Pertamina Percepat Peningkatan Bauran Energi dengan Binary Unit

Pertamina jadi Showcase di Task Force ESC B20

Jakarta, IDN Times - Task Force Energy, Sustainable & Climate Business 20 (ESC B20) terus mendorong percepatan peningkatan bauran energi untuk menekan perubahan iklim, penggunaan energi bersih, dan penurunan emisi karbon. 

Mendukung upaya tersebut, Pertamina melalui subholding Pertamina New Renewable Energy menginisiasi peningkatan kapasitas terpasang panas bumi, melalui penerapan teknologi Binary dengan membangun Binary Unit untuk menghasilkan potensi tambahan kapasitas listrik hingga 25 MW.

Nicke Widyawati, selaku Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menjelaskan, Binary Unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan/air panas bumi) yang diinjeksi kembali ke dalam perut bumi untuk menghasilkan listrik, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan.

“Ini adalah salah satu quick win untuk Indonesia meningkatkan bauran energi dari energi baru dan terbarukan. Dari sisi hulu pembangunan Binary Unit ini tidak memerlukan eksplorasi sumur baru, sehingga lebih cepat dan investasinya lebih rendah. Dari sisi konstruksi pembangunannya lebih cepat karena sistemnya modular, sehingga investasinya juga lebih efisien,” ujar Nicke.

1. PGE wilayah Lahendong berikan kontribusi cukup besar

Pertamina Percepat Peningkatan Bauran Energi dengan Binary UnitDirektur Utama PT Pertamina (Persero),Nicke Widyawati, di Kantor PGE area Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (25/4/2022). (Dok. Pertamina)

Salah satu wilayah kerja panas bumi yang telah mengembangkan Binary Unit adalah  wilayah Lahendong yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). 

PGE wilayah Lahendong telah memberikan kontribusi yang cukup besar di dalam suplai sistem kelistrikan di wilayah Sulawesi Utara, yakni 20 persen atau sekitar 120 MW dari 589 MW kapasitas terpasang daerah tersebut.

“Hal ini sudah melampaui rata-rata daerah lainnya karena secara umum porsi suplai energi baru dan terbarukan rata-rata 12 persen di dalam sistem kelistrikan,” tambah Nicke di Kantor PGE area Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (25/4/2022). 

Kapasitas terpasang di PGE area Lahendong ini berasal dari enam Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah dioperasikan. Ke depan, PGE berencana menambah dua unit PLTP baru yang masing-masing memiliki estimasi kapasitas 20 MW.

Baca Juga: Jelang Musim Mudik, Pertamina Pantau Stok BBM dan LPG 

2. Jadi milestone penerapan teknologi binary

Pertamina Percepat Peningkatan Bauran Energi dengan Binary UnitDirektur Utama PT Pertamina (Persero),Nicke Widyawati, di Kantor PGE area Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (25/4/2022). (Dok. Pertamina)

Lebih jauh Nicke menjelaskan bahwa dengan investasi yang rendah, maka biaya produksi listrik juga bisa lebih rendah. Sedangkan semakin besar Binary Unit yang dioperasikan, maka tambahan listrik juga akan semakin besar. Sehingga secara keseluruhan investasi bisa lebih murah. 

“Kami melihat, Indonesia dengan potensi 28.000 MW di Geothermal ini menjadi satu-satunya renewable energy dengan best load. Artinya, energi dari panas bumi ini selalu tersedia dan tidak memerlukan back up seperti energi angin maupun matahari yang bersifat intermiten. Selain itu, binary juga jadi salah satu solusi yang bisa menurunkan tarif listrik dan sudah dipastikan ketersediaannya,” jelasnya

Senada dengan Nicke, Dannif Danusaputro selaku Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia, Subholding PNRE Pertamina mengatakan, Binary Unit di Lahendong ini menjadi milestone penerapan teknologi binary yang akan dikembangkan pada wilayah kerja panas bumi PGE lainnya.

“Ini sangat bagus, kami ingin segera meningkatkan energy mix dari panas bumi dalam sistem kelistrikan, binary ini salah satu terobosannya,” ujar Dannif.

3. Berperan dalam pengembangan transisi energi

Pertamina Percepat Peningkatan Bauran Energi dengan Binary UnitKantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Perlu diketahui, Pertamina sebagai pionir pengembangan panas bumi di Indonesia yang dilanjutkan oleh PGE, telah mempunyai pengalaman hampir 40 tahun dalam pengoperasian lapangan panas bumi. Saat ini, Indonesia sendiri berada pada peringkat kedua pengembangan panas bumi di dunia dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.276 MW.

Direktur Operasi PGE, Eko Agung Bramantyo, menjelaskan bahwa sekitar 82 persen dari total kapasitas panas bumi yang terpasang di Indonesia, dikontribusi dari Wilayah Kerja PGE yang terdiri dari 672 MW dioperasikan sendiri, dan 1.205 MW dilaksanakan melalui Kontrak Operasi Bersama, dengan potensi kontribusi emission avoidance sebesar 9,7 ton CO2 per tahun. 

“Penambahan sebesar 600 MW itu nantinya 200 MW dari Binary Unit dan sisanya dari pengembangan baru,” tambah .

Melalui program energi baru terbarukan ini, Pertamina berperan untuk pengembangan transisi energi, terutama dalam menunjang sumber daya lokal untuk mendukung roda perekonomian masyarakat sekitar dengan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG).

Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan Pertamina pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi. (WEB)

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya