Kanada Kucurkan Dana ke Indonesia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Dunia sedang berpacu dengan waktu mengurangi emisi karbon

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, memberikan bantuan sebesar 15 juta dolar Kanada melalui Fakultas Matematika dan Fakultas Lingkungan Universitas Waterloo kepada Indonesia. Bantuan tersebut diberikan dalam rangka strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dunia.

Pendanaan ini akan dialokasikan untuk mendukung proyek Flood Impacts, Carbon Pricing and Ecosystem Sustainability (FINCAPES) yang bermitra dengan dua universitas ternama di Indonesia, yaitu Universitas Prasetiya Mulya dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Proyek FINCAPES akan memainkan peran kunci dalam membantu Indonesia meningkatkan upaya adaptasi dan mitigasi iklim di berbagai wilayah kritis. Kami senang dapat bekerja sama dengan Universitas Waterloo dalam memperkuat kemitraan kami dengan Indonesia sekaligus memajukan upaya bersama dalam menghadapi dampak perubahan iklim,” ungkap Kepala Kerjasama Pembangunan Kanada untuk Indonesia, Kevin Tokar, pada peluncuran resmi FINCAPES, Senin (20/2/2023) di Jakarta.

Baca Juga: Kanada Siap Kolaborasi dengan Strategi Indo Pasifik ASEAN 

1. Dunia sedang berpacu mengurangi emisi karbon

Kanada Kucurkan Dana ke Indonesia untuk Mitigasi Perubahan IklimPeluncuran program strategi dan mitigasi antara Indonesia dan Canda, FINCAPES, Senin (20/02/2023) di Jakarta (IDN Times, Raihan Ali)

Sementara itu, Direktur Proyek FINCAPES, Jean Lowry, mengatakan, saat ini dunia sedang berpacu dengan waktu untuk mengurangi emisi karbon di atmosfer. Hal tersebut bertujuan untuk memperlambat serta membalikkan tren pemanasan global yang akan merusak dunia.

Ia menambahkan, semua negara harus segera melakukan upaya adaptasi hingga mitigasi untuk mengatasi perubahan iklim.

“Sangat penting bagi semua negara untuk segera melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan kami sangat senang dapat mendukung pekerjaan penting ini di Indonesia,” kata Jean.

Baca Juga: Wansus: Rencana Dagang Karbon, Solusi Terbaik Atasi Perubahan Iklim? 

2. Tiga program utama mitigasi perubahan iklim

Kanada Kucurkan Dana ke Indonesia untuk Mitigasi Perubahan Iklimilustrasi karbon (Pixabay/niekverlaan)

Dalam pelaksanannya, FINCAPES memiliki tiga program utama yang dirancang untuk meningkatkan dan mempercepat Indonesia untuk beradaptasi dalam memitigasi perubahan iklim.

Pertama, peneliti dari Universitas Waterloo dan mitra Indonesia akan mengembangkan model risiko keuangan baru yang inovatif untuk membantu pemerintah daerah, industri, dan masyarakat rentan. Utamanya dalam memperkirakan dan mempersiapkan biaya sosial ekonomi terkait perubahan iklim.

Kedua, proyek tersebut akan berfokus pada peningkatan upaya ambisius Indonesia untuk memulihkan penyerapan karbon dengan membantu melindungi dan merehabilitasi lahan gambut dan ekosistem bakau yang kritis. Proyek ini akan berusaha melestarikan keanekaragaman hayati lokal.

Ketiga, komponen ini akan mendukung pengembangan kebijakan pajak karbon dan program pembatasan dan perdagangan karbon yang akan menjadi bagian penting dari upaya pengurangan gas rumah kaca serta membantu transisi negara ke energi rendah karbon.

Baca Juga: 9 Negara Dukung Ambisi Indonesia Kurangi Emisi Karbon

3. Transisi Indonesia ke ekonomi rendah karbon

Kanada Kucurkan Dana ke Indonesia untuk Mitigasi Perubahan Iklimpixabay.com/CCPAPA

Di sisi lain, Ketua Tim FINCAPES dari Universitas Waterloo, Prof. Stefan Steiner mengatakan, program kerja sama tersebut akan berfokus membantu Indonesia bertransisi ke ekonomi rendah karbon. Hal tersebut juga sekaligus menjadikan Indonesia menjadi tempat tinggal yang berkelanjutan dan lebih sehat.

Menurut dia, upaya itu sejalan dengan adaptasi perubahan iklim yang ditekankan dalam 'Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB' di Mesir. Termasuk menggambarkan upaya PBB dalam membantu berbagai negara dalam beradaptasi meningkatkan dampak perubahan iklim.

“Tanggapan yang efektif dan berkelanjutan terhadap ancaman emisi karbon sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat rentan di Indonesia dan di seluruh dunia,” kata Steiner.

Adapun peluncuran tersebut, dihadiri oleh Rektor IPB, Arif Satria dan Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Djisman S. Simandjuntak, serta delegasi dari Presiden dan Wakil Rektor Universitas Waterloo, Viveiek Goel; Dekan Fakultas Matematika, Mark Giesbrecht; dan Dekan Fakults Lingkungan, Bruce Frayne.

Baca Juga: Bank Dunia Kucurkan Rp320 Miliar untuk Kurangi Emisi Karbon di Kaltim

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya