Anggota DPR Dorong Pengembangan Sagu jika Harga Beras Mahal 

Potensi sagu dikembangkan untuk substitusi beras

Jakarta, IDN Times — Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, merespons pernyataan Menteri Pertanian soal harga beras yang terus naik dan menganjurkan masyarakat untuk makan sagu.

Johan menilai, subtitusi makanan pokok dari beras ke nasi tak bisa hanya sebatas anjuran. Selain itu, dia juga menyorot potensi sagu yang perlu dikembangkan di pasar masyarakat Indonesia agar bisa menggantikan beras.

1. Dorong pengembangan potensi sagu

Anggota DPR Dorong Pengembangan Sagu jika Harga Beras Mahal Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Johan Rosihan. (Dok. PKS)

Menurut Johan, potensi sagu di Tanah Air belum dikembangkan dengan baik, padahal kebutuhan terhadap sagu terjadi di beberapa daerah.

“Ini jadi tantangan Kementan untuk menjadikan sagu bisa mendukung program pangan alternatif dengan mengembangkan potensi lokal agar menjadi kekuatan pangan lokal,” kata Johan dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/10/2022).

Dia juga menyebut perlu dukungan penuh dari pemerintah jika ingin melakukan substitusi beras ke sagu.

“Tentunya tidak bisa secara tiba-tiba mampu mensubstitusi posisi beras sebagai pangan poko strategis di Tanah Air,” ucapnya.

Baca Juga: Kunker Jokowi, Kementan Pastikan Sagu dan Kelapa Terus Dikembangkan

2. Minta stok beras aman

Anggota DPR Dorong Pengembangan Sagu jika Harga Beras Mahal Pekerja memeriksa kualitas beras di Gudang Perum Bulog Sub Divre Pekalongan, Desa Munjung Agung, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). Menurut Perum Bulog Sub Divre Pekalongan, jelang Ramadan dan upaya penanganan COVID-19 stok beras di wilayah Pekalongan, Tegal dan Brebes cukup untuk enam bulan kedepan sebanyak 30.000 ton setara beras. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini berharap, pemerintah lebih serius mengelola pasar beras di Indonesia. Menurut Johan, pasar beras adalah pasar yang sensitif terhadap perubahan, termasuk ancaman krisis pangan global yang menjadi faktor pendorong fluktuasi harga beras.

"Karena itu saya minta pemerintah segera memperkuat koordinasi dan segera menanggalkan ego sektoral untuk menjaga kestabilan harga beras dan tidak sepenuhnya menyerahkan kepada mekanisme pasar," harap Johan.

Dia juga meminta Menteri Pertanian untuk bekerja lebih berat, terutama menjaga manajemen stok beras dan distribusi beras dari daerah surplus ke daerah minus.

“Saya mengingatkan pemerintah agar gejolak harga beras ini jangan sampai berkepanjangan karena akan berpengaruh pada terganggunya stabilitas nasional, jangan hanya terpaku pada stok yang cukup namun gagal menjaga stabilitas harga akan berdampak pada kondisi masyarakat yang semakin terpuruk,” jelasnya.

3. Mentan ajak makan sagu jika harga beras mahal

Anggota DPR Dorong Pengembangan Sagu jika Harga Beras Mahal Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ke Provinsi Papua (Dok. Kementan)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku tak akan segan mensubstitusi produk pangan beras menjadi sagu, bila harga komoditas beras terus mengalami kenaikan.

Dia menyebut Indonesia memiliki lahan 5 juta hektare sagu untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok rakyat Indonesia bila harga beras terus melonjak.

“Beras kalau memang harganya tidak bersahabat, potong semua sagu yang ada. Kita masih punya 5 juta hektare sagu. Potong 1 juta sudah bisa bertahan 1-2 tahun, makan sagu saja,” kata Syahrul dalam acara Kegiatan Pembekalan Penyuluhan Pertanian Nasional di Jakarta, (6/10/2022).

Baca Juga: Heran Harga Beras di Perbatasan Rp8 Ribu, Jokowi: Kok Murah Bener?

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya