AS-Tiongkok Lakukan Pembicaraan, Cari Solusi Perang Dagang?

AS-Tiongkok komunikasi dua kali dalam kurang dari seminggu

Jakarta, IDN Times – Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) telah memulai komunikasi normal di bidang ekonomi dan perdagangan, dan akan bekerja sama untuk memecahkan masalah spesifik secara praktis bagi prdusen dan konsumen, kata Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOFCOM), Kamis (3/6/2021),

Menurut juru bicara MOFCOM Gao Feng, telah terjadi dua kali pembicaraan antara Tiongkok-AS dalam waktu kurang dari satu minggu. Pembicaraan terbaru terjadi pada Rabu, di mana Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He mengadakan pertemuan virtual dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Enam hari sebelumnya atau pada 27 Mei, telah terjadi panggilan telepon antara Liu dan Perwakilan Dagang AS Katherine Tai.

Baca Juga: Dagang Senjata ke Junta Myanmar, Tiongkok-Rusia Dituding Uni Eropa Ini

1. Pertemuan virtual berjalan lancar

AS-Tiongkok Lakukan Pembicaraan, Cari Solusi Perang Dagang?Menteri Keuangan AS Janet Yellen (Wikimedia/By Federalreserve - BKLM4457)

Dalam konferensi pers rutin pada Kamis di Beijing, Gao Feng memberikan rincian lebih lanjut tentang percakapan terbaru tersebut dan mengatakan bahwa komunikasi awal antara kedua belah pihak berjalan lancar.

“Kedua pihak berpikir bahwa pembicaraan itu profesional, jujur, dan konstruktif. China dan AS telah memulai komunikasi normal di bidang ekonomi dan perdagangan,” kata Gao.

Ia juga menekankan bahwa dalam kedua dialog, kedua belah pihak mengadopsi sikap kesetaraan dan saling menghormati, dasar penting untuk pembicaraan yang ditekankan oleh para pejabat Tiongkok.

2. Membahas banyak isu

AS-Tiongkok Lakukan Pembicaraan, Cari Solusi Perang Dagang?Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Menurut Gao, kedua pertemuan berlangsung sekitar 50 menit dan kedua belah pihak bertukar pandangan tentang situasi umum hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral, kebijakan domestik dan isu-isu lainnya.

“Ke depan, demi kedua negara dan seluruh dunia, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah spesifik secara pragmatis bagi produsen dan konsumen dan mempromosikan perkembangan yang sehat dan stabil dari hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS,” Gao kata, mengutip Global Times.

Baca Juga: Perang Dagang Australia-Tiongkok Memanas, Harga Batu Bara Terkerek

3. Tarif jadi masalah utama

AS-Tiongkok Lakukan Pembicaraan, Cari Solusi Perang Dagang?Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Meskipun ada perbedaan besar antara kedua negara dalam berbagai masalah, analis perdagangan Tiongkok mengatakan bahwa masalah yang paling mendesak untuk ditangani oleh kedua belah pihak adalah tarif hukuman yang telah diterapkan kedua pihak. Ia juga menyerukan upaya untuk secara bertahap menurunkan atau menghapus tarif yang dikenakan selama tiga tahun terakhir.

“Tarif adalah masalah terbesar dan paling langsung yang dihadapi hubungan China-AS, dan langkah-langkah khusus diperlukan untuk secara bertahap mengurangi atau menghapus tarif hukuman yang telah dikenakan selama tiga tahun terakhir,” kata Tu Xinquan, dekan Institut China untuk Studi WTO di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional di Beijing, kepada Global Times, Kamis.

AS-Tiongkok telah terlibat perang tarif di era pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Di bawah pemerintahan Trump, AS menjatuhkan tarif senilai 50 miliar dolar AS pada impor Tiongkok pada April 2018. Selama dua tahun berikutnya, perang tarif meluas hingga mencapai lebih dari 370 miliar dolar AS dalam impor AS dari Tiongkok. Tindakan ini menyebabkan peningkatan tarif rata-rata AS untuk barang-barang Tiongkok menjadi 19,3 persen dari 3,1 persen.

Menurut Tu, kampanye proteksionis perdagangan sepihak itu telah mendatangkan malapetaka pada perdagangan bilateral dan lanskap perdagangan global. Setelah perang dagang tiga tahun dengan Tiongkok, total perdagangan AS turun sebesar 50 miliar dolar AS, sementara defisit perdagangannya membengkak sebesar 200 miliar dolar AS.

Baca Juga: Sesumbar Joe Biden Amerika Tak Bisa Dikalahkan Tiongkok

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya