Ekspor Mandek, Ukraina Minta Bantu Dunia Buka Blokir Rusia di Odessa

Sekitar 25 juta ton biji-bijian Ukraina tak dapat diekspor

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Senin (9/5/2022) menyampaikan seruannya kepada masyarakat internasional agar membantu Ukraina membuka blokade Rusia atas pelabuhan di Kota Odessa, dilansir dari The Guardian.

Blokade tersebut dikabarkan telah menghambat kegiatan ekspor biji-bijian Ukraina dan menyebabkan hasil panen Ukraina menumpuk digudang penyimpanan. Hal ini kemudian ditakutkan dapat mengakibatkan krisis pangan di berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Bisa Ganggu Ekspor Impor RI, Ini Strategi Mendag

1. Pertama sejak Perang Dunia ke-2

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa saat ini tidak ada aktivitas perdagangan yang berlangsung di Odesa dan pelabuhan-pelabuhan tidak berfungsi. Kejadian semacam ini disebut tidak pernah terjadi semenjak Perang Dunia II.

Zelenskyy juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap krisis pangan yang mungkin terjadi di negara lain akibat terhentinya aktivitas ekspor gandum di Odessa.

“Tanpa ekspor pertanian kita, puluhan negara di berbagai belahan dunia sudah berada di ambang kekurangan pangan. Dan seiring waktu, situasinya bisa menjadi sangat mengerikan," kata Zelenskyy dilansir dari The Guardian.

Ini adalah konsekuensi langsung dari agresi Rusia, yang hanya dapat diatasi bersama, oleh semua orang Eropa, oleh seluruh dunia bebas. Ini dapat diatasi dengan memberikan tekanan pada Rusia, dengan secara efektif memaksa Rusia untuk menghentikan perang yang memalukan ini,” sambungnya.

Baca Juga: 8 Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Odessa, Termasuk Bayi 3 Bulan

2. Presiden Dewan Eropa kunjungi Odessa

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengunjungi Odessa pada Senin (9/5/2022). Michel menyatakan kekhawatirannya ketika melihat penyimpanan gandum dan jagung Ukraina sudah sangat penuh. 

“Makanan yang sangat dibutuhkan ini tertahan karena perang Rusia dan blokade pelabuhan Laut Hitam. Menyebabkan konsekuensi dramatis bagi negara-negara yang rentan. Kami membutuhkan tanggapan global” kata Michel.

Pertemuan dengan Charles Michel ini sempat terganggu ketika adanya bunyi sirine yang memperingatkan serangan misil. Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, segera memerintahkan agar Charles dibawa ke tempat perlindungan bom. Serangan misil tersebut menghantam pusat perbelanjaan dan depot di Kota Odessa. Serangan tersebut mengakibatkan 1 orang tewas dan 5 orang terluka, dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Kemenlu Berhasil Evakuasi 25 WNI dari Odessa ke Rumania

3. Blokade pelabuhan Odessa berpotensi sebabkan krisis pangan

Terhambatnya ekspor biji-bijian Ukraina akibat blokade yang dilakukan Rusia berpotensi mengakibatkan krisis pangan pada negara-negara yang rentan. Mengingat Ukraina merupakan pengekspor terbesar keempat untuk jagung dan keenam untuk gandum di dunia pada tahun 2020 dan 2021 menurut data Dewan Biji-bijian Internasional.

Namun, Badan Pangan PBB menyatakan ada 25 juta ton biji-bijian Ukraina yang tak dapat diekspor akibat blokade. Pemerintah Ukraina mengatakan bahwa saat ini gudang penyimpanan biji-bijian semakin penuh dan dikhawatirkan tak dapat menampung hasil panen selanjutnya.

Menteri Pertanian Mykola Solskyi mengatakan pada hari Senin (9/5/2022) bahwa Ukraina hanya menanam sekitar 7 juta hektar tanaman musim semi tahun ini. Angka ini lebih kecil 25 hingga 30 persen dari tahun sebelumnya, dilansir dari Reuters.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya