Harga Minyak Dunia Merosot akibat Kekhawatiran Resesi dan Impor China

Minyak mentah Brent dan WTI turun ke level terendah

Jakarta, IDN Times - Harga minyak merosot di awal perdagangan Asia pada Senin (8/8/2022), melayang di dekat level terendah multi-bulan. Penurunan disebabkan adanya kekhawatiran resesi merusak prospek permintaan dan data menunjukkan pemulihan yang lambat dalam impor minyak mentah China bulan lalu.

Dikutip dari Reuters, berdasarkan data Bea Cukai, China yang merupakan importir minyak mentah utama dunia, mengimpor 8,79 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada Juli, naik dari level terendah selama empat tahun pada Juni. Tetapi masih 9,5 persen lebih rendah dari tahun lalu.

Pabrik penyulingan China menurunkan stok di tengah harga minyak mentah yang tinggi dan margin domestik yang lemah, bahkan ketika ekspor negara itu secara keseluruhan mendapatkan momentum.

Baca Juga: PBB Kecam Aksi Dulang Untung Perusahaan Minyak di Tengah Krisis

1. Minyak mentah Brent dan WTI turun ke level terendah

Harga Minyak Dunia Merosot akibat Kekhawatiran Resesi dan Impor ChinaANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Minyak mentah berjangka Brent merosot 74 sen, atau 0,8 persen, menjadi 94,18 dolar AS per barel pada pukul 00.39 GMT. Harga bulan depan mencapai level terendah sejak Februari pekan lalu, jatuh 13,7 persen dan membukukan penurunan mingguan terbesar sejak April 2020.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 88,34 dolar AS per barel, turun 67 sen, atau 0,8 persen, memperpanjang kerugian setelah penurunan 9,7 persen minggu lalu.

Baca Juga: 6 Kilang Minyak Terbesar di Dunia, Ada dari Indonesia? 

2. Permintaan minyak pada 2022 diperkirakan naik

Harga Minyak Dunia Merosot akibat Kekhawatiran Resesi dan Impor ChinaIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Australia and New Zealand Banking (ANZ) merevisi turun perkiraan permintaan minyak pada 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 300 ribu barel per hari dan 500 ribu barel per hari. Revisi ini mempertimbangkan permintaan bensin AS yang lebih rendah, dan karena strategi nol-Covid China mendorong pemulihan lebih jauh.

“Adapun, permintaan minyak untuk 2022 sekarang diperkirakan naik 1,8 juta barel per hari tahun-ke-tahun dan menetap di 99,7 juta barel per hari, sedikit di bawah level tertinggi sebelum pandemik,” kata bank tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Pertamina Efisiensi US$2,2 Miliar di 2021

3. Ekspor minyak mentah Rusia tetap berjalan di tengah embargo dari Uni Eropa

Harga Minyak Dunia Merosot akibat Kekhawatiran Resesi dan Impor ChinaIlustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia terus mengalir meskipun ada embargo dari Uni Eropa yang akan berlaku pada 5 Desember 2022.

Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi memangkas jumlah rig minyak paling banyak minggu lalu sejak September. Itu menjadi penurunan pertama dalam 10 minggu.

Sektor energi bersih AS menerima dorongan setelah Senat pada Minggu (7/8/2022) meloloskan rancangan undang-undang senilai 430 miliar yang dimaksudkan untuk memerangi perubahan iklim, yang merupakan satu di antara masalah lainnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya