Ramalan Bank Dunia, Begini Dampak Perang ke Perekonomian Ukraina-Rusia

PDB Ukraina diprediksi drop hampir separuh dan Rusia resesi

Jakarta, IDN Times - Bank Dunia memprediksi bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Ukraina akan menurun hingga 45,1 persen pada tahun ini. Penurunan ini diakibatkan oleh invasi Rusia ke Ukraina yang menutup banyak kegiatan bisnis, memangkas ekspor dan mengakibatkan kegiatan ekonomi tidak berjalan dengan kondusif di negara itu.

Dalam laporan terbarunya yang terbit pada Minggu (10/4/2022) itu, Bank Dunia juga melaporkan bahwa lebih dari setengah bisnis Ukraina harus tutup akibat perang. Sebagian bisnis lain masih dapat beroperasi namun dengan kapasitas yang di bawah normal.

Perang telah menganggu kegiatan ekonomi di berbagai sektor, terutama sektor pertanian yang menjadi andalan Ukraina. Akibat perang, siklus penanaman dan panen pada sektor pertanian Ukraina terganggu. Penutupan pengiriman via Laut Hitam dari Ukraina juga telah memotong sekitar 90 persen ekspor biji-bijian negara itu dan setengah dari total ekspornya dilansir Reuters.

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?

1. Penurunan bisa lebih parah

Dalam laporannya, Bank Dunia juga menekankan bahwa kontraksi yang terjadi mungkin bisa saja lebih tinggi dari yang dipediksi. Guncangan harga komoditas dan hilangnya kepercayaan pasar keuangan akibat perang dapat mengakibatkan perekonomian Ukraina mengalami kontraksi hingga 75 persen.

Kerusakan infrastruktur senilai lebih dari 100 juta dolar AS dan juga banyaknya warga Ukraina yang mengungsi juga diprediksi akan merusak perekonomian Ukraina di masa depan. 

"Invasi Rusia memberikan pukulan besar bagi ekonomi Ukraina dan telah menimbulkan kerusakan besar pada infrastruktur," ujar Wakil Presiden Bank Dunia untuk Eropa dan Asia Tengah, Anna Bjerde, dikutip Reuters.

"Ukraina membutuhkan dukungan keuangan besar-besaran secepat mungkin agar ekonomi dan pemerintahannya tetap berjalan untuk mendukung warga Ukraina yang menderita dan menghadapi situasi ekstrem." tambahnya.

BBC menulis, Bank Dunia telah menyalurkan bantuan sebesar 1 miliar dolar AS ke Ukraina semenjak perang mulai  berkecamuk. Bank Dunia juga sedang mempersiapkan bantuan tambahan hingga 2 miliar dolar AS.

Baca Juga: Bunuh Diri Jerman Hadapi Rusia: Setop Impor Gas atau Jatuh ke Resesi

2. Rusia diprediksi akan mengalami resesi

Tidak hanya bagi Ukraina, perang ini juga berdampak besar pada perekonomian Rusia. Bank Dunia mengatakan bahwa Rusia diprediksi akan mengalami resesi pada tahun ini akibat sanksi dari negara-negara barat. Perekonomian Rusia juga diprediksi akan mengalami kontraksi sebesar 11,2 persen dengan kemungkinan terparah hingga 20 persen.

Negara-negara Barat telah menjatuhkan berbagai sanksi ekonomi pada Rusia. Mulai dari sanksi pada para oligarki Rusia, pemblokiran bank Rusia dari SWIFT dan juga embargo pada berbagai produk eksor Rusia. Uni Eropa juga sedang mengusahakan untuk lepas dari ketergantungan akan minyak dan gas alam dari Rusia untuk menghentikan secara total impor dari Rusia.

Baca Juga: Imbas Invasi ke Ukraina, Ekonomi Rusia Jadi Kacau Balau

3. Kawasan Eropa dan Asia Tengah paling terdampak

Invasi Rusia atas Ukraina telah memberi dampak pada seluruh dunia. Namun, menurut Bank Dunia, negara-negara di kawasan Eropa dan Asia Tengah yang paling merasakan dampaknya.

Negara-negara bekas Uni Soviet dipredikisi akan membutuhkan lebih banyak pinjaman dari Bank Dunia dan IMF untuk bertahan ditengah ketidakstabilan ini. Bank Dunia menyoroti Tajikistan dan Kirgistan akan menjadi yang paling rentan.

Perang juga memukul keras negara-negara berkembang dan berkembang di Eropa dan Asia Tengah, kawasan yang sudah menuju perlambatan ekonomi tahun ini akibat dampak pandemi yang berkelanjutan.

Selain Rusia dan Ukraina, Belarusia, Republik Kirgistan, Moldova dan Tajikistan diproyeksikan akan jatuh ke dalam resesi tahun ini, sementara proyeksi pertumbuhan negara ini juga telah diturunkan.

Perekonomian kawasan ini  diperkirakan menyusut sebesar 4,1 persen tahun ini, setelah sebelumnya diperkirakan akan tumbuh 3 persen sebelum perang. Kontraksi diprediksi akan dua kali lebih besar dari kontraksi yang disebabkan oleh pandemik pada 2020.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya