Pendapatan Diterima di Muka: Cara Menghitung dan Pencatatannya

Ada dua pendekatan dalam pencatatannya

Menjadi seorang pebisnis, kamu perlu memahami ilmu manajemen keuangan dan praktik akuntansi juga, di samping mengerti cara memasarkan produk dan mengelola sumber daya manusia. Dalam mengelola keuangan, kamu tentu sudah tidak asing dengan yang namanya pendapatan.

Ada beberapa jenis akun pendapatan, salah satunya yaitu pendapatan diterima di muka yang berkaitan dengan utang. Lebih lanjut, yuk, pahami tentang konsep pendapatan diterima di muka dan cara mencatatnya.

Baca Juga: Pengertian Penghasilan dan Bedanya dengan Pendapatan

1. Pengertian pendapatan diterima di muka

Pendapatan Diterima di Muka: Cara Menghitung dan Pencatatannyailustrasi orang menata keuangan (pexels.com/Yan Krukov)

Sederhananya, melansir Accounting Tools, pendapatan diterima di muka atau prepaid income adalah adalah dana yang diterima dari konsumen sebelum penyediaan barang atau jasa. Sementara menurut OJK, jenis pendapatan ini telah diterima, namun masih belum diakui sebagai pendapatan pada tahun buku bersangkutan. Sehingga, dalam neraca muncul sebagai utang atau kewajiban.

Perusahaan menerima dana pembayaran terlebih dahulu dari pembeli, untuk suatu barang atau layanan yang dijual perusahaan, di mana pengirimannya atau pelaksanaannya dilakukan di masa depan. Oleh karena itu, pendapatan diterima di muka kerap disebut sebagai pendapatan yang ditangguhkan.

2. Pendekatan dalam mencatat pendapatan diterima di muka

Pendapatan Diterima di Muka: Cara Menghitung dan PencatatannyaIlustrasi piutang (Pixabay.com/stevepb)

Pendapatan diterima di muka dapat dicatat menggunakan dua pendekatan di antaranya:

1. Pendekatan laba rugi atau pendapatan
Dalam jurnal umum, pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai pendekatan jika menggunakan pendekatan laba rugi, setelah perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan.

Misalnya pada pembayaran sewa rumah atau toko. Transaksi ketika pelanggan membayar biaya sewa pada perusahaan, maka dapat dicatat sebagai pendapatan sewa (kredit) dan kas (debit) dengan jumlah yang sama pada keduanya. Karena ada penambahan pendapatan, maka pendapatan sewa dicatat di posisi kredit. Sedangkan pencatatan di posisi debit, karena sudah terjadi penambahan kas akhir yang bersumber dari penerimaan uang penyewa tersebut.

2. Pendapatan neraca atau harta
Lalu, pendapatan diterima di muka akan dicatat sebagai utang dalam jurnal umum, jika menggunakan pendekatan neraca.

Misalnya, telah masuk pembayaran sewa untuk satu tahun. Maka pencatatan dilakukan dengan rincian yaitu pendapatan diterima di muka atau utang (kredit) dan kas (debit).

Pendapatan diterima di muka atau utang diposisikan ke dalam kredit karena adanya penambahan utang pendapatan. Sedangkan, kas di posisi debit karena adanya penambahan kas dari penerimaan uang dari konsumen.

Baca Juga: Nisbah Kas, Rasio untuk Mengetahui Kinerja Perusahaan 

3. Cara menghitung pendapatan diterima di muka

Pendapatan Diterima di Muka: Cara Menghitung dan Pencatatannyailustrasi menghitung uang (pexels.com/rodnaeproduction)

Dalam menghitung pendapatan diterima di muka, caranya adalah dengan mengambil jumlah total pendapatan yang diterima dari konsumen, lalu menguranginya dari kredit. Ketika produk atau layanan akan dikirimkan, pendapatan ditambahkan ke dalam debit.

Misalnya, Perusahaan A menerima Rp360 ribu dari pelanggan untuk langganan tahunan majalah dengan harga setiap edisi majalah yaitu Rp30 ribu. Jika setiap bulan berlalu dan pelanggan menerima edisi majalah lainnya, kamu bisa mengurangi jumlah satu majalah dari pembayaran awal sambil menambahkannya ke Rp300 ribu dalam kategori debit neraca.

4. Cara mencatat pendapatan diterima di muka pada laporan keuangan

Pendapatan Diterima di Muka: Cara Menghitung dan PencatatannyaPexels.com/GustavoFring

Adapun langkah-langkah dalam mencatat pendapatan diterima di muka pada neraca perusahaan antara lain:

1. Identifikasi estimasi waktu ketika produk akan diterima
Perusahaan harus mencari tahu estimasi kapan pelanggan bisa menerima produk yang sudah dibayar. Jika diterima dalam jangka waktu 12 bulan ke depan, maka pendapatan diterima di muka dicatat sebagai utang lancar pada neraca perusahaan.

Misalnya, perusahaan Narina menerima pembayaran sebesar Rp100.000.000 untuk membangun rumah dua lantai dari seorang kontraktor. Kemudian estimasi waktu penyelesaian proyek selama 12 bulan. Perusahaan A dapat mencatat Rp100.000.000 ke dalam kewajiban lancar.

2. Memasukkan jumlah yang dibayarkan
Catat jumlah pendapatan yang diterima di muka sebagai kredit, lalu catat pula jumlah yang sama pada posisi kas di kolom debit.

Misalnya, tim akuntan dari perusahaan Narina memasukkan jumlah Rp100 juta tersebut sebagai kredit dan tunainya sebagai debit pada neraca perusahaan.

3. Mendelegasikan uang untuk tugas tertentu
Untuk membantu dalam menentukan jumlah pendapatan yang diterima dimuka itu dibayarkan kembali kepada pelanggan dari waktu ke waktu, maka perusahaan perlu memperkirakan berapa banyak pendapatan diterima di muka akan dibutuhkan di waktu tertentu agar dapat menghasilkan produk bagi para pelanggan. 

Dari contoh di atas, perusahaan Narina memutuskan bahwa selama 12 bulan itu mereka menggunakan sekitar Rp8,3 juta perbulannya dari total Rp100 juta untuk pembangunan rumah dua lantai.

4. Mengurangi jumlah pendapatan ketika digunakan untuk pembuatan produk
Perusahaan harus dapat melacak jumlah pendapatan yang diterima di muka yang dipakai untuk pembuatan produk bagi pelanggan. Kemudian dikurangi dan dimasukkan ke dalam posisi kredit.

5. Mentransfer pendapatan yang baru diterima ke penghasilan
Pada tahap terakhir, ketika perusahaan mengurangi jumlah pendapatan yang diterima di muka dari kredit, maka perusahaan juga harus menambahkan jumlah yang sama ke bagian pendapatan total penghasilan dari neraca perusahaan.

Baca Juga: Pendapatan Bunga: Pengertian, Karakteristik, dan Sumbernya

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya