Cara Andrea Paresthu Mempertahankan Sustainable Gastronomy 

Sustainable gastronomy bukan sekadar soal lingkungan

Jakarta, IDN Times - Dunia kuliner terus berjuang mempertahankan diri di tengah pandemik. Keberlangsungan sustainable gastronomy di tengah pandemik jadi tantangan tersendiri.

Pemilik Javanegra Gourmet, Andrea Peresthu, berbagi cerita soal upayanya memperjuangkan bisnis kuliner yang menerapkan sustanable gastronomy dengan pemberlakuan zero waste.

Hal ini diutarakan Andrea dalam Ngobrol Seru yang ditayangkan di kanal YouTube IDN Times, Kamis (25/6).

1. Andrea belajar dari Jepang untuk menerapkan zero waste

Cara Andrea Paresthu Mempertahankan Sustainable Gastronomy pinterest.com

Baca Juga: 8 Kreasi Kuliner dengan Teknik Molecular Gastronomy, Keren Banget!

Upaya utama yang dilakukan Andrea dalam menerapkan sustainable gastronomy adalah dengan menerapan zero waste. Ia berkaca dari masyarakat Jepang.

Andrea menuturkan, di Jepang bahkan satu ekor ikan dapat diolah sedemikan rupa agar hingga durinya bisa dikonsumsi. "Saya berusaha untuk di seluruh dapur kita itu zero waste," kata Andrea dalam paparannya.

Selain itu, ia juga mereduksi penggunaan plastik. Langkah ini diambil untuk mendukung kebertahanan kuliner yang baik di tanah air.

2. Awal berdirinya Javanegra karena hobi

Cara Andrea Paresthu Mempertahankan Sustainable Gastronomy Ngobrol Seru "Sustainable Gastronomy Makin Hit karena Pandemik" (Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Andrea bercerita, memulai bisnis dengan mendirikan Javanegra berawal dari hobi belaka. "Saya gak ingin kehilangan my life quality," katanya sambil berbincang.

Alasan yang sama menjadi sebab Javanegra begitu memperhatikan kualitas dari tiap produk yang diproduksi. Tak heran sejumlah bahan baku yang digunakan masih harus diimpor dari luar negeri.

3. Mendidik anak dari Timur Indonesia untuk punya keterampilan

Cara Andrea Paresthu Mempertahankan Sustainable Gastronomy Ngobrol Seru "Sustainable Gastronomy Makin Hit karena Pandemik" (Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Dalam menjaga sustainable gastronomy, aspek ekonomi menurutnya juga perlu untuk diperhatikan. Guna membantu perekonomian masyarakat timur Indonesia, Andrea melakukan sesuatu di luar kebiasaan orang-orang pada umumnya.

Alih-alih sekadar berdonasi, Andrea memilih mendidik anak-anak dari Timur Indonesia agar dapat memiliki keahlian dan dapat bertahan di dunia kerja. "Bukan hanya masalah lingkungan doang. Itu ada masalah budaya, ekonomi," kata dia.

Andrea berupaya menargetkan agar 15-20 persen pekerja yang bekerja di tempatnya merupakan orang timur Indonesia.

Baca Juga: Dari Buku sampai Arang, 6 Makanan Unik dari Hasil Molecular Gastronomy

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya