Petani Perancis Ancam Blokir Kilang Minyak Sawit Impor

Sikap anti-sawit yang ditunjukkan para petani

Persatuan petani terbesar di Perancis menyerukan agar kilang-kilang minyak di Perancis diblokir pada Kamis (6/6). Hal ini merupakan buntut dari kebijakan pihak berwenang yang mengizinkan penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku di kilang biofuel, La Mede-nya, mulai bulan ini.

1. Minyak sawit impor mengancam produksi minyak lokal

Petani Perancis Ancam Blokir Kilang Minyak Sawit Imporjamieoliver.com

Dikutip dari laman Thestar.com, para petani yang menanam biji lokal seperti rapeseed menganggap impor minyak sawit yang lebih murah merupakan persaingan tak sehat dan bertentangan dengan tujuan biofuel.

"Di seluruh negeri, petani akan memblokir situs-situs strategis yang merupakan simbol distorsi persaingan yang kita hadapi," ujar Presiden FNSEA, Christiane Lambert, meski belum jelas mana saja perusahaan yang akan mereka blokir.

2. Penggunaan minyak sawit menuai banyak kritikan

Petani Perancis Ancam Blokir Kilang Minyak Sawit Imporvogue.com

Selama ini minyak kelapa sawit telah banyak dikritik di Eropa, karena dianggap menyebabkan deforestasi di Asia Tenggara. Indonesia menjadi salah satu negara yang disorot karena sumbangsihnya dalam produksi minyak sawit.

3. Indonesia dianggap memperburuk deforestasi dengan penanaman lahan pohon sawit

Petani Perancis Ancam Blokir Kilang Minyak Sawit ImporLivestrong.com

Arif Havas Oegroseno, Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, menanggapi isu terkait sikap antisawit yang marak di kalangan Uni Eropa (UE). Dia mengemukakan sepuluh fakta dan analisis untuk memperkuat praduga tentang Indonesia yang dianggap turut memperburuk deforestasi.

Dia berpendapat, pada rentang yang sama, yakni sekitar 64 tahun, kebun sawit berkembang dari 597.000 hektare menjadi 10 juta hektare.

"Suatu proses yang sangat lambat dan membuktikan bahwa sawit bukan penyebab deforestasi," kata dia seperti dikutip dalam Harian Kompas.

Selain itu, laporan yang dirilis UE sendiri menyebutkan penyebab defortasi tertinggi adalah sektor peternakan, yaitu 24 persen, kedelai (5,4 persen), jagung (3,3 persen), sawit (2,5 persen). Cukup kontradiktif dengan sikap antisawit yang mereka anut atas nama deforestasi.

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya