Silicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi Ingatkan soal Krisis Global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo turut berkomentar mengenai Silicon Valley Bank (SVB) yang bangkrut. Jokowi kemudian mengingatkan jajarannya untuk sadar terhadap persoalan krisis global.
"Kita semuanya harus menyadari, bahwa kegentingan global itu masih merupakan sebuah ancaman yang tidak ringan, ketidakpastian global juga memunculkan risiko-risiko sulit diprediksi, yang sulit kita hitung," ujar Jokowi dalam pembukaan 'Business Matching Produk Dalam Negeri' yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (15/3/2023).
"Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank, semuanya negeri begitu, ada satu bank yang bangkrut, dua hari muncul lagi bank berikutnya yang collapse, Signature Bank. Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya akan ke mana," sambungnya.
Baca Juga: Fakta-Fakta Silicon Valley Bank, Penyuntik Startup yang Kolaps 48 Jam
1. Jokowi minta dana APBN, APBD dikelola dengan benar
Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta jajarannya melakukan strategi yang baik agar Indonesia tidak masuk dalam krisis global. Oleh karena itu, dia meminta agar dana APBN, APBD dikelola dengan benar.
"Saya sudah mengingatkan semuanya berkali-kali, APBN itu uangnya penerimaan APBN, pendapatan di APBN itu didapatkan dari pajak rakyat; dividen yang kita miliki di BUMN, royalti dari tambang-tambang yang ada; penerimaan bukan pajak yang juga kita dapatkan, dikumpulkan dengan sangat sulit, tidak mudah," kata dia.
Baca Juga: Bank Besar AS Silicon Valley Bangkrut Bikin Rupiah Tertekan Pagi Ini
2. Silicon valley Bank bangkrut
Editor’s picks
Diberitakan, Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan kolaps pada Jumat, 10 Maret 2023 setelah mengalami krisis modal dalam 48 jam sebelumnya. Kebangkrutan SVB menjadi kegagalan terbesar kedua sebuah lembaga keuangan dalam sejarah Amerika Serikat (AS).
Regulator California kemudian menutup pemberi pinjaman dari sektor teknologi dan menempatkannya di bawah kendali US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Dalam hal tersebut, FDIC akan bertindak sebagai penerima yang akan melikuidisasi aset SVB guna membayar kembali nasabahnya, termasuk deposan dan kreditur.
Baca Juga: Poin Pidato AHY Kritik Jokowi: Proyek Mercusuar hingga Banana Republic
3. SVB salah satu bank di AS dengan aset terbesar
Mengutip Forbes, pada kuartal-IV 2022 dilaporkan bahwa aset SVB mencapai 212 miliar dolar AS. Kolapsnya SVB kemudian menjadi kegagalan sebuah lembaga keuangan/bank terbesar nomor dua di AS.
Kasus SVB di bawah Washington Mutual yang memiliki aset 300 miliar dolar AS dan kolaps pada 2008. Dengan aset hingga 212 miliar dolar AS, SVB menjadi bank terbesar nomor 16 di AS dari segi besarnya aset yang dimiliki.
Baca Juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Sri Mulyani: Harus Kita Waspadai