Produksi Massal Beras Porang Terkendala Izin dari BPOM

1. Alat pengolah sudah dibeli di Cina
Meski syarat administrasi itu belum terpenuhi pihak perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana untuk produksi massal beras porang. Alat pengolahnya sudah dibeli dan sekarang masih berada di Cina. "Masih diporuksi di sana, kemudian (beras porang) kami bawa ke sini untuk test market," ujar dia.
Uji coba pasar dijadwalkan berlangsung selama setahun. Ini terhitung sejak Juli 2021 hingga Juni 2022.Adapun sasaran dari produk olahan ini ditargetkan dari kalangan ekonomi menengah hingga atas.
Baca Juga: Mentan: Industrialisasi Porang Harus Dipercepat
2. Harga perkilogrmnya mencapai Rp 200 ribu
Editor’s picks
Sebab, menurut dia,harga perkilogramnya dipatok antara Rp 185 ribu hingga Rp 200 ribu. Dengan harga itu, William mengklaim manfaat yang didapat konsumen lebih banyak terutama untuk kesehatan.
Beras porang dinyatakan memiliki kandungan glukomanan. Kandungan itu dapat mempercepat rasa kenyang sehingga berat badan konsumen bisa lebih terkontrol. Produk ini diklaim cocok dikonsumsi bagi yang sedang menjalani diet.
3.Nama produk yang direncanakan akan angkat kearifan lokal
Produk olahan porang ini sudah banyak dikonsumsi oleh warga negara lain. Namun, jenisnya berupa mi seperti di Jepang dan Cina."Karena orang Indonesia kesukannya makan nasi, maka kami memilih memproduksi beras porang," ungkap William.
Nantinya, beras porang akan diberi label nama yang mudah diingat masyarakat. Selain itu, mengandung nilai kearifan lokal di Kabupaten Madiun.
Baca Juga: Jokowi Minta Mentan Atur Industrialisasi Porang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.