Pedagang Mogok Jualan, Daging Sapi di Jakarta Menghilang 

IKAPPI sebut beberapa pasar tak lagi jual daging sapi

Jakarta, IDN Times - Kenaikan harga daging dan sapi hidup asal Australia berimbas pada melonjaknya harga daging di Indonesia, tak terkecuali di DKI Jakarta. Para pedagang menggelar aksi mogok jualan untuk menuntut solusi masalah ini.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan bahwa aksi mogok berjualan pedagang daging sapi sudah berlangsung sejak Selasa, 19 Januari 2021 malam.

"Mulai semalam sudah terpantau DKI Jakarta, Tangerang dan Bekasi mogok," kata dia kepada IDN Times, Rabu (20/1/2021).

Dia mengatakan bahwa stok daging sapi di sejumlah pasar sudah habis. Beberapa pasar yang, menurutnya, tidak lagi menjual daging, di antaranya Pasar Minggu, Pasar Kebayoran hingga Pasar Palmerah.

"Di Tangerang juga posisinya sama, sudah mulai berhenti. Bekasi semalam masih jual tapi hari ini berhenti," ujarnya.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Naik, Wagub DKI Jakarta Berharap Pusat Turun Tangan

1. Hormati pilihan para pedagang

Pedagang Mogok Jualan, Daging Sapi di Jakarta Menghilang Ilustrasi daging sapi. IDN Times/Daruwaskita

Abdullah menjelaskan, saat ini pihaknya sedang berusaha berkomunikasi dengan para perwakilan pedagang daging sapi di DKI Jakarta guna mencari solusi.

Walaupun demikian, IKAPPI, kata Abdullah menghormati apapun keputusan pedagang dalam mengupayakan solusi kenaikan harga daging sapi ini. Namun dia berharap agar masalah ini tidak berlarut-larut.

"Rencana mogok tiga hari, semoga gak sampai tiga hari mereka kembali berdagang sebagaimana mestinya," ujar dia.

2. Pedagang terpaksa pecat karyawan

Pedagang Mogok Jualan, Daging Sapi di Jakarta Menghilang Pemantauan harga dan stok di kios daging sapi di Pasar Beringharjo oleh Kementerian Perdagangan, Senin (16/12/2019). IDNTimes/Holy Kartika

Dia mengatakan tak sedikit pedagang yang terpaksa memecat karyawan dan berjualan sendiri karena tak sanggup memberi upah.

Pedagang, kata Abdullah, harus membeli daging di tengkulak atau Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan harga yang mahal. Imbasnya, daging jadi sulit dijual dan berpengaruh pada operasional.

"Sebagian pedagang mengaku sangat sulit, termasuk mereka sudah mengurangi karyawan, sudah memecat beberapa karyawan dan sekarang dagangannya didagangin (dijual) sendiri," kata dia.

3. Imbas dari abainya pemerintah pada sistem distribusi

Pedagang Mogok Jualan, Daging Sapi di Jakarta Menghilang ANTARA FOTO/Arnas Padda

Menurut Abdullah, masalah ini tidak hanya merugikan pedagang tetapi bisa berdampak pada perekonomian keluarga penjual hingga masyarakat.

Adanya aksi mogok berjualan ini kata dia adalah bagian dari protes pedagang daging terhadap kebijakan pemerintah yang abai terhadap distribusi dan rantai pasok yang terbilang luar biasa.

"Jika pemerintah tidak serius menangani persoalan pangan maka yang terjadi akan seperti sekarang," ujar dia.

4. Wagub DKI minta pusat turun tangan soal naiknya harga daging sapi

Pedagang Mogok Jualan, Daging Sapi di Jakarta Menghilang IDN Times/Daruwaskita

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta berharap agar pemerintah pusat bisa turun tangan mengatasi hal ini supaya naiknya harga daging sapi di Jakarta bisa tertangani.

"Ya memang terkait ketersediaan sapi itu memang menjadi kebijakan pemerintah pusat, jadi kita dukung kebijakan, kita dorong pemerintah pusat bisa mengambil langkah-langkah agar harga daging sapi saya kira di Jakarta dan sebagainya bisa terus turun," ujar Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (19/1/2021).

Baca Juga: Harga Daging Sapi Naik, Pedagang di DKI Jakarta Siap Mogok Jualan

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya