4 Sebab Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Cemerlang di 2022

Ekonomi China telah mulai pulih usai diterpa badai COVID-19

Jakarta, IDN Times – Bank investasi Morgan Stanley menyebut bahwa ekonomi China akan bangkit dari penurunan yang terjadi sebelumnya karena negara itu melonggarkan kebijakan.

Tahun lalu China telah memperketat kebijakan moneternya, memulai upaya pengurangan utang (deleveraging) agresif karena berusaha memangkas utang di sektor properti. Dalam laporan pada 21 Desember, Morgan Stanley menyebut bahwa pada 2021 China berhasil memotong rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 10 poin persentase. Besarnya pemotongan ini belum pernah terjadi sejak periode 2003 hingga 2007.

“Laju pengetatan terbukti terlalu agresif, mengingat pemulihan pertumbuhan konsumsi dibatasi karena gelombang Delta dan pendekatan nol COVID China yang terus berlanjut, yang membuat konsumsi di bawah tren,” ujar bank tersebut.

Namun, Morgan Stanley mengatakan mereka lebih bullish daripada konsensus dan memproyeksikan pertumbuhan PDB di China meningkat hingga 5,5 persen pada tahun 2022.

Analis umumnya memperkirakan ekonomi China akan tumbuh sekitar 5 persen pada tahun 2022. Deutsche Bank memperkirakan pertumbuhan sekitar 5 persen, sementara Nomura memproyeksikan pertumbuhan 4,3 persen. Analis juga telah memangkas perkiraan mereka untuk PDB China di 2021, dengan perkiraan berkisar antara 7,7 persen hingga 8,8 persen.

Berikut adalah empat alasan mengapa Morgan Stanley memproyeksikan ada peningkatan ekonomi China pada 2022 mendatang.

Baca Juga: Ada RCEP, Hubungan Ekonomi RI-China Diprediksi Bakal Makin 'Mesra'

1. Pelonggaran kebijakan

4 Sebab Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Cemerlang di 2022Gedung People's Bank of China, China (centralbanking.com)

Morgan Stanley mengatakan para pembuat kebijakan China telah menghentikan upaya deleveraging mereka dan mulai melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal dalam beberapa minggu terakhir.

Morgan Stanley mencatat ada dua putaran pemotongan rasio persyaratan cadangan baru-baru ini, melepaskan likuiditas ke dalam perekonomian. Upaya itu dibarengi dengan panduan untuk mengalokasikan lebih banyak pinjaman ke usaha kecil dan menengah, serta hipotek dan pengembang.

2. Lebih banyak bantuan untuk sektor real estate China ke depan

4 Sebab Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Cemerlang di 2022Seorang anggota staf berjalan melewati sebuah sketsa Presiden China Xi Jinping memakai masker pelindung (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song)

Pada paruh kedua tahun lalu, sektor properti China mengalami masalah krisis utang, di mana sejumlah pengembang properti negara itu, termasuk Evergrande, mengalami gagal bayar. Bencana itu telah merusak kepercayaan pembeli rumah, membuat penjualan properti anjlok.

Namun, Morgan Stanley mengatakan bahwa bantuan akan datang, dimana kalibrasi ulang kebijakan sedang berlangsung sekarang.

“Misalnya, bank telah diberitahu untuk meningkatkan pinjaman hipotek dan menurunkan suku bunga pinjaman, sementara beberapa kota melonggarkan pembatasan pembelian properti. Pihak berwenang juga telah mengumumkan rencana untuk menggelar proses restrukturisasi utang yang dikelola untuk membatasi risiko default,” kata Morgan Stanley, dikutip dari CNBC, Selasa (4/1/2021).

Pukulan terhadap kepercayaan investor telah berdampak pada arus kas pengembang karena pendanaan mengering. Tetapi Morgan Stanley menyebut pembuat kebijakan sekarang mengambil langkah-langkah untuk memastikan kebutuhan dana pengembang terpenuhi. Itu termasuk mendesak bank untuk meningkatkan pinjaman pembangunan dan mencabut pembatasan penerbitan obligasi dalam negeri.

3. Target energi diatur ulang pada 2022

4 Sebab Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Cemerlang di 2022Presiden China Xi Jinping (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Pembatasan impor batubara Australia, rencana China untuk mengurangi emisi karbon dan lonjakan ekspor berkontribusi pada pemadaman listrik di seluruh negeri awal tahun lalu.

Morgan Stanley juga menyebut bahwa target dan tujuan energi untuk mengurangi konsumsi daya juga ternyata terlalu agresif karena pertumbuhan PDB China sangat bergantung pada produksi industri.

“Namun, begitu masalah kelangkaan batu bara muncul, pembuat kebijakan telah melakukan intervensi dengan cepat dan efektif,” tulis bank tersebut.

Morgan Stanley menyebut akan ada pengaturan ulang dari target energi tersebut pada tahun 2022.

“Kami telah melihat perputaran cepat dalam produksi dan ketersediaan batu bara, dengan penambangan dimulai kembali dan produsen listrik diizinkan menaikkan harga untuk menutupi kenaikan biaya input,” tulis Morgan Stanley.

Baca Juga: Ini Ajakan China ke Indonesia dan Negara Kawasan Laut China Selatan

4. Ekspor tetap kuat di 2022

4 Sebab Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Cemerlang di 2022Ilustrasi Presiden Tiongkok Xi Jinping tengah berbincang dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Bank juga mengatakan pendekatan nol COVID China telah mencegah gangguan pada produksi pabrik dan bahkan menyebabkan peningkatan pangsa ekspor globalnya.

“Latar belakang global yang menguntungkan selanjutnya akan mendorong pertumbuhan perdagangan yang kuat,” tulis Morgan Stanley.

Namun, bank mencatat bahwa salah satu faktor yang mungkin diwaspadai oleh investor adalah apakah akan ada gangguan rantai pasokan dan kemacetan normal tahun depan yang menyebabkan China tidak bisa memenuhi sebagian dari ekspor global.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya