Pangkas Emisi, Eropa Tak Jual Mobil Bahan Bakar Fosil pada 2035

Subsidi masyarakat rentan sebanyak Rp918,3 triliun

Jakarta, IDN Times - Para menteri lingkungan dari 27 negara Uni Eropa (UE) akhirnya mencapai kesepakatan pada Rabu (29/6/2022). Demi mengurangi emisi karbon dioksida dan memerangi perubahan iklim, blok UE sepakat untuk tidak lagi menjual mobil berbahan bakar fosil pada 2035.

Proposal penghentian penjualan mobil berbahan bakar fosil telah diajukan pada Juli 2021. Tapi negosiasi berjalan alot sehingga baru diputuskan saat ini. Keputusan pada Rabu dilakukan untuk membantu mencapai target ambisius, khususnya nol emisi karbon pada 2050.

Baca Juga: Move On dari Rusia, Uni Eropa Targetkan Mandiri soal Energi di 2030

1. Sekitar 16 jam negosiasi dilakukan

Pangkas Emisi, Eropa Tak Jual Mobil Bahan Bakar Fosil pada 2035ilustrasi (Unsplash.com/Michael Marais)

Perubahan iklim dan langkah untuk mencegahnya terus diupayakan oleh pemerintah negara-negara di dunia, khususnya blok UE. Pada Rabu dini hari, para menteri lingkungan dari 27 negara anggota UE sepakat untuk tidak menjual mobil berbahan bakar fosil pada 2035.

Menurut Deutsche Welle, kesepakatan itu lahir setelah lebih dari 16 jam dilakukan negosiasi di Luksemburg mengenai undang-undang iklim yang diusulkan. Di dalamnya termasuk menghapus penjualan mobil bahan bakar fosil.

"Dewan juga setuju untuk memperkenalkan target pengurangan emisi CO2 100 persen pada tahun 2035 untuk mobil dan van baru," kata para menteri dalam sebuah pernyataan.

"Krisis iklim dan konsekuensinya jelas, sehingga kebijakan tidak dapat dihindari," kata kepala kebijakan iklim UE, Frans Timmermans.

Baca Juga: Modi Menyombongkan Konstribusi Emisi Karbon India yang hanya 5 Persen

2. Mempercepat pengurangan emisi karbon dari target sebelumnya

Pertemuan pada Rabu yang dilakukan para menteri negara UE juga mendukung kebijakan iklim yang lebih ketat, yang dapat memangkas emisi karbon dari target sebelumnya.

27 negara anggota UE mencapai kesepakatan untuk memangkas gas rumah kaca blok tersebut setidaknya 55 persen pada 2030, bukan sebesar 40 persen seperti yang disapakati sebelumnya, kutip Al Jazeera.

Rancangan aturan itu kemudian akan dinegosiasikan dengan Parlemen Eropa.

"Dewan sekarang siap untuk bernegosiasi dengan Parlemen Eropa untuk menyelesaikan paket tersebut, dengan demikian menempatkan Uni Eropa lebih dari sebelumnya dalam memerangi perubahan iklim," kata Agnes Pannier-Runacher, menteri Prancis untuk transisi energi.

Baca Juga: Balas Sanksi Uni Eropa, Rusia Stop Pasokan Gas untuk 3 Negara Ini

3. Social Climate Fund sebesar Rp918,3 triliun

Pangkas Emisi, Eropa Tak Jual Mobil Bahan Bakar Fosil pada 2035ilustrasi (Unsplashc.om/Jecek Dylag)

Paket aturan yang dirancang, selain menghapus penjualan mobil berbahan bakar fosil pada 2035, juga dirancang untuk menggelontorkan dana subsidi Social Climate Fund. Besaran dana yang disepakati adalah 59 miliar euro atau sekitar Rp918,3 triliun, kutip The Mayor.

Dana itu akan digunakan untuk memberi dukungan pada rumah tangga yang rentan, usaha mikro dan pengguna transportasi. Dana tersebut adalah dana bantuan transisi energi, seperti melakukan dekarbonisasi pemanas dan pendingin udara, renovasi bangunan yang menyerap emisi serta transportasi rendah emisi.

Tiga negara UE, yakni Latvia, Lithuania dan Polandia telah meminta dana yang lebih besar dari jumlah tersebut, tetapi gagal. Sedangkan Finlandia, Denmark dan Belanda yang cenderung kaya, menyerukan rancangan anggaran pendanaan yang lebih sedikit.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya