5 Mitos yang Bikin Bisnis Startup Sulit Berkembang, Buang Jauh-jauh!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tengah era revolusi industri 4.0 yang semakin disruptif, masyarakat berlomba-lomba membangun bisnis digital sebab dinilai memiliki peluang yang besar. Berbagai inovasi pun dilakukan, mulai dari yang bersifat groundbreaking hingga berupa pengembangan ide yang sudah ada.
Sayangnya sejalan dengan hal itu, banyak mitos yang berkembang dan dipercayai sebagian pelaku usaha. Alhasil, bisnisnya stuck dan sulit berkembang. Demi mengoptimalkan bisnis, sebaiknya jangan telan mentah-mentah deretan mitos berikut ini.
1. Mitos pertama: dalam memulai bisnis, kita wajib jadi yang pertama dan satu-satunya
Memulai bisnis dengan ide segar dan sama sekali baru barangkali sangat menggugah semangatmu. Namun ketika mengetahui bahwa orang lain telah memulainya lebih dulu, kamu segera kehilangan gairah dan enggan melanjutkan perjalanan.
Padahal ini bukan akhir dunia. Kamu tetap bisa merintis sendiri bisnismu walau bisnis serupa sudah diluncurkan. Namun di sinilah letak tantangannya, kamu harus bisa menentukan selling point atau sisi unik yang menjadi pembeda pada bisnismu.
2. Mitos kedua: membangun bisnis startup perlu modal gila-gilaan
Banyak orang mengira bisnis startup membutuhkan modal yang sangat besar di awal. Ini tak sepenuhnya salah, tapi juga tak sepenuhnya benar. Menurut laman Entrepreneur, 24 persen bisnis startup gagal karena masalah finansial, khususnya kehabisan dana.
Akan tetapi, membangun bisnis dengan dana minim juga bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Beberapa pengusaha mengatur strategi agar mendapat margin yang tetap dan kuat sehingga bisnisnya tak perlu mengandalkan pendanaan selamanya.
Baca Juga: Ide Bisnis Pasca-Lebaran Paling Cuan, Yuk Cobain!
3. Mitos ketiga: hustle culture harus ditegakkan demi kesuksesan bisnis
Editor’s picks
Hustle culture atau budaya bekerja keras hingga melampaui batas kapasitas diri sendiri bukan satu-satunya faktor yang mendukung kesuksesan sebuah bisnis. Bukannya produktif, ini malah memicu kelelahan yang berisiko menurunkan performa dalam bekerja.
Sebagai gantinya, ciptakanlah sistem dan budaya kerja yang mengedepankan efektivitas dan efisiensi. Ini juga berarti kita mengutamakan kerja cerdas alih-alih kerja keras. Dengan demikian, kita bisa mencurahkan perhatian untuk hal lain sehingga produktivitas lebih meningkat.
4. Mitos keempat: selama kita berusaha, kesuksesan akan datang
Kamu mungkin pernah mendengar ungkapan "Usaha tak akan mengkhianati hasil". Namun lagi-lagi, banyak faktor yang memengaruhi kesuksesan, khususnya dalam bisnis. Sekeras apapun usaha, jika tak dibarengi dengan strategi yang tepat, akan sulit mengantarkan bisnis pada kesuksesan besar.
Mulailah dengan menciptakan sistem yang kuat agar bisnis berjalan lebih established. Perjelas alasan mengapa kamu ingin membangun bisnis dan artikulasikan hal itu ke dalam cara kamu menjalankan bisnis. Tentunya ini akan menjadi value lebih yang dapat mendongkrak tingkat kepercayaan karyawan, konsumen, dan masyarakat secara luas.
5. Mitos kelima: kegagalan bukanlah pilihan
Tak ada satu pun orang yang menginginkan kegagalan. Sayangnya, hidup tak selalu berjalan sesuai harapan. Walau telah berupaya menciptakan berbagai strategi dan membuat langkah mitigasi, kemungkinan untuk jatuh dan gagal tetap ada.
Akan tetapi, jangan lantas menyerah lantaran takut akan kegagalan. Sejatinya kegagalan merupakan guru terbaik dan dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga. Ingat, banyak bisnis yang harus melalui jutaan kegagalan sebelum akhirnya sukses dan berhasil menguasai pasar.
Membangun bisnis memang susah susah gampang. Namun jangan sampai kehadiran mitos di atas menghentikan kita untuk melangkah ke depan. Sebagai gantinya, fokuslah pada tujuan agar bisnis yang kita rintis bisa beberapa lebih dekat dengan kesuksesan.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Mulai Bisnis Sekarang Juga, yuk Gas!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.