Abaikan The Fed, Rupiah Menguat di Level Rp14.816
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (27/6/2022).
Dikutip dari Bloomberg, rupiah menguat 32 poin ke level Rp14.816 per dolar AS sore ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.848 per dolar.
Baca Juga: Banyak Sentimen Positif, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp14.816
1. Penguatan rupiah sesuai prediksi analis
Sebelumnya pagi tadi Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah bisa menguat terhadap dolar AS karena sentimen positif pasar terhadap aset berisiko pagi tadi.
Dalam pemaparannya, Ariston menyebut Indeks saham Asia terlihat bergerak positif pagi tadi mengikuti pergerakan positif indeks saham Eropa dan AS di akhir pekan kemarin. Ia juga mengatakan pasar mungkin melihat bahwa kebijakan bank sentral dunia untuk menaikan suku bunga acuan mungkin bisa mengendalikan inflasi dengan penurunan harga-harga komoditi belakangan ini.
“Jadi kekhawatiran pasar terhadap inflasi mereda,” katanya.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Negara Larang Penggunaan Mata Uang Kripto, Mengapa?
2. Komitmen the Fed bayangi rupiah
Tapi di sisi lain, Ariston menyebut sikap the Fed yang masih akan menaikan suku bunga acuannya masih bisa memicu penguatan dolar AS kembali terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah. Mendekati akhir Juli, the Fed diperkirakan akan kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 75 bp menjadi 2,25-2,50 persen.
“The Fed diperkirakan akan menaikan suku bunga hingga 3 persen, hingga akhir tahun. Bank Sentral AS berkomitmen untuk menurunkan angka inflasi AS dengan kebijakan pengetatan moneter yang agresif,” katanya.
Baca Juga: Sektor yang Cocok untuk Pilihan Investasi saat Inflasi Tinggi, Cek ya!
3. Inflasi tekan rupiah
Ariston juga menyebut dari dalam negeri, tekanan inflasi yang mulai merangkak naik mungkin bisa menjadi penekan rupiah.
“Inflasi bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi,” katanya.