikan dividen jenis ini adalah perusahaan yang akan menutup perusahaannya atau mengalami kebangkrutan.
Dividen Utang
Jenis dividen terakhir adalah dividen utang. Dividen utang dibagikan kepada investor dalam bentuk surat utang. Artinya, perusahaan memiliki utang yang disertai bunga kepada pemilik saham yang seharusnya berhak mendapatkan dividen.
2. Mekanisme pembagian dividen
Editor’s picks
Dikutip dari CIMB Niaga, mekanisme pemberian atau pembagian dividen memiliki dua cara, yakni dividen interim dan dividen final.
Dividen interim merupakan sebuah mekanisme pemberian dividen yang diberikan dalam kurun waktu sebelum pembukuan keuangan perusahaan ditutup atau masih dalam tahun berjalan. Sementara dividen final yaitu mekanisme pembayaran dividen yang dilakukan setelah proses pembukuan keuangan selesai dilakukan.
Kedua mekanisme ini bisa digunakan secara bersamaan dalam satu tahun. Perlu dipahami, bahwa besaran dividen yang akan diterima tidak akan memiliki angka yang setara di kedua mekanisme atau periode tersebut. Di samping itu, dalam proses pembagian dividen, investor harus memperhatikan beberapa tanggal penting seperti cum date, ex date, recording date, dan payment date.
Cum date (cumulative date) adalah tanggal terakhir investor saham berhak mendapatkan dividen atas kepemilikan suatu saham. Ex date (expired date) adalah tanggal investor saham tidak lagi berhak mendapatkan dividen. Kemudian, recording date adalah tanggal penentuan pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Lalu terakhir, payment date adalah tanggal pembayaran dividen.
3. Cara menghitung dividen
Untuk menghitung dividen, kamu bisa menggunakan beberapa data seperti laba bersih perusahaan atau laba bersih per saham, dividend payout ratio (DPR), dan jumlah saham beredar atau outstanding shares. Laba bersih per saham atau Earning Per Share (EPS) adalah pembagian antara laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan di periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar (outstanding shares).
Sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) atau Rasio Pembayaran Dividen merupakan rasio yang menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh dan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Sementara Outstanding Shares adalah jumlah total lembar saham sebuah perusahaan yang dimiliki oleh para investor baik perorangan maupun institusi.
Kamu bisa menggunakan rumus di bawah ini untuk menghitung dividen yang akan didapat.
Dividen = Laba bersih x Dividend Payout Ratio
4. Contoh perhitungan dividen
Agar dapat memahami lebih jelas cara menghitung dividen, simak contoh di bawah ini.
Perusahaan X memiliki 7 juta lembar saham yang menghasilkan laba bersih sebesar Rp2 miliar. Kebijakan pembagian dividen atau dividend payout ratio adalah 40 persen dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan.
Maka cara menghitung dividen pada perusahaan X adalah sebagai berikut.
Dividen = Laba bersih x Dividend Payout Ratio
Rp2.000.000.000 x 40% = Rp800.000.000
Besaran dividen per lembar saham yang akan dibagikan, yaitu :
Rp800.000.000/7.000.000 lembar saham = Rp114 per lembar saham.