Australia Batalkan Perjanjian Belt and Road dengan Tiongkok

Langkah itu meningkatkan ketegangan hubungan mereka

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Australia telah membatalkan perjanjian Belt and Road yang ditandatangani negara bagian Victoria dengan Tiongkok. Langkah itu membuat marah Tiongkok, meningkatkan ketegangan perdagangan dan diplomatik antara kedua mitra tersebut.

Victoria, negara bagian terbesar dan terkaya kedua di Australia, menandatangani nota kesepahaman tentang Belt and Road Initiative (BRI) dengan pemerintah Tiongkok pada Oktober 2018. Victoria adalah satu-satunya pemerintahan di Australia yang menandatangani inisiatif infrastruktur global khas Presiden Tiongkok Xi Jinping itu.

BRI merupakan bagian dari visi Xi untuk meningkatkan ekonomi Tiongkok di masa depan, dan dimaksudkan untuk membangun koridor perdagangan baru antara Eropa dan Asia, mengikuti jalur jalur sutra (silk road) yang bersejarah.

Baca Juga: Xi Jinping, 'Pangeran' yang Jadi Presiden Tiongkok

1. Ada empat kesepakatan yang dibatalkan

Australia Batalkan Perjanjian Belt and Road dengan TiongkokFacebook / boronebeltoneroad

Dalam sebuah pernyataan Rabu malam (21/4/2021), Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan pemerintah federal telah mengevaluasi lebih dari seribu kesepakatan antara negara bagian dan teritori Australia dan pemerintah asing.

Secara total, empat kesepakatan dibatalkan. Di mana termasuk dua kesepakatan dengan Tiongkok, satu dengan Iran dan satu dengan Suriah. Semua kesepakatan itu ditandatangani oleh pemerintah Victoria.

“Saya menganggap empat perjanjian ini tidak konsisten dengan kebijakan luar negeri Australia atau merugikan hubungan luar negeri kita,” kata Payne dalam pernyataannya, mengutip CNN.

2. Tiongkok mengecam langkah Australia

Australia Batalkan Perjanjian Belt and Road dengan TiongkokSuasana Sydney, Australia (IDN Times/Shemi)

Pembatalan kesepakatan itu dibuat di bawah undang-undang baru yang disahkan Desember lalu, yang menurut para ahli tepat ditujukan pada kesepakatan antara Victoria dan Tiongkok. Namun pada Kamis, saat berbicara kepada radio Australia, Payne mengatakan keputusan itu tidak ditujukan pada negara tertentu.

Namun demikian kedutaan besar Tiongkok di Australia mengecam pembatalan tersebut. Mereka mengungkapkan penentangan atas keputusan tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Ini adalah langkah yang tidak masuk akal dan provokatif lainnya yang diambil oleh pihak Australia terhadap China. Ini lebih lanjut menunjukkan bahwa pemerintah Australia tidak memiliki ketulusan dalam meningkatkan hubungan China-Australia,” kata pernyataan itu. “Pembatalan hanya akan semakin merusak hubungan antara kedua negara.”

Baca Juga: Fakta-fakta Memanasnya Hubungan Tiongkok-Australia

3. Hubungan panas Australia-Tiongkok

Australia Batalkan Perjanjian Belt and Road dengan Tiongkok(Perdana Menteri baru Australia, Scott Morrison) AFP PHOTO/Mark Graham

Keputusan Australia itu dibuat di saat hubungan kedua negara masih dalam keadaan yang kurang baik. Sebagaimana diketahui, Tiongkok dan Australia sudah berada di tengah krisis diplomatik yang memburuk, di mana hubungan antara kedua pemerintah berada pada rekor terendah sejak Australia menyerukan penyelidikan internasional mengenai asal-usul COVID-19 pada April 2020.

Sejak itu, impor Australia senilai jutaan dolar menjadi sulit memasuki pasar Tiongkok. Barang impor itu termasuk kayu, daging sapi, dan beberapa jenis batu bara. Pada Maret, pemerintah Tiongkok juga telah mengumumkan kenaikan tarif hingga 218 persen selama lima tahun pada anggur Australia karena mengklaim mereka melakukan tindakan dumping dan merusak pasar.

Secara keseluruhan, investasi Tiongkok di Australia turun 62 persen pada 2020, turun menjadi hanya 775 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Australia Cabut Kesepakatan Belt and Road, Tiongkok Geram

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya