Apa Dampak Mining Bitcoin pada Lingkungan hingga Disetop Tesla?

Ada lebih dari 150 triliun daya mining Bitcoin per detiknya

Jakarta, IDN times – Perusahaan mobil listrik Amerika Serikat (AS) Tesla telah membeli Bitcoin senilai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp21 triliun pada Februari 2021. Dalam pengajuan kepada Securities and Exchange Commission (SEC), perusahaan milik miliarder Elon Musk itu menyebut alasan membeli Bitcoin adalah agar memiliki lebih fleksibel untuk mendiversifikasi dan memaksimalkan pengembalian uang tunai perusahaan.

Pada saat itu, Tesla juga mengumumkan akan menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran membeli mobilnya. Hal ini menjadi kenyataan ketika Musk mengumumkan lewat Twitternya pada Maret bahwa mobil Tesla sudah bisa dibeli menggunakan Bitcoin.

Namun, baru-baru ini pada Mei, Musk mengumumkan menangguhkan penggunaan Bitcoin untuk membeli kendaraan listrik Tesla. Alasannya adalah karena masalah iklim. Ia juga mengatakan Tesla tidak akan menjual Bitcoin yang dimilikinya, dan akan menggunakan Bitcoin untuk transaksi segera setelah penambangan (mining) Bitcoin dilakukan dengan energi yang lebih berkelanjutan.

“Kami juga melihat cryptocurrency lain yang menggunakan kurang dari 1 persen dari energi Bitcoin per transaksi,” kata CEO Tesla itu dalam tweet pada Rabu (12/5/2021).

Lalu, seberapa burukkah dampak penambangan Bitcoin bagi lingkungan hingga Musk mengumumkan penangguhan tersebut?

Baca Juga: Diduga Ladang Ganja di Inggris, Pas Digerebek Ternyata Tambang Bitcoin

1. Apa itu penambangan Bitcoin?

Apa Dampak Mining Bitcoin pada Lingkungan hingga Disetop Tesla?Ilustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Toru Hanai)

Penambangan Bitcoin adalah metode menghasilkan koin baru di mana komputer digunakan untuk memecahkan rumus atau teka-teki matematika yang kompleks. Menurut Investopedia, masalah ini begitu kompleks sehingga tidak dapat diselesaikan dengan tangan dan cukup rumit hingga mampu membebani komputer yang sangat kuat sekalipun.

Hasil penambangan Bitcoin ada dua. Pertama, ketika komputer memecahkan masalah matematika yang rumit ini di jaringan Bitcoin, mereka menghasilkan Bitcoin baru. Kedua, dengan memecahkan masalah matematika komputasi, penambang Bitcoin membuat jaringan pembayaran Bitcoin yang dapat dipercaya dan aman dengan memverifikasi informasi transaksinya.

Cryptocurrency atau mata uang digital sendiri dibangun di atas jaringan terdesentralisasi yang harus ditambang agar berfungsi.

2. Mengapa Bitcoin buruk bagi lingkungan?

Apa Dampak Mining Bitcoin pada Lingkungan hingga Disetop Tesla?Pixabay.com/ Michael Wuensch

Meskipun Bitcoin tidak diatur karena terdesentralisasi, namun proses verifikasi dari tiap transaksinya masih perlu dilakukan. Tanggung jawab untuk melakukan hal ini diserahkan pada para penambang (miners), yang secara efektif bertindak sebagai auditor yang memperbarui buku besar.

Untuk melakukan ini, penambang berlomba untuk memecahkan nomor acak, yang dirilis kira-kira setiap 10 menit. Bagi yang berhasil melakukannya akan mendapat imbalan koin. Namun, pengejarannya melibatkan sejumlah besar kekuatan pemrosesan komputer, dan ketika blockchain menjadi lebih panjang, perhitungannya menjadi lebih rumit, membutuhkan penggunaan superkomputer untuk mencari solusi rumusnya.

Menurut Independent, lebih dari 150 triliun upaya untuk menebak angkanya sekarang dilakukan setiap detik setiap hari di seluruh dunia, yang bisa dipastikan melibatkan sangat banyak komputer. Oleh karenanya, para penambang cryptocurrency ini membutuhkan listrik dalam jumlah besar untuk menjalankan bisnis mereka.

Pendiri Digiconomist Alex de Vries menyebut satu transaksi Bitcoin meninggalkan jejak karbon 360kg, dibandingkan dengan 500mg dari transaksi Visa rata-rata. Menurut Digiconomist, penambangan Bitcoin memiliki jejak karbon yang sebanding dengan yang dikeluarkan Selandia Baru, menghasilkan 36,95 megaton CO2 setiap tahunnya. Ini dikarenakan penambangan Bitcoin masih menggunakan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Baca Juga: Elon Musk Bahas Mining Ramah Lingkungan, Harga Bitcoin Melonjak Tajam

3. Harga Bitcoin naik, aktivitas mining juga naik

Apa Dampak Mining Bitcoin pada Lingkungan hingga Disetop Tesla?Ilustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Benoit Tessier)

Republic World mengatakan bahaya dampak lingkungan dari penambangan cryptocurrency bisa meningkat seiring kenaikan harga Bitcoin. Sebab, jika harga Bitcoin naik, maka jumlah energi yang dikonsumsi juga naik karena penambang akan lebih termotivasi untuk menambang koin saat harga naik, di mana lebih banyak pengguna tertarik untuk bergabung dengan jaringan Bitcoin.

Sejalan dengan pandangan Digiconomist, menurut studi University of Cambridge, penambangan Bitcoin mengkonsumsi lebih dari 120 Terawatt Hours (Twh) listrik setiap tahun. Jumlah itu setara lebih banyak energi daripada yang dihabiskan Malaysia, Swedia, dan Argentina jika digabungkan.

Menurut penelitian tersebut, jika Bitcoin adalah sebuah negara, itu akan menjadi salah satu dari 30 konsumen energi teratas.

Baca Juga: Elon Musk Bahas Mining Ramah Lingkungan, Harga Bitcoin Melonjak Tajam

Topik:

  • Anata Siregar
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya