Pengamat: Tidak Semua Anak-Cucu Perusahaan BUMN Itu Negatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Upaya perampingan anak, cucu, dan cicit perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menurut pengamat bisnis sekaligus Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Chris Kanter, tidak bisa dilakukan sama rata.
Menurutnya, ada badan usaha, baik anak hingga cicit, yang menopang induk usahanya.
"Itu tidak bisa kita generalisir, karena macam-macam," kata Chris di diskusi Populi Center dan Smart FM Network bertemakan "Garuda dan Momentum Pembenahan BUMN" di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).
1. Kontribusi anak-cucu perusahaan sebenarnya besar
Chris juga mengatakan bahwa sebagian anak-cucu BUMN memiliki peran yang cukup besar untuk kelangsungan hidup induk bisnisnya. Sehingga, hal itulah yang harus diperhatikan agar tidak digeneralisir.
"(Kontribusi anak-cucu perusahaan) besar dong, besar banget, tapi saya tidak ingat angkanya," katanya.
Baca Juga: Pertamina Beli Minyak Mentah di AS, Erick Thohir: Hemat Rp280 Miliar
2. Minta Erick Thohir hati-hati
Dia juga memberi pesan agar Menteri BUMN Erick Thohir bisa lebih berhati-hati saat ingin meleburkan perusahaan-perusahaan BUMN dan melihatnya dari berbagai sisi.
"Harus melihat seluruh masalah yang ada, kenapa ini harus dilikuidasi, kenapa ini mesti di-merger, kenapa ini jangan," ujar dia.
3. Alasan Erick bersih-bersih BUMN
Sebelumnya, Erick Thohir berkata bahwa alasannya melakukan "bersih-bersih" BUMN adalah untuk untuk membuat citra BUMN kembali membaik.
Erick ingin mengembalikan citra BUMN sebagai perusahaan negara yang punya dedikasi untuk masyarakat. Sehingga dengan begitu istilah good corporate government (GCG) bisa melekat pada BUMN sebagai perusahaan pelat merah.
Baca Juga: Ternyata Begini Bedanya Era Erick Thohir dan Rini Soemarno di BUMN