Berkunjung ke Australia, PM India Bahas Kerja Sama Energi Bersih

India-Australia sepakati perjanjian migrasi

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, melakukan kunjungan ke Australia usai ikut menghadiri pertemuan puncak KTT G7 di Hiroshima, Jepang. PM Australia Anthony Albanese menyambutnya dengan bangga pada Rabu (24/5/2023).

Kedua negara tergabung dalam aliansi Quad yang juga beranggotakan Jepang dan Amerika Serikat (AS). Dalam kunjungan PM Modi ke Australia, kedua negara sepakat meningkatkan hubungan kerja sama, termasuk dalam sektor pertahanan, migrasi dan industri energi bersih.

Baca Juga: Invasi Rusia Bisa Percepat Transisi Energi Bersih Ukraina

1. Menjaga perdamaian kawasan Indo-Pasifik

Terbentuknya aliansi Quad termasuk bertujuan untuk menanggapi meningkatnya pengaruh China di Indo-Pasifik. Keempat pemimpin Quad telah dijadwalkan bertemu di Australia, tapi Presiden Joe Biden dan PM Fumio Kishida membatalkan perjalanan. Oleh karena itu, pertemuan pada Rabu hanya dilakukan oleh PM Modi dan PM Albanese saja.

Usai melakukan pembicaraan bilateral dengan Modi, Albanese memberikan pernyataan kepada para wartawan.

"Para pemimpin berempat berdiri bersama untuk kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, stabil, aman, dan makmur di mana semua negara besar dan kecil mendapat manfaat dari keseimbangan kawasan yang menjaga perdamaian," kata Albanese dikutip Al Jazeera.

Sementara Modi memuji diskusi yang terjalin dengan Albanese. Dia mengatakan bahwa keduanya berbicara untuk meningkatkan Kemitraan Strategis Komprehensif Australia-India ke tingkat yang lebih tinggi untuk beberapa dekade berikutnya.

Baca Juga: ASEAN Mau Indo-Pasifik Tetap Aman dan Damai

2. Kesepakatan migrasi bilateral

Dalam pertemuan PM Modi dan PM Albanese, keduanya telah menandatangani beberapa kerja sama, di antaranya kesepakatan migrasi antara kedua negara. Tujuan kesepakatan itu adalah meningkatkan pelajar India dan perjalanan bisnis ke Australia.

Dilansir Deutsche Welle, perjanjian migrasi yang disepakati diharapkan akan semakin memperkuat jembatan antara India-Australia. Perjanjian itu, menurut Modi, akan mempromosikan mobilitas dua arah para pelajar, lulusan, peneliti akademik dan pebisnis.

Diaspora India sendiri merupakan etnis minoritas yang disebut tumbuh paling cepat di Australia. Mereka berjumlah sekitar tiga persen dari total populasi. Para pelajar India yang mengakses pendidikan di Australia, secara langsung juga menguntungkan perekonomian Negeri Kanguru.

Baca Juga: Sri Mulyani: Investor Jepang Tertarik Investasi EBT di IKN

3. Gugus tugas hidrogen hijau

Berkunjung ke Australia, PM India Bahas Kerja Sama Energi BersihPM India Narendra Modi dan PM Australia Anthony Albanese (Twitter.com/Narendra Modi)

Selain menyepakati perjanjian migrasi, kedua pemimpin itu juga membahas perdagangan, pertahanan dan energi bersih. Mereka menandatangani pembentukan gugus tugas hidrogen hijau dan memperluas kerja sama energi bersih.

Dilansir BBC, kerja sama bilateral itu akan memungkinkan kedua negara memproduksi gas tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Kerja sama  itu juga bergerak lebih lanjut ke sektor pertambangan dan mineral kritis.

Selama pertemuan antara dua pemimpin India-Australia, protes kecil sempat terjadi. Para aktivis melakukan demonstrasi tentang catatan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan PM India.

Sebelum pertemuan resmi, PM Australia juga sempat ditanya mengenai catatan pelanggaran tersebut, tapi enggan menjawabnya.

"Pemerintah Australia seharusnya tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan pemerintah China dengan mengejar hubungan perdagangan yang lebih dalam sambil mengesampingkan masalah hak asasi manusia," kata Human Rights Watch.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya