7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak Diketahui

Melaporkan langsung dari Papua!

Apa sih yang pertama kali terlintas di benakmu ketika mendengar ‘Freeport’? Pasti nggak jauh dari tembaga, emas, dan Papua deh. Ketiganya ini memang ada benarnya, tapi tahu nggak sih kamu bagaimana proses panjang dalam aktivitas tambang Freeport Indonesia?

Nah, karena masih banyak masyarakat Indonesia belum tahu, IDN Times berangkat ke kawasan operasional Freeport Indonesia untuk melihat bagaimana kegiatan di sana. Penasaran seperti apa? Baca terus artikel ini ya! 

1. Para pekerja harus menaiki kereta gantung ke tambang Grasberg terlebih dahulu

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Pasti kamu sudah cukup familar dengan kawah besar yang menjadi area operasional Freeport Indonesia selama beberapa dekade ke belakang. Tapi, yang banyak dari kamu belum ketahui adalah kawah tersebut bernama Grasberg dan berada di ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

Sebagai perbandingan, Gunung Semeru yang menyandang gelar puncak tertinggi di Pulau Jawa itu hanya 3.676 mdpl saja lho. “Lantas, bagaimana cara penambang sampai ke Grasberg?” pasti terlintas di benakmu saat ini. Jawabannya adalah dengan menggunakan kereta gantung yang terletak di sebuah kawasan bernama Mile 74.  

Fun fact, kereta gantung yang digunakan oleh para karyawan ini dibangun oleh Freeport Indonesia sendiri dan pernah tercatat sebagai kereta gantung dengan bentangan terpanjang di dunia lho. 

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Sensasi menaiki kereta gantung ini terbilang cukup menegangkan. Tapi, pemandangannya itu lho, breathtaking! Selain itu, dari atas kereta gantung, IDN Times juga melihat berbagai fasilitas pengolahan tambang dengan latar pemandangan pegunungan hijau yang megah, magis, dan memesona. Kalau ini adalah kawasan pariwisata, bisa saingan dengan Raja Ampat deh.

2. Kegiatan tambang di Grasberg

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Di area Grasberg, ada beberapa divisi yang bertugas. Contohnya, divisi geologi yang bertugas untuk eksplorasi dan memetakan kandungan mineral yang berada di seluruh area tambang. Lalu, dari hasil eksplorasi ini akan dibuatkan peta dengan visualisasi yang lebih jelas oleh divisi desain engineering produksi.

Setelah memetakan persebaran mineral yang berada di Grasberg, langkah selanjutnya adalah melakukan drilling atau pengeboran untuk mengambil sampel guna mengetahui seberapa banyak kandungan mineralnya. Dalam waktu 1 kali 24 jam, laboratorium akan menentukan apakah suatu kawasan itu layak untuk ditambang atau tidak. Bila iya, maka lubang-lubang bekas drilling akan diisi dengan dinamit untuk diledakkan. 

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Nah, material hasil ledakan itulah yang dikumpulkan oleh sebuah mesin bernama shovel untuk kemudian diangkut dengan menggunakan haul truck berukuran raksasa. FYI, haul truck yang digunakan Freeport ini sudah sebesar rumah dua lantai lho!

Berhubung material yang dikumpulkan oleh haul truck ini masih berukuran besar-besar jadi harus dihancurkan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin-mesin yang disebut crusher

Ada sederet fakta menarik tentang tambang Grasberg ini. Salah satunya adalah Grasberg merupakan tambang open-pit terbesar di dunia. Meskipun demikian, karena alasan keamanan dan efektivitas, Freeport Indonesia mulai beralih ke kegiatan penambangan bawah tanah. Sedangkan untuk kegiatan tambang di Grasberg akan dihentikan pada akhir tahun 2019 ini. Oleh karena itu, saat IDN Times berkunjung ke Grasberg, aktivitas penambangan nggak sepadat beberapa tahun silam. Hal ini terlihat dari jumlah haul truck yang lalu lalang sudah semakin sedikit. 

3. Kegiatan penambangan bawah tanah

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Seperti yang sudah diceritakan di awal, tambang Grasberg akan dipensiunkan untuk direklamasi. Maka dari itu, Freeport Indonesia sudah menargetkan untuk sepenuhnya beroperasi di bawah tanah per tahun 2020 nanti. Tentu prosesnya jauh berbeda dengan penambangan di Grasberg.

Untuk tambang bawah tanah, Freeport Indonesia lebih banyak menggunakan alat-alat berat yang dikendalikan secara remote berkat teknologi bernama minegem. Mungkin kamu bertanya, kenapa sih harus dikendalikan secara remote? Nah, itu karena tambang bawah tanah cukup rawan longsor dan rubuh. Bayangkan apa yang terjadi kalau semua alat berat itu dikendalikan oleh operator manusia? Wah, ngeri juga ya!

Fun fact, banyak dari operator minegem adalah perempuan. Banyak juga di antara mereka yang asli Papua. Eits, untuk menjadi seorang operator minegem dibutuhkan lisensi yang nggak mudah untuk mendapatkannya lho. Salut deh dengan para wonder women ini!

4. Penghancuran dan penghalusan hasil tambang

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Hasil tambang dari Grasberg dan tambang bawah tanah yang sudah dihancurkan oleh crusher akan dihantakan dengan menggunakan conveyor belt sepanjang ratusan meter supaya sampai ke Mile 74. Di sini, material akan dihaluskan kembali dengan menggunakan dua mesin yaitu Semi-autogenous (SAG) Mill dan Ball Mill yang memiliki fungsi berbeda.

SAG Mill digunakan untuk menghancurkan material tambang hingga seukuran bola golf atau lebih kecil. Cara kerja dari SAG Mill ini adalah menggiling material tambang bersama bola-bola baja seukuran bola basket. Setelah dihancurkan di SAG Mill, material tambang akan diayak supaya mendapatkan ukuran yang sempurna untuk mesin selanjutnya, yaitu Ball Mill.

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Berbeda dengan ‘kakaknya’, Ball Mill berfungsi untuk menggerus sehingga material tambang bisa sehalus pasir. Barulah kemudian material tambang bisa diproses untuk mendapatkan konsentrat mineralnya.

5. Peningkatan kandungan mineral

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Nah, proses selanjutnya akan sedikit membingungkan buat kamu yang masih awam, makanya IDN Times akan sampaikan sesederhana mungkin ya. Jadi, setelah material dihaluskan, akan dicampur dengan air dan reagent. Gunanya reagent ini adalah untuk memisahkan konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas, dan perak. 

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Dengan teknik flotasi atau pengapungan, mineral tembaga, emas, dan perak itu akan mengapung dan membentuk busa-busa lembut seperti yang ada pada foto di atas. Pada proses awal, kandungan mineral hanya sebatas 14 persen sehingga harus diproses ulang sampai kandungan mineral mencapai 65 persen. Seperti yang kamu lihat, konsentrat yang berbentuk seperti bubur ini aman untuk disentuh lho. 

Setelah proses flotasi, konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas, dan perak ini akan dialirkan ke fasilitas pengeringan atau dewatering plant menggunakan pipa sepanjang 110 kilometer. Sedangkan material yang nggak punya nilai ekonomi akan dialirkan menuju sungai ke daerah pengendapan di dataran rendah. Sisa material inilah yang disebut sebagai tailing

6. Penyaluran konsentrat cair ke fasilitas Dewatering Plant di bagian hilir

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Seperti yang diutarakan di awal, konsentrat berbentuk bubur yang mengandung nilai ekonomis akan dialirkan dengan menggunakan pipa sepanjang 110 km menuju fasilitas dewatering plant yang berada di pelabuhan Amamapare. Di sini, konsentrat yang masih sangat encer itu akan dikeringkan hingga kandungan airnya tepat di angka 9,8 persen. 

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Freeport Indonesia menggunakan dua teknik pengeringan. Pertama dengan cara pemanasan dan yang kedua dengan menggunakan teknik pressing. Keduanya dilakukan dengan menggunakan dua mesin yang berbeda. Pada foto di atas ini kamu bisa lihat mesin raksasa yang digunakan untuk mengeringkan konsentrat dengan teknik pressing. Sesuai namanya, konsentrat akan ditekan dengan menggunakan hidrolik hingga sensor mendeteksi kandungan air telah mencapai 9,8 persen. Lalu, air hasil perasan ini akan dialirkan ke mana ya?

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Nah, airnya akan dialirkan ke fasilitas thickener untuk diendapkan lagi. Setelah pengendapan, bila masih ada material berharga maka akan diolah kembali. Sedangkan airnya yang masih mengandung asam tambang akan dinetralisir dengan menggunakan kapur terlebih dahulu, supaya bisa digunakan kembali. Jadi, Freeport Indonesia ingin memastikan penggunaan air segar seminimal mungkin.

7. Hasil akhir produk yang dijual oleh Freeport Indonesia

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Pasti masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap kalau Freeport itu menjual emas batangan atau bongkahan-bongkahan logam berharga lainnya. Faktanya, Freeport Indonesia hanya menjual pasir konsentrat yang mengandung tembaga, emas, dan perak saja. Kalau mau mengambil logamnya, harus melalui proses smelting terlebih dahulu.

7 Hal tentang Kegiatan Tambang Freeport yang Belum Banyak DiketahuiIDN Times/Karsa Adiguna

Ini dia penampilan pasir konsentrat yang dijual oleh Freeport Indonesia. Pada foto di atas bisa dilihat kalau kandungan emas (Au) sejumlah 22,48 gram per ton, tembaga sebesar 20,70 persen, dan perak (Ag) sebesar 68,2 gram per ton. Tapi, kadarnya ini nggak pasti, jadi setiap pengiriman konsentrat bisa memiliki kandungan tembaga, emas, dan perak yang berbeda-beda.

Satu lagi, sebelum dikapalkan ke pembeli, dilakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui kadar mineral yang terkandung pada setiap ton konsentrat. Survei ini dilakukan oleh Freeport, Sucofindo selaku surveyor independen yang ditunjuk pemerintah, dan juga surveyor dari pihak pembeli. Semuanya diawasi oleh Dirjen Bea dan Cukai juga jadi semua proses jadi lebih transparan deh.

Itu dia 7 aktivitas tambang Freeport Indonesia di Papua yang belum banyak diketahui. Dari tujuh proses panjang di atas, kita bisa lihat kalau nggak mudah mendapatkan bahan baku mentah yang akan digunakan untuk membuat aneka peralatan elektronik pendukung kehidupan. Makanya, kita bisa bilang kalau pertambangan adalah aspek krusial dari sebuah peradaban. 

Topik:

  • Karsa Adiguna
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya