AS Versus Tiongkok, Siapa yang Paling Kaya Selama 50 Tahun ke Depan?

Tiongkok dan AS telah bersaing dalam banyak hal

Jakarta, IDN Times - Persaingan antara Amerika Serikat (AS), negara dengan perekonomian terbesar di dunia, dengan Tiongkok, yang memiliki ekonomi terbesar kedua, semakin jelas terlihat dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi.

Namun, saat berbicara tentang siapa di antara kedua negara tersebut yang akan lebih kaya atau memiliki ukuran Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita terbesar selama 50 tahun ke depan atau lebih, ekonom mengatakan jawabannya adalah Amerika Serikat.

“Saya pikir sangat tidak mungkin ... China akan mencapai tingkat PDB per kapita AS - itulah ukuran kekayaan kami - setidaknya untuk 50 tahun ke depan,” kata Simon Baptist, kepala ekonom global di Economist Intelligence Unit, mengutip CNBC, Jumat, 26 Maret 2021.

Baca Juga: Hubungan Dagang AS-Tiongkok Tetap Tegang di Era Biden, Ini Sebabnya

1. Angka PDB per kapita AS dan Tiongkok

AS Versus Tiongkok, Siapa yang Paling Kaya Selama 50 Tahun ke Depan?Seorang anggota staf kebersihan Gedung Putih menyemprot ruang arahan pada malam Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dari Walter Reed Medical Center setelah terkena penyakit virus korona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott)

Menurut Data Dana Moneter Internasional (IMF) terbaru yang tersedia, PDB per kapita Tiongkok diperkirakan 10.582,10 dolar AS pada 2020. Nilai itu sekitar enam kali lebih kecil dari PDB per kapita AS yang sebesar 63.051.40 dolar.

Namun, PDB Tiongkok secara keseluruhan telah berhasil pulih lebih cepat dari pandemik COVID-19 yang terjadi saat ini. Tiongkok menjadi satu-satunya negara dengan ekonomi besar yang tumbuh tahun lalu, yaitu mencatat pertumbuhan PDB sebesar 2,3 persen.

Sebaliknya, ekonomi AS berkontraksi sebesar 3,5 persen pada 2020 dibandingkan dengan tahun lalu, menurut perkiraan Biro Analisis Ekonomi.

2. AS tidak akan mundur

AS Versus Tiongkok, Siapa yang Paling Kaya Selama 50 Tahun ke Depan?Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, bersama Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih, Kamala Harris. (Facebook.com/joebiden)

Komentar Baptist dikeluarkan setelah konferensi pers resmi pertama Joe Biden sejak menjabat sebagai presiden AS. Dalam konferensi itu, Biden mengatakan dia tidak akan membiarkan Tiongkok menjadi negara terkemuka secara global.

“Saya melihat persaingan ketat dengan China. China memiliki tujuan keseluruhan--dan saya tidak mengkritik mereka untuk tujuan tersebut. Tapi mereka memiliki tujuan keseluruhan untuk menjadi negara terdepan, negara terkaya di dunia dan negara terkuat di dunia,” kata Biden.

“Itu tidak akan terjadi dalam pandangan saya,” tambahnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi AS Diramal Kalahkan Tiongkok Berkat Stimulus Biden

3. Peluang untuk lebih unggul

AS Versus Tiongkok, Siapa yang Paling Kaya Selama 50 Tahun ke Depan?Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Meski Baptist yakin PDB per kapita Tiongkok tidak akan bisa melampaui AS dalam waktu lama, ia mengatakan, Negeri Tirai Bambu itu akan menjadi kekuatan besar lainnya di samping AS di panggung global. Namun, kata dia, untuk mengetahui siapa yang lebih kuat, itu tergantung di mana mereka menggunakan kekuatan itu.

“Saya pikir di Asia, mungkin akan sangat sulit bagi AS untuk tetap menjadi negara paling kuat hingga 2030-an, tetapi mereka akan tetap seimbang untuk waktu yang cukup lama,” kata dia.

Asia telah menjadi medan pertempuran penting dalam persaingan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung. Tiongkok telah memperluas pengaruh ekonomi dan politiknya di wilayah tersebut, ketika upaya AS mundur selama era pemerintahan presiden sebelumnya, Donald Trump.

Namun, kini Biden telah kembali menjadikan Asia sebagai prioritas dalam politik luar negerinya. Dia telah merekrut beberapa ahli Asia terkemuka ke dalam pemerintahannya. Ia juga telah mengadakan pertemuan virtual dengan pemimpin Jepang, India, dan Australia.

Baca Juga: Minat Orang Amerika Investasi di Tiongkok Masih Tinggi

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya