Daya Saing Indonesia Berada di Posisi Empat Terbawah, Ini Kata Ekonom

Turun satu peringkat dibandingkan tahun lalu

Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Center, merilis laporan dan peringkat tahunan terkait daya saing antarnegara di dunia. Dari total 63 negara yang masuk dalam analisanya, Indonesia turun satu peringkat dari tahun lalu yakni di nomor 43. Sedangkan dalam skala Asia Pasifik, Indonesia ada di peringkat empat terbawah dari 14 negara.

Kelompok riset yang berpusat di Swiss tersebut menggunakan 258 indikator. Di antaranya hard  data seperti statistik ketenagakerjaan dan perdagangan nasional, serta soft  data dari Executive Opinion Survey  yang mengukur persepsi bisnis terhadap masalah. Di antaranya seperti korupsi, kepedulian lingkungan, dan kualitas hidup.

1. Indonesia mengalami penurunan di mayoritas kategori

Daya Saing Indonesia Berada di Posisi Empat Terbawah, Ini Kata Ekonomtripvivid.com

Ada beberapa indikator utama untuk menentukan rata-rata dan peringkat secara global. Di antaranya economic performance, business efficiency, government efficiency, dan infrastructure. Dibanding tahun sebelumnya, peringkat Indonesia dalam empat kategori tersebut cenderung turun, kecuali economic performance yang naik enam peringkat dari 33 ke 27. 

2. Upaya pemerintah belum efektif meningkatkan performa Indonesia

Daya Saing Indonesia Berada di Posisi Empat Terbawah, Ini Kata Ekonomnationsonline.org

Mencermati hal tersebut, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan sejak awal pemerintah berupaya melakukan deregulasi dan debirokrasi, ditambah dengan paket-paket stimulus, serta percepatan pembangunan infrastruktur.

Sejumlah tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, daya saing antaranegara, dan mengurangi high cost economy, terutama logistik.

"Kalau sekarang indeks competitiveness  kita turun, itu artinya upaya tersebut belum signifikan atau berdampak besar," ujar Enny ketika dihubungi IDN Times, Kamis (24/5).

Baca juga: Pelemahan Rupiah Terburuk di Asia, Pemerintah Dianggap Kecolongan

3. Dunia pendidikan dan tenaga kerja mempengaruhi pelemahan daya saing

Daya Saing Indonesia Berada di Posisi Empat Terbawah, Ini Kata Ekonomcompassion.com.au

Dalam laman IMD World Competitiveness Center, disebutkan pula pelemahan dalam sektor pendidikan, ketenagakerjaan, pariwisata, dan infrastruktur menjadi alasan penurunan peringkat sejumlah negara, terutama Indonesia.

Menurut Enny, link and match  dunia pendidikan dengan ketenagakerjaan di Indonesia masih rendah. Sekitar 60 persen tenaga kerja di Tanah Air berjenjang SMP ke bawah, sehingga masih sedikit yang menjadi tenaga ahli atau pemegang sertifikasi. Tingkat ketersediaan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh industri dan dunia usaha pun belum terpenuhi.

"Padahal sektor-sektor yang banyak berkembang dan pertumbuhannya di atas rata-rata ekonomi nasional ini kan jasa," ujar Enny. "Akhirnya ini tidak terlalu berdampak terhadap penyerapan lapangan kerja."

4. Perbandingan Amerika dengan Indonesia

Daya Saing Indonesia Berada di Posisi Empat Terbawah, Ini Kata Ekonomkoreaherald.com

Naik empat peringkat pada tahun ini, Amerika Serikat menempati posisi pertama dalam list yang dikeluarkan oleh IMD. Salah satu alasan AS bertengger di puncak adalah keadaan ekonomi yang terus membaik.

"Kebijakan Amerika ini, kan proteksionis, sehingga daya saing aksesibilitas produk-produk dalam negerinya meningkat," tutur Enny.

Penguatan nilai dolar terhadap mata uang negara asing juga berperan besar. Hal ini menyebabkan harga produk-produk dari luar jauh lebih mahal dibandingkan produk yang dihasilkan Amerika. 

Baca juga: Rupiah Kembali Melemah, Sektor Pariwisata Dinilai Bisa Menyelamatkan

Topik:

Berita Terkini Lainnya