Ada RCEP, Hubungan Ekonomi RI-China Diprediksi Bakal Makin 'Mesra'

China merupakan partner dagang terbesar Indonesia

Jakarta, IDN Times – Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pandemik COVID-19 yang terjadi selama hampir dua tahun terakhir merupakan waktu yang sangat menantang bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. 

Namun demikian, ia mengatakan ekonomi global sudah mulai pulih secara bertahap dari pandemik, salah satunya China. Shinta menjelaskan bahwa perekonomian China mampu lolos dari kontraksi ekonomi hanya satu kuartal saja. Sementara itu, negara lain di dunia mengalami resesi akibat ekonominya terdampak pandemik.

“Bahkan saat ini, saya pikir perkiraan ekonomi China masih menjadi salah satu yang terkuat di wilayah (Asia) dengan proyeksi indeks kepercayaan konsumen yang kuat, PMI yang kuat, dan pertumbuhan keseluruhan oleh IMF sebesar 8 persen di 2021 dan 5 persen di 2022,” jelasnya dalam webinar Economic Forecast and Business Opportunities in China 2021-2022, Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Singapura Jadi Negara Pertama Meratifikasi Perdagangan Bebas RCEP

1. China partner dagang terbesar Indonesia

Ada RCEP, Hubungan Ekonomi RI-China Diprediksi Bakal Makin 'Mesra'Xi Jinping dan Jokowi (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/Biro Pers Kepresidenan RI)

Dalam pemaparannya, Sinta mengatakan bahwa dinamika ekonomi China memiliki banyak korelasi dengan ekonomi Indonesia. Sebab, China merupakan partner dagang terbesar Indonesia. Menurut Sinta, sekitar 20 persen ekspor global Indonesia diserap China di 2020, naik 13,6 persen dibandingkan 2019 meski ada pandemik.

“Bahkan di basis kuartalan, ekspor Indonesia ke China terus naik,” katanya.

Ia menyebut ekspor Indonesia ke China di Q2 2021 telah mencapai 12,23 miliar dolar AS. jumlah itu hampir dua kali lipat rata-rata ekspor triwulanan ke China dalam empat tahun terakhir.

2. China investor utama Indonesia

Ada RCEP, Hubungan Ekonomi RI-China Diprediksi Bakal Makin 'Mesra'Xi Jinping tiba di upacara peletakan karangan bunga di Monumen untuk Pahlawan Rakyat di Lapangan Tiananmen, memperingati 70 tahun pendirian Republik Rakyat Tiongkok pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Selain itu, ia juga menyebut China juga merupakan investor top Indonesia, dengan sekitar 25 persen inbound investasi asing langsung (FDI) sampai kuartal II (Q2) 2021 berasal dari China dan Hong Kong. Investasi China di Indonesia juga tersebar ke banyak sektor bisnis.

“Membuat China sebagai partner bisnis di hampir semua aspek ekonomi,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa China telah membantu Indonesia dalam penanganan pandemik hingga kerja sama vaksin.

“Semakin dalam dan dekat kita satu sama lain, semakin kita berbagi pembangunan ekonomi dan kemakmuran kita, semakin kita mendapat manfaat dari satu sama lain,” jelasnya.

Baca Juga: Xi Jinping Sebut China Mau Bikin Bursa Saham untuk Usaha Kecil

3. Hubungan Indonesia-China di 2022

Ada RCEP, Hubungan Ekonomi RI-China Diprediksi Bakal Makin 'Mesra'Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Shinta menyampaikan bahwa ia yakin hubungan ekonomi China dan Indonesia di 2022 akan masih terjalin dengan baik. Apalagi dengan adanya perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang diperkirakan akan mulai berlaku tahun depan setelah diratifikasi.

Ia menyebut RCEP akan menciptakan akses pasar yang lebih besar ke perdagangan dan investasi antara Indonesia dan China, yang bahkan lebih dari yang dimiliki saat ini di bawah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-China.

“Dengan RCEP, Indonesia dan China akan mampu menjalin kerja sama ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seperti dalam e-commerce, telekomunikasi, jasa keuangan, juga untuk memfasilitasi UMKM ke rantai pasokan regional,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan studi, jika Indonesia bisa memanfaatkan RCEP dengan baik untuk meningkatkan aktivitas perdagangan dan investasinya dengan partner regional termasuk China, maka Indonesia bisa menikmati welfare gain sebesar 1,52 miliar dolar AS dan kenaikan produk domestik bruto (PDB) 0,05 persen per tahun hingga 2032.

“Dan pertumbuhan ekspor sebesar 7,2 persen berkat keterlibatan Indonesia di rantai nilai global (GVC) dibawah RCEP,” terangnya.

Baca Juga: Bos IMF Bantah Tuduhan Pro-China dan Manipulasi Laporan Bank Dunia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya