Kiat Sukses jadi Content Creator Preneur Muda ala Jerome Polin

Butuh konsistensi untuk menjadi content creator preneur

Jakarta, IDN Times - Menjadi content creator muda dan berbakat menjadi impian banyak millennial saat ini. Salah seorang content creator sekaligus entrepreneur yang sering membagikan konten edukasi di Youtube chanel-nya adalah Jerome Polin.

Dalam kampanye #SambilanCuan, Jerome Polin menceritakan pengalamannya menjadi seorang content creator preneur yang sukses. Kampanye ini merupakan bentuk dukungan Youtube shorts terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal yang semakin berkembang di Indonesia.

Youtube shorts menggandeng 3 content creator muda dan berbakat dalam kampanye yang bertepatan dengan hari UMKM internasional yang jatuh pada 27 Juni 2022.

Yuk, simak tips untuk menjadi seorang content creator preneur yang sukses dari Jerome Polin.

Baca Juga: 9 Potret Style OOTD Girly ala Hitomi, Teman Jerome Polin yang Hits

1. Memanfaatkan banyak perangkat untuk berpromosi

Kiat Sukses jadi Content Creator Preneur Muda ala Jerome PolinJerome Polin dalam kampanye #SambilanCuan bersama Youtube Shorts (dok.Youtube Shorts)

Jerome yang merupakan lulusan Waseda University di Jepang ini, bercerita bahwa ia sempat mengalami kesulitan ketika membangun bisnis minumannya, Menantea. Modal usaha yang minim membuatnya sulit melakukan promosi.

“Salah satu hal yang saya pelajari sebagai kreator untuk mempromosikan bisnis adalah orang saat ini menggunakan banyak jenis perangkat,” ujar Jerome. 

Dengan aktif di berbagai media sosial, seperti Instagram dan Youtube, Jerome mengakui lebih mudah berpromosi karena memiliki jumlah pengikut yang cukup besar.

Baca Juga: Ingin Jadi Content Creator? Kamu Harus Intip Tips dari Nessie Judge

2. Menjadi content creator harus punya personal branding

Kiat Sukses jadi Content Creator Preneur Muda ala Jerome PolinJerome Polin (instagram.com/jeromepolin)

Seorang content creator, kata Jerome, harus memiliki keunikan yang bisa ditonjolkan daripada content creator lain. Apalagi, jumlah content creator yang sudah tak terhitung jumlahnya di Indonesia, mengharuskan tiap calon content creator perlu memiliki personal branding.

“Kalo kita gak punya personal branding maka kita gak akan bertahan lama di dunia content creator. Misalnya kita viral, habis itu orang-orang langsung lupa. Mungkin viral satu minggu, habis itu udah lupa lagi kalo kita gak punya personal branding atau keunikan yang akan diingat sama orang,” ucap anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Baca Juga: 6 Tips Membangun Bisnis Kafe bagi Pemula, Siap Jadi Entrepreneur? 

3. Perlu konsistensi dan persistensi agar dikenal orang

Kiat Sukses jadi Content Creator Preneur Muda ala Jerome PolinJerome Polin (instagram/jeromepolin)

Untuk membangun personal branding, dibutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki konsistensi dan persistensi dalam membuat konten.

“Sampai sekarang kalau aku pribadi di Youtube, gabung sama shorts, aku udah bikin 900 konten dan gak mudah untuk bikin banyak video gitu. Butuh banyak dedikasi dan konsistensi juga,” ujar Jerome.

Menurut Jerome, untuk menjadi seorang content creator tidak memiliki rumus yang pasti. Hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi para creator. Maka dari itu, seorang content creator harus mengalami banyak trial and error agar bisa terus berkembang dan memperbaiki kekurangan sebelumnya.

4. Bangun hubungan dan ciptakan interaksi dengan orang lain

Kiat Sukses jadi Content Creator Preneur Muda ala Jerome PolinJerome Polin (instagram/jeromepolin)

Salah satu strategi promosi yang dilakukan Jerome adalah dengan membangun hubungan dan lebih sering menciptakan interaksi yang bermakna dengan mempermudah orang untuk menghubungi dan mendapatkan bantuan.

“Kalo collab di bisnis, aku ngeliat nya itu lebih ke marketnya. Jadi aku coba collab sama Erica Ricardo untuk Menantea. Kalo misal yang Kumaw Ramen itu sama Alshad. Jadi marketnya itu agak beda, biar bisa luas kalu bisnis,” jelas Jerome.

Jangkauan market yang semakin luas bisa membuat kedua pihak sama-sama diuntungkan. Meski begitu, visi misi antara pihak-pihak yang bekerja sama juga harus sejalan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya