Ini Alasan PM Mahathir Izinkan GoJek Mengaspal di Malaysia

Sementara, taksi lokal Dego Ride justru sempat dilarang

Jakarta, IDN Times - Rencana perusahaan teknologi GoJek untuk melebarkan sayap hingga ke Asia Tenggara, pelan-pelan mulai terealisasi. Lobi-lobi yang dilakukan oleh sang pendiri PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, perusahaan yang menaungi GoJek ke Malaysia ternyata membuahkan hasil. 

Pada pekan lalu, CEO PT GoJek, Nadiem Makarim, berada di Malaysia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohammad dan Menpora Syed Saddiq Syed Abdul. Kemudian, Syed membuat video dengan durasi satu menit dan diunggah ke media sosial. Dalam video itu, Syed menyebut insiatif Pemerintah Malaysia untuk membangun track khusus bagi pengguna sepeda motor tidak efektif untuk mendorong perekonomian mereka.

"Mereka (pengguna sepeda motor) perlu untuk dibela, mereka membutuhkan pekerjaan, itu merupakan isu yang mendesak. Itu sebabnya saya bertemu dengan pendiri GoJek , Nadiem Makarim, yang telah membantu menciptakan pekerjaan bagi dua juta pengguna sepeda motor di Indonesia. Ratusan ribu (pengguna sepeda motor) lainnya juga merasakan hal yang sama di Vietnam, Thailand dan Singapura," kata Syed di video tersebut yang diunggah pada (19/8) lalu. 

Kemudian, dalam rapat kabinet pada Rabu (21/8) lalu, Pemerintah Malaysia memberikan lampu hijau bagi GoJek untuk bisa mengaspal. Keputusan ini sempat dipertanyakan oleh pengusaha taksi online lokal bernama Dego Ride, lantaran pada 2017 lalu kehadiran mereka sempat dilarang oleh Kementerian Trasnsportasi Malaysia. 

Lalu, mengapa Pemerintah Malaysia malah mengizinkan GoJek mengaspal di sana namun melarang transportasi online lokal? 

1. Menpora Malaysia menjamin GoJek tidak akan memonopoli industri transportasi online

Ini Alasan PM Mahathir Izinkan GoJek Mengaspal di MalaysiaDoc.Gojek Indonesia

Menpora Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman mengatakan kendati GoJek nantinya diizinkan mengaspal di Negeri Jiran, namun mereka tidak akan menjadi pemain utama dan memonopoli. Ini artinya, perusahaan start up lokal Dego Ride tetap diizinkan untuk beroperasi. 

"Ini bukan hanya untuk GoJek (yang boleh beroperasi). Kita melupakan bahwa kita memiliki salah satu perusahaan start up yang menjanjikan yang mengelola Dego Ride di Johor yang juga mempekerjakan ribuan pengendara motor," kata Syed seperti dikutip dari laman The Star pada pekan lalu. 

Menurut Syed, Dego Ride merupakan salah satu alternatif yang cukup bagus kualitasnya. 

"Para pengguna jasa dan pengemudinya pun menikmati. Mereka dibayar cukup layak dan Dego Ride pun bisa menjadi media alternatif transportasi," tutur dia. 

Semula, GoJek berharap dapat beroperasi di awal tahun 2019. Namun, hal itu tidak terlaksana lantaran Negeri Jiran tak berniat untuk melegalkan layanan ride-hailing mengingat ada kekhawatiran perihal perlindungan keselamatan pengendara dan penumpang. Apalagi tingkat kecelakaan sepeda motor di Malaysia cukup tinggi. 

Data dari Kementerian Transportasi Malaysia menunjukkan risiko pengendara sepeda motor untuk terlibat dalam kecelakaan fatal 42,5 kali lebih tinggi daripada bus dan 16 kali lebih tinggi daripada mobil. 

Baca Juga: Go-Jek Resmi Berekspansi ke Vietnam 

2. Kehadiran GoJek di Malaysia ditentang oleh pengusaha transportasi lokal

Ini Alasan PM Mahathir Izinkan GoJek Mengaspal di Malaysia(Ilustrasi) IDN Times/Fariz Fardianto

Kendati GoJek sudah mendapat lampu hijau dari PM Mahathir, namun rencana untuk membawa masuk perusahaan start up unicorn asal Indonesia itu ditentang oleh pengusaha lokal. Bos perusahaan start up Dego Ride, Nabil Feisal Bamadhaj termasuk salah satu pihak yang menentang rencana Pemerintah Malaysia untuk membawa masuk ke negaranya. 

Nabil mengatakan seharusnya pemerintah bisa memberikan kesempatan lebih kepada pemain lokal ketimbang pemain dari negara lain. 

"Harapan saya Dego Ride dapat diberikan kesempatan untuk mengisi ceruk pasar di layanan pasar ride hailing, bagi kami untuk berkembang dan fokus di sana," kata Nabil seperti dikutip dari laman Free Malaysia Today pada Jumat (23/8) lalu. 

Pendiri taksi lokal Big Blue Taxi, Shamsubharin Ismail lebih keras menolaknya. Ia meminta Pemerintah Malaysia untuk fokus membenahi masalah terkait ride hailing dan pengemudi taksi lebih dulu. Bahkan, ia mengancam akan menggelar unjuk rasa apabila GoJek benar-benar diberi izin untuk mengaspal di Malaysia. 

"Syed Saddiq (Menpora) merupakan menteri yang berpendidikan tapi menteri yang lain sudah membicarakan mengenai mobil terbang dan mobil nasional, tapi ia malah meminta kaum muda kita menjadi operator," kata Shamsubharin.

Dalam pandangannya, GoJek tidak akan menjanjikan masa depan bagi anak muda Malaysia. 

"Kaum muda kita berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik dari itu," tutur dia. 

3. GoJek sudah berekspansi ke Malaysia dan Vietnam

Ini Alasan PM Mahathir Izinkan GoJek Mengaspal di MalaysiaDoc.Gojek Indonesia

Sebelumnya, GoJek sudah lebih dulu beroperasi di Vietnam dan Thailand. Perusahaan start up unicorn Indonesia itu menggandeng mitra lokal dan menyesuaikan namanya. Di Vietnam, GoJek menjadi Go-Viet. 

Sementara, di Thailand GoJek hadir dengan nama GET. GoJek juga sempat mengajukan izin untuk bisa mengaspal di Filipina, namun ditolak oleh pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte. 

Baca Juga: Gojek dan Grab Tidak Lagi Sendiri, 4 Pendatang Baru ini Siap Bertarung

Topik:

Berita Terkini Lainnya