Bank Dunia Sebut COVID-19 Picu Resesi Terdalam Sejak Perang Dunia II

Kemiskinan di Indonesia diprediksi akan bertambah

Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona atau COVID-19 memicu penyusutan ekonomi global sebesar 5,2 persen di tahun ini. Dilansir dari laman Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), peristiwa ini menjadi resesi terdalam sejak Perang Dunia II dan bahkan memicu peningkatan kemiskinan yang dramatis.

Di negara-negara kaya, kegiatan ekonomi diperkirakan turun hingga tujuh persen imbas wabah ini. Pandemik ini sangat mengganggu penawaran domestik, kegiatan dagang dan keuangan.

1. Ada 60 juta orang terancam jatuh dalam lubang kemiskinan

Bank Dunia Sebut COVID-19 Picu Resesi Terdalam Sejak Perang Dunia IIIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Bank Dunia mencatat sebanyak 90 persen dari 183 ekonomi yang telah dikaji diperkirakan mengalami penurunan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020. Bahkan, Bank Dunia menyebutkan 85 persen negara akan mengalami resesi terhebat sejak sembilan dekade terakhir.

Melansir dari The Guardian, Bank Dunia telah mengingatkan pandemik ini akan membawa lebih kurang 60 juta orang jatuh ke dalam garis kemiskinan tahun ini.

"Ini adalah hal yang sangat serius, krisis cenderung meninggalkan bekas luka jangka panjang dan menimbulkan tantangan global yang besar," kata Wakil Presiden Bank Dunia, untuk pemerataan pertumbuhan, keuangan dan lembaga.

Baca Juga: Bank Dunia Kucurkan Pinjaman Rp3,6 T untuk Indonesia Tangani COVID-19

2. Komunitas global harus bersatu untuk mendorong pemulihan lebih cepat

Bank Dunia Sebut COVID-19 Picu Resesi Terdalam Sejak Perang Dunia IIIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Prioritas saat ini adalah menangani kesehatan global dan darurat ekonomi. Dalam laman resminya, PBB menyebutkan agar komunitas secara global harus bersatu, untuk menemukan cara guna membangun kembali pemulihan yang sekuat-kuatnya. Terutama untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

Bank Dunia juga sudah merilis analisis dari laporan Prospek Ekonomi Global terbaru. Di dalamnya ditekankan bahwa negara-negara berkembang dan masyarakat internasional dapat mengambil langkah sekarang, untuk mempercepat pemulihan setelah krisis.

"Pemilihan kebijakan yang dibuat hari ini, termasuk soal transparansi utang yang lebih besar untuk mengundang investasi baru, kemajuan yang lebih cepat dalam konektivitas digital, dan perluasan besar jaringan pengaman tunai bagi masyarakat miskin, akan membantu membasmi kerusakan dan membangun pemulihan lebih cepat," kata Presiden Bank Dunia, David Malpass.

3. Penduduk miskin di Indonesia diproyeksi bertambah hingga 9 juta orang

Bank Dunia Sebut COVID-19 Picu Resesi Terdalam Sejak Perang Dunia IIIlustrasi ekonomi dampak pandemik (IDN Times/Arief Rahmat)

Senior Economist The World Bank Ralph Van Doorn menyebutkan pandemik COVID-19 bisa menyebabkan penduduk miskin di Indonesia bertambah antara 5,6 juta hingga 9,6 juta orang.

“Kami perkirakan perlambatan ekonomi menyebabkan tingkat kemiskinan naik sekitar 2,1-3,6 persen atau 5,6-9,6 juta orang miskin baru relatif pada skenario jika pada 2020 tidak terjadi pandemik,” kata Ralph seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/6).

Ralph juga menyebutkan Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini berada di level nol persen sampai terkontraksi 3,5 persen terhadap PDB. Menurut dia, pemerintah perlu membantu penduduk miskin dan yang rentan akan kemiskinan dengan menyiapkan jaring pengaman sosial yang memadai serta memberi dukungan terhadap bidang industri dan kesehatan.

Baca Juga: Wapres: COVID-19 dan Masalah Ekonomi Harus Dihadapi di Era New Normal

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya