Sri Mulyani Akui Indonesia Banyak Impor untuk Tangani Pandemik

Sampai keluarkan Rp3,67 triliun untuk impor vaksinasi

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia masih banyak melakukan impor guna memenuhi kebutuhan penanganan pandemik COVID-19 di Tanah Air. Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam paparan pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021 yang disiarkan di kanal YouTube Kementerian Perdagangan, Kamis (4/3/2021).

"Dalam hal ini memang kita masih banyak sekali mengimpor kita berharap tentunya dengan adanya Covid ini produksi dalam negeri akan bisa ditingkatkan," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam paparannya.

Baca Juga: Sukseskan Vaksinasi, Sri Mulyani Targetkan Daerah Sumbang Rp15 T 

1. Impor vaksin hingga Rp3,67 triliun

Sri Mulyani Akui Indonesia Banyak Impor untuk Tangani PandemikInfografis Rencana Pengadaan Vaksin pada 2021 (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam paparannya, Sri Mulyani mengungkapan pemerintah telah mengucurkan dana yang tidak sedikit untuk pengadaan vaksin COVID-19. Sedikitnya Rp3,67 trilun akan digelontorkan untuk mengimpor sejumlah merek vaksin COVID-19.

Fasilitas bea masuk dan pajak untuk impor vaksin pun telah diberikan Kemenkeu. Totalnya mencapai Rp642,18 miliar. Besaran ini dikeluarkan untuk 30,5 juta dosis vaksin COVID-19.

2. Bea masuk dan pajak impor alat kesehatan digratiskan

Sri Mulyani Akui Indonesia Banyak Impor untuk Tangani PandemikIlustrasi tenaga medis mengenakan APD untuk menangani pasien virus corona. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Selain vaksin, pemerintah juga menggelontorkan insentif, melalui relaksasi hingga 0 persen alias menggratiskan, bea masuk dan pajak impor alat kesehatan untuk penanganan COVID-19. Menurut Sri Mulyani, 63,8 persen penerima fasilitas tersebut adalah perusahaan swasta. Adapun total nilai impor alat kesehatan mencapai Rp12,25 triliun.

"Total fasilitas yang kita berikan untuk impor alat kesehatan mencapai Rp2,89 triliun yang dinikmati oleh 1.814 entitas atau perusahaan, maupun pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan yayasan," ujar Menkeu .

Impor alat kesehatan terdiri dari 428 juta masker, 20 juta rapid test, 17,8 juta swab test, 13 juta APD, 13 juta PCR dan 8 juta Virus Transfer Media. Ditambah lagi dengan 44 ribu set veltilator, 43 juta USD obat-obatan, 3 juta handsanitizer, 1,2 juta alat suntik termasuk untuk masa vaksinasi, 1,1 juta termometer dan alat kesehatan lainnya.

Baca Juga: Curhat Sri Mulyani: APBN Gak Boleh Ikut Semaput saat Digoyang Pandemik

3. Sri Mulyani nilai impor bahan dan barang modal sudah pulih

Sri Mulyani Akui Indonesia Banyak Impor untuk Tangani PandemikIlustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani menyebutkan kondisi ekonomi kini sudah mulai membaik meski pandemik COVID-19 belum hilang. Industri perdagangan dan pengolahan termasuk salah satu yang mulai bangkit.

"Kalau kita terlihat keren seperti impor bahan baku dan barang modal yang mulai menunjukkan pemulihan akseleratif di bulan Januari, dan juga penjualan berbagai barang modal seperti kendaraan bermotor. Kita berharap bahwa industri pengolahan ini akan menikmati pemulihan ekonomi yang cukup cepat pada Kuartal 1 tahun ini maupun keseluruhan tahun 2021," ujar Bendahara Negara ini.

Baca Juga: Sri Mulyani: Penerimaan Pajak dari Karyawan Alami Penurunan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya